⚫Twelve ⚫

1.6K 196 23
                                    

.Siang Hari.

Wendy terpaksa harus mengkoordinasi semuanya sendirian. Karena tidak mungkin ia meminta bantuan Suga, jika saat ini saja, Suga masih marah padanya.

Untungnya Yonki membantu Wendy sebentar. Karena dari tadi, Wendy melarangnya. Tapi Yonki tetap kekeh dengan pendiriannya.

Sebenarnya Wendy hanya takut kalau Yonki terlalu suka dekat denganya, Suga akan marah. Walaupun Suga tidak mencintainya, tapi sama saja. Tidak mungkin seseorang yang baru saja menikah sudah dekat dengan orang lain. Itu memang tidak wajar.

Setelah semua barang sudah beres diatas mobil. Tiba - tiba saja Suga keluar dari dalam rumah. Dan menghampiri beberapa kerumunan yang ada.

"Semua barang sudah beres pak, ayo kita jalan sekarang. "Ucap seorang supir mobil tersebut kepada Suga.

"Baik, saya mau mengambil kunci mobil dulu. " Ucapnya yang lalu berbalik sambil menatap Wendy dan Yonki yang sekarang sedang berdiri bersebelahan.

Mata yang tajam. Ya, itu mata yang menurut Wendy sudah biasa ia lihat. mungkin ia tidak terlalu terkejut melihatnya.

Tapi untuk Yonki. Seseorang yang selama ini, ia lihat selalu bersikap baik dan penyayang padanya, melirik dengan tatapan seperti itu. Menurutnya, tatapan itu cukup mengerikan. Tapi ia tahu. kenapa kakaknya itu menatapnya dengan tatapan seperti itu.

Setelah beberapa detik kemudian. Suga keluar kembali. Dengan menggunakan jaket hitam yang berlambangkan puma didadanya.

Ia menatap Wendy sambil berkata, "Ayo pergi. " Ucapan yang padat namun jelas

Wendy yang mendengarnya langsung membuntuti dibelakang.


Suga membukakan pintu untuk Wendy. Wendy terdiam sesaat. "Cepat masuk, tunggu apa lagi? " Ucap Suga yang melihat Wendy hanya terdiam.

Wendy tersenyum kecil. Perilaku yang bisa dibilang biasa, tapi menurutnya. Perilaku itu bisa membuat hati Wendy tersenyum kecil.

Didalam mobil, Wendy masih tersenyum sendirian mengingat kejadian singkat namun berarti baginya.

Suga menatap Wendy dengan tatapan 'Dia kenapa? '

Tanpa memperdulikan Wendy yang senyum - senyum sendiri. Suga langsung menancapkan gas mobilnya menuju rumah barunya.

20 menit...

Setelah menjalani perjalanan yang tidak terlalu jauh itu. Akhirnya mereka berdua sampai dirumah baru.

Rumah yang tidak kalah mewahnya dengan rumah orangtuanya Suga.

Wendy cukup terkejut melihatnya,baginya, tinggal dirumah sebesar ini. Hanya berdua, terlalu berlebihan.

Semesta, apa sekarang aku sedang bermimpi? Jika ia, tolong bangunkan aku sekarang. Karena aku takut. Jika ini hanyalah mimpi. Jatuhnya akan terasa sangat menyakitkan.

Wendy

Entah mimpi apa dia semalam, menurutnya, ini seperti kejadian di dongeng - dongeng. Yang selalu ia baca sebelum tidur. Seperti cerita cinderella dan pangeran. Namun bedanya. Ia hanyalah gadis biasa yang bisa bertemu pangeran.

"Ayo masuk. "Suga mengajak Wendy untuk masuk kedalam rumah mereka berdua.

Tenyata dalamnya melebihi keindahan bagian luar rumah mereka. Rumah ini memang benar - benar sepertu istana. Wendy saat ini memang benar  - benar,sedang tidak berbohong. Tapi ini memang nyatanya seperti itu.

"Apa kamu suka dengam dekorasi dan tata yang ada dirumah ini? " tanya Suga mendadak

Wendy mengangguk. Tanpa disadari, cairan bening yang tidak tahu sejak kapan mengapung dikelopak matanya itu. Tiba - tiba saja keluar.

Suga yang melihat Wendy mengeluarkan air mata itu bingung. "Kenapa? Apa kamu tidak suka?"

"Tidak, aku suka. sangat suka sekali. Aku hanya merasa belum pantas tinggal disini." Ucapnya sambil menghapus air matanya.

"Kenapa? "

"Karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu. Aku masih suka membuatmu marah dan kesal. Maaf. "

"Kenapa? kenapa kamu berbicara seperti itu? Apa karena kejadian kemarin? Sebenarnya aku juga tidak terlalu memperdulikannya. "

mendengar itu Wendy merasa senang. Senang berkali - kali lipat.

"Karena sebenarnya tujuanku hanya agar aku bisa mendapatkan pekerjaan dikantor ayahku. Jadi aku tidak terlalu memikirkan itu. Karena itu sangat tidak penting untuk dipikirkan. " Lanjutnya lalu melangkah masuk kedalam rumah

Hati Wendy kini seperti sedang ditusuk - tusuk 1000 pedang. Rasanya seperti baru saja ia merasa kegembiraan, namun sedetik lagi kegembiraan itu berubah menjadi kekecewaan.

Air matanya pun sudah enggan keluar,  karena merasa lelah dengan semuanya.

Itulah seorang Min Yoon Gi.




Sudah update! Ada yang menunggu?

To be Countinue

[ON GOING] Rumah Tangga ✔ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang