12.PEMBANTAIAN-1

2.8K 225 24
                                    

Delilla dan Darrel berjalan memasuki kamar tadi.

Rupanya Leli sedang berusaha membuka tali yang menggantung anaknya.

"Ehem"Delilla berdehem keras.

Sontak saja Leli kaget.

"Siapa kalian?!"Wajah Leli kini makin panik.

Hahaha lucu juga wajah angkuh perpuan ini kalau panik.

"Kau tak mengingatku?"ucap Delilla.

"Aku tak mengenalmu!pergi dari sini!"

Hey hey hey,permainam bahkan belum resmi dimulai dan Leli sudah seemosi ini?

Menarik

"Ya ampun kau jahat sekali,kenapa mengusirku seperti itu hmm?"

Delilla mendekat kearah Leli.

El semakin menangis tak karuan,sedanngkan Leli semakin kalang kabut.

"Kau takut??"

Leli tak menjawab.Tanganya sibuk membuka tali yang mengikat tangan anaknya itu.

"Jelas kau takut.Oh ya,kau tak perlu repot repot membuka tali itu,percuma saja"

"Sebenarnya siapa kau ini!?apa mau mu hah!?"

"Aku Delilla,ingat?"

Leli membeku sesaat.Matanya membulat.

"Kau-...."

Belum selesai Leli bicara Delilla sudah menendang tulang keringnya.

"Aaaahhhh"

Bisaku jamin Leli akan sulit berjalan sekarang.

"Ael iket di belakang"

Darrel menurut saja.Semua perintah Delilla ia lakukan tampa protes.

Darrel tau ini salah.Menuruti keinginan Delilla memang salah.

Tapi,mencintai dengan cara yang sedikit ekstrim tidak salahkan?

Oh ayolah,Darrel hanya tak mau mengecewakan Delilla.

Darrel menyeret Leli kebelakang.Darrel mengikat tubuh Leli tepat di hadapan anaknya.

Apa Leli diam saja?

Pastinya tidak.Leli berusaha berontak dan hasilnya.....percuma.

Delilla mengambil botol kaca yang berisi cairan warna merah terang dari ransel Darrel.

Let's play

Delilla menuangkan cairan tadi di kaki El.Dan hasilnya kaki El melepuh,terbakar.

El merintih kesakitan,air mata sudah membanjiri wajah bocah itu.

Leli berteriak,tangisnya pecah melihat anak semata wayangnya tersiksa.

Delilla tertawa puas.Baru saja dimulai dan benalu benalu ini sudah berteriak heboh.

Darrel hanya diam memperhatikan.Tiba-tiba muncul rasa iba pada ibu dan anak ini.

Darrel tak tega.

"Del aku tunggu diluar aja ya"

"Kenapa keluar?"ekspresi Delilla mendadak berubah.

"Eng aku tunggu di luar aja pokoknya"

Darrel berjalan keluar.

Delilla menyeringai.

"Pergilah,hiruplah udara selagi kau bisa"

Delilla kembali melanjutkan aktivitasnya tadi.

Kini botol berisi cairan merah itu berada tepat diatas kepala El.

Dan cairan merah itu sedikit demi sedikit mulai mendarat dikepala bocah itu.

El semakin tak berdaya.Kulit wajah dan kepalanya mulai mengelulas.

Leli terus menjerit histeris melihat anaknya.

Teriakan,tangis,dan ekspresi menderita dari ibu dan anak ini sangat menghibur Delilla.

Tawanya selalu hadir beriringan dengan teriakan ibu dan anak ini.

Kini tangan Delilla tak lagi memegang botol.Sekarang tangan Delilla sedang menggenggam pisau yang sedikit berkarat.

Delilla sedikit merunduk.Belum selesai teriakan El karna kulitnya yang terbakar sekarang teriakan El semakin nyaring saja akibat pisau yang sudah bersarang ditempurung lututnya.

Rasa sakitnya semakin bertambah karena Delilla melakukan semuanya dengan perlahan.

Darah mulai menetes.Bau amis mulai memenuhi ruangan.

Ah aroma inilah yang disukai Delilla.

Delilla terus tertawa sedangkan Leli sudah menangis meraung raung.

Sekarang El sudah tak sadarkan diri.Dia tidak mati.
Delilla bisa memastikan itu.

Delilla berbalik.Tangannya liai memainkan pisau lipat yang baru ia beli.

Delilla menatap Leli horor,perlahan seringaiannya muncul.

"Sekarang giliranmu"

Psikopath HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang