Mingyu baru saja selesai mandi dan di kepalanya terngiang nama cewek di lobi tadi.
Mingyu sekarang sedang tiduran di kasur dan menyalakan tv namun tak dilihatnya.
Dia memikirkan cewek tadi. Cewek cantik dengan hidung mancung dan bibir yang tipis. Proporsi badannya, caranya tersenyum, dan suaranya membuat Mingyu jadi penasaran di pertemuan pertama ini.
Berharap untuk bertemu lagi tidak ada salahnya kan?
Mingyu sekarang terfokus kepada tv yang menayangkan berita. Sesungguhnya dia bukan tipe penonton televisi tapi dia tak tau apa yang harus dilakukannya saat ini. Terlalu lelah untuk jalan-jalan tapi terlalu malas untuk tidur lebih awal.
Akhirnya dia mencari-cari ponsel di dalam ransel hitam miliknya. Menyalakannya dan menunggunya beberapa saat. Sampai semua notif masuk bergantian. Line, WA, Instagram, SMS, dan telpon.
Jungkook
Junhoe
Dokyeom
Orang tuanya
Jaehyun
Lalu, Chaeyeon
Dua nama terakhir membuat rasa senang akan di khawatirkan hilang seketika. Dia muak membaca nama itu di deretan notif ponselnya.
Muak, setelah kejadian kemarin. Kejadian yang menjadi alasan dia pergi menjauh dari ibukota. Menjauh dari kuliahnya yang super padat dan juga menjauh dari dua manusia biadab yang mengaku sebagai kekasih dan sahabat.
Mingyu membalas chat dari kedua orang tuanya. Mengabarkan bahwa dia baik-baik saja dan tak perlu mengkhawatirkannya. Setelahnya dia me-logout semua social media miliknya. Mengisolasikan diri dari dunianya sehari-hari yang nyaman.
Sekarang dia akan menjalani dunianya yang baru. Dunia di kota yang tak dikenal ini. Mingyu sering membaca tentang kota ini di koran atau portal berita online. Tapi dia tidak pernah benar-benar tau mengenai kota ini.
Setelah tontonan menyakitkan antara Chaeyeon dan Jaehyun di kampus kemarin, dia langsung kembali ke kosan dan mengepak beberapa bajunya. Berencana pergi, ke Bali atau Lombok. Tapi di perjalanan menuju stasiun dia mendengar berita tentang kota ini di tv, kota yang sedang merintis pariwisata.
Kilasan video mengenai kota ini terpampang jelas di tv. Kota yang masih asri, kota yang jauh dari kata padat berbanding terbalik dengan ibukotanya tercinta.
Tanpa pikir panjang, Mingyu membeli tiket kereta dan menempuh 7 jam perjalanan menuju kota ini. Menuju dunianya yang baru. Dunia yang diharapkan akan membuatnya tenang dan lupa akan kejadian menyakitkan itu.
Mingyu bergelung diatas ranjang hotel. Memandang langit malam dari balik jendela. Melihat bintang-bintang yang tak bisa ia nikmati di ibukota.
Dia berusaha memejamkan mata dan menenangkan dirinya. Berdoa agar tidurnya tenang dan bisa menyambut dunianya yang baru dengan nyaman esok harinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
