Twenty Four

924 121 21
                                    

Suga duduk diatas ranjang kamar Wendy, melihat Wendy yang tengah sibuk memasuk kan beberapa pakainnya.

Suga yang melihat Wendy sibuk merapihkan pakaian itu terlihat bingung.

"Mau kemana? " Ucapnya

Wendy hanya melirik lalu merapihkan kembali bajunya dan memasukkannya kedalam tas.

"Mau kemana?  Ditanya ko malah diem. "

Tidak lama berbicara seperti itu tiba - tiba air mata mengalir begitu saja.

Suga nampak bingung.

"Ko malah nangis?  Ada apa sebenarnya? "

Tak ada jawaban apapun dari mulut mungil Wendy.

Tiba - tiba Wendy yang telah selesai memasukan bajunya kedalam tas itu lalu bergegas pergi.

Suga masih bingung dengan apa yang terjadi, ia mengikuti langkah Wendy mengejar Wendy yang hendak pergi itu.

Diluar rumah Suga melihat Yonki yang sudah berada didepan mobil dengan pakaian seragam kantoran.

Ia melihat Wendy menghampiri adik kandungnya itu.  Tiba - tuba langkah Suga berhenti.  Entah kenapa ia sangat membenci Yonki saat ini.  Setelah kejadian kemarin.

Disana Yonki membantu Wendy untuk menaruh barang - barang yang dibawa Wendy kedalam bagasi.  Lalu Yonki membukakan pintu untuk Wendy.

Suga yang melihat itu merasa cemburu.  Kenapa lagi - lagi adiknya itu bisa - bisanya melakukan itu dihadapannya.

Suga yang nampak kesal itu langsung menghampiri mobil Yonki.

"Mau kemana kalian? "

Lagi - lagi ucapan Suga tidak ada yang menjawab.

"Ayo nuna kita cepat pergi kerumah sakit. " Ucap Yonki. Wendy mengangguk

Suga nampak bingung dengan ucapan adiknya itu. 'rumah sakit? Siapa yang sakit? ' Suga langsung membuka pintu mobil Yonki. Ia duduk dikursi bagian belakang.

Sesampainya dirumah sakit, "Nuna,  kamu duluan saja. Aku harus ketoilet sebentar."

"Baiklah. "

Suga masih bingung. Lalu ia mengikuti langkah Wendy.

Ruang Anggrek 01

Wendy masuk kedalam ruang itu.

Disana Suga terkejut melihat siapa yang sedang berbaring lemah.

Wendy memeluk orang itu sambil mennagis.

"Min Yoon Gi bangunlah,  aku merindukanmu. " Ucap Wendy sambil memeluk tubuh lemah Suga.

'Ha? ' Suga terdiam melihat apa yang ia lihat dihadapannya saat ini.

Ia melihat tubuhnya yang berbaling lemah diatas ranjang rumah sakit. Dengan alat detak jantung yang menempel pada dadanya serta selang yang menempel pada mulutnya.

Tubuhnya tiba - tiba kaku, ia tidak menyangka.

"Wendy aku disini. " Ucapnya dengan tangisan

Tiba - tiba pikiran Suga mengingat kejadian dimana ia mengalami kecelakaan

'Aaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!! '

Tiba - tiba saja alat pendeteksi jantung itu berbunyi. Wajah Suga memucat.  Wendy yang melihat itu langsung memanggil dokter.

Dokter dan beberapa suster itu memasuki ruangan.  Memeriksa denyut nadi Suga dan menyiapkan alat pendeteksi jantung untuk ditimpelkan pada dadanya.

Nit..... Nit... Nit......

Suara itu yang kini tengah mengisi ruang rawat Suga.

Dokter itu berkali - kali menempelkan alat itu pada dada bidang Suga.

Lalu alat itu berfungsi kembali pada umunya. Wendy merasa lega.

Suga hanya bisa mematung sambil duduk disamping ranjangnya, mencoba memahami semunya.

Kaki Suga melangkah keluar ruang rawatnya. Melihat Yonki yang berjalan menuju lift.  Ia mengikuti.

Setelah keluar dari lift, Yonki mengarah ke ruang melati no 47. Disana terlihat ayahnya yang sedang berbaring lemas sama dengan dirinya saat ini.  Ia mendekat.  Melihat orang yang membuatnya seperti ini.

"Ayah cepatlah sadar, hyung juga mengalami kecelakaan.  Aku juga tidak tahu bagaimana kondisinya saat ini."

"Ayah aku harus membencinya atau tidak? Bagaimana bisa seoramg anak melakukan ini terhadap ayahnya sendiri.  Bahkan ia lebih memilih pergi dari pada menolong ayah kemarin. "

Suga yang mendengar perkataan Yonki itu merasa geram.  'Bajingan!  Tidak tau diri! ' ingin rasanya Suga menghajar Yonki,  namun apa daya.  Ia saat ini saja tidak bisa terlihat.

"Ayah aku membenci hyung.  Kuharap ia mati saja.  Aku juga kesian dengan nuna yang selalu menderita.  Aku akan membahagiakan nuna jika hyung  nanti benar - benar mati. " Ucap Yonki

Suga yang mendengar perkataan adiknya sendiri itu terkejut.  Ia tidak menyangka jika Yonki akan berkata seperti itu.


To be countinue....

[ON GOING] Rumah Tangga ✔ MYGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang