04 Drop

774 116 11
                                    

Sepertinya summer tahun ini adalah yang terburuk bagi Ten. Sudah hampir penghujung musim, dan suhu pun semakin menurun. Musim gugur akan tiba, hingga akhirnya musim dingin menggantikannya. Pria beronyx legam ini masih sibuk dalam pekerjaannya.

Tangannya masih lincah memasangkan payet-payet pada gaun panjang berwarna putih gading itu. Sudah semenjak pagi tadi, -sekarang sudah pukul 3 sore-, dan ia masih sibuk menggeluti dunianya. Dunia yang ia tinggalkan 2 bulan ini. Mungkin karena ia malas, atau entahlah, hanya dia yang tahu alasannya. 

"Hyung, kau tidak mau makan? Sudah dari tadi pagi dan kau belum beranjak dari ruanganmu!" tanya salah satu pegawai di butik Ten.

"Aku belum lapar Kun. Aku sudah bilang kan, aku akan cari makan sendiri kalau lapar" jawaban yang sama atas pertanyaan yang telah dilontarkan Kun sebanyak 4 kali.

"Ahh, ya sudah. Aku turun dulu ke bawah ya, hyung" akhirnya Kun meninggalkan ruangan kerja Ten -lagi.

Hari ini banyak sekali klien yang datang ke butik milik Ten. Banyak sekali pesanan gaun untuk pesta di akhir summer ini. Kalau biasanya sih, Ten akan menawarkan desain hasil karyanya sendiri pada kliennya. Dan para pegawai atau asistennya akan mengerjakan rancangan atas arahan Ten. Tapi kali ini berbeda. Ia mempercayakan keahlian mendesain kepada Kang Seulgi. Teman seperkuliahannya dulu. Ia terlalu sibuk dengan rancangan di hadapannya saat ini.

Entah sebenarnya siapakah pemilik butik ini? Yang mendesain siapa? Yang mengerjakan siapa?

Yang Ten tahu adalah, rancangan gaun dihadapannya ini harus segera selesai. Harus.

Cklekk

"Aku tidak lapar Kun!" ujar Ten tanpa memalingkan pandangannya dari gaun di hadapannya itu

"Siapa juga yang mau menawarimu makan"

"Yaaa, Doyoung-ah, kau datang?"

"Tentu saja, hari ini kan deadline nya. Dimana sekarang milikku?" Doyoung tampak memilah rentetan gaun yang terpajang di ruangan itu.

"Kau sendirian?" tanya Ten. Ia menghampiri Doyoung yang tampak sibuk memilah puluhan gaun.

"Yah, seperti yang kau lihat"

"Dimana?" Ten bermaksud menanyakan keberadaan Jaehyun.

"Biasa Jepang, rapat mendadak"

"Jepang?" dan hanya dijawab oleh anggukan kecil dari pria bergigu kelinci itu.

"Kau tidak bisa menemukannya disitu Young-ah. Disitu bagian gaun. Bagian jas ada di bawah, dekat pantry belakang."

"Kenapa tidak bilang dari tadi sih!" Doyoung pun beranjak meninggalkan etalase tempat gaun bergantung.

"Kau juga tidak tanya"

"Sudahlah, aku mau disini dulu"

bughh

Doyoung mendudukkan pantatnya di sofa berwarna maroon. Tak lama Ten pun menyusulnya.

"Kau tampak sibuk sekali. Tidak biasanya kau menyelesaikan gaun itu sendirian" kali ini Doyoung menyilangkan kakinya. Berbuat senyaman mungkin untuk beristirahat sejenak di ruangan dingin ini.

"Yah, sudah 2 Bulan, dan tanganku ingin kembali bekerja"

"Milik Jennie?" ujar Doyoung sambil menunjuk gaun yang terlihat berkilauan itu. Ten pun hanya mengangguk lemah.

"Kau ini gila atau bagaimana sih Ten?"

"Entahlah. Aku hanya ingin segera menyelesaikan gaun ini dan segera memberikan kepada Jennie"

Alyssum [Taeyong x Ten | Taeten]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang