05. Combine

807 123 40
                                    

Ruangan beraroma obat-obatan itu tampak lenggang. Hanya terdengar suara pendingin ruangan yang sedikit berisik saja.

Disini, di ruangan ini, Taeyong dengan tak jemunya masih memandang wajah cantik istrinya yang sedang terlelap. Sesekali tangannya mengusap perut Ten yang masih tampak datar. Terkadang senyuman terpatri di bibirnya. Namun hanya sekejap, karena bibirnya akan tertarik ke bawah.

Cklekk

"Hyunggggggg"

Suara berisik itu membuat Ten menggeliat. Akan tetapi tidak sampai membuatnya terbangun.

"Lucas, tidak bisakah kau sedikit tenang. Ini rumah sakit! Jangan kebiasaan!" ujar Taeyong lirih. Taeyong sedikit menceramahi adik iparnya itu.

"Ups sorry, hyung! Oke dan i know that kakak iparku ini belum makan, right? Taraa, nasi goreng depan rumah sakit" Lucas menunjukkan kantong kresek dengan dua bungkus nasi goreng di dalamnya.

"Jangan overact. Dan tolong biasakan untuk berbicara dengan bahasa yang baik" tangan Taeyong meraih kantong kresek itu. Ia beranjak menuju sofa yang tak jauh dari ranjang Ten beristirahat.

"Sini duduklah disini" Lucas pun hanya menurut.

"Woahh, Hyungku terlihat sangat cantik, bukankah begitu?" tanya Lucas antusias, walaupun tangannya sedang sibuk membuka bungkusan nasi goreng itu.

"Selalu cantik, dari dulu sampai sekarang" timpal Taeyong

"Yah, dia cantik dan juga rapuh. Dan kau juga sering menyakitinya" ucapan Lucas itu membuat Taeyong melemparkan tatapan tajam ke arahnya. Sedangkan Lucas hanya memberikan evil laugh nya.

"Berapa bulan Hyung?"

"Bukankah Doyoung sudah memberitahumu?"

"Tidak, dia hanya meneleponku seperti 'yak Wong Lucas, apakah kau tahu? Kau akan menjadi paman mulai sekarang. Cepat datanglah ke Rumah Sakit Seoul dan bawakan kakak iparmu makanan' begitu" Dan sesendok nasi goreng pun kembali memasuki mulut Lucas.

"Dua Bulan" jawab Taeyong. Kali ini matanya kembali menatap ke arah Ten yang masih terbaring lemah. Entah obat jenis apa yang dokter berikan pada istrinya itu. Sehingga ia bisa tertidur pulas.

"Masih dua Bulan, dan itu rawan. Jika kau kembali menyakitinya, aku akan membawanya kembali ke Thailand. Atau mengadukanmu pada Yuta Hyung, bahkan mungkin menyuruh Johnny hyung mera- aduhhh" jitakan kecil dari Taeyong sukses membuat kepalanya kesakitan.

"Jangan aneh-aneh WONG YUKHEI. Sudah cepat habiskan makananmu. Jangan banyak bicara"

Hening, hanya suara benturan lembut sendok dengan styrofoam dan juga kecapan yang keluar dari masing-masing mulut yang sibuk mengunyah.

"Arghh Kenyang! Nasi goreng langganan!" Taeyong hanya mendelikan mata.

"Makanya, jangan sering sakit-sakitan. Berapa kali dalam sebulan kau harus keluar masuk rumah sakit. Kakak sepupumu itu sangat mengkhawatirkan keadaanmu. Kau juga membuatnya terluka"

"Hanya bermain balap saja hyunggg" Lucas sedikit beraegyo pada Taeyong. Matanya mengedip bergantian. Membuat Taeyong bergidik ngeri.

"Bermain balap dan kau sering terjatuh. Kalau tidak mampu jangan dipaksakan. Cari hobi lain saja yang lebih elit"

"Hyung sih tidak tahu kekinian. Teman-teman di kampus juga banyak yang ikut kok. Nih minum dulu hyung" Lucas menyerahkan sebotol air mineral pada Taeyong.

"Ah sudah malam. Ya sudah, aku akan kembali ke apartemen. Oh iya hyung, besok aku yang akan menjaga Ten hyung. Hyung bisa bekerja"

"Tidak ada jadwal kuliah?" dan hanya dibalas anggukan mantap dari Lucas. Ia pun beranjak dari duduknya. Kemudian memunguti sampah bungkus nasi goreng.

Alyssum [Taeyong x Ten | Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang