MATA ITU!

47 1 0
                                    

Setelah melepaskan tanganmu, aku memberanikan diri untuk mengangkat kepalaku dan menatapmu untuk pertama kalinya. Ketika mata kita bertemu, badai emosi menghantamku melalui tatapanmu dan bersarang telak di relung hatiku yang terdalam. Aku tau seberapa kuat pun kau berusaha memungkirinya, matamu itu tidak pernah bisa berbohong padaku. Sepasang mata yang aku tau benar setiap arti yang tersirat dibaliknya. Mata yang bisa berbicara lebih banyak dari kata-kata yang saat ini tersangkut di tenggorokan dan tak bisa kita ucapkan.

Hanya sesaat sebelum kau kembali mengedarkan pandanganmu ke sekeliling restaurant ini, seolah olah kau tidak hafal setiap sudutnya. Aku tau kau hanya berusaha menghindari tatapanku. Karena kau pun tau, aku punya kemampuan untuk melihat hatimu hanya dari bola matamu. Lampu restaurant yang redup pun takkan mampu mengecohkanku. Tatapanmu pernah menaikkan kepercayaan diriku setinggi-tingginya hingga ku tak takut menghadapi kerasnya dunia, juga pernah merapuhkan hatiku hingga kutenggelam di dalamnya lautan kebimbangan tanpa pegangan.

***

"Disya, Assalammualaikum" sapamu saat kita secara tak sengaja bertemu di lorong sekolah.

Saat itu pelajaran sekolah telah usai dan aku sedang dalam perjalanan menuju motorku yang terpakir didepan mushala sekolah. Mendengarmu memanggil, akupun membalikkan badan dan langsung bertatapan dengan matamu untuk pertama kalinya. Mata itu begitu teduh dan membuat jantungku berdetak sedikit lebih cepat. Tapi segera kuabaikan dan membalas sapaanmu.

"Waalaikumsalam Kak, ada apa ya?"

"Disya, kakak mau minta tolong kamu untuk jadi bendahara departemen ya."

"a.. apa kak? Kayaknya Disya gak pantes deh kak. Disya gak mau ada yang ngomong dibelakang kak. Kakak ngerti kan maksud Disya? Kenapa gak yang lain aja kak?"

"karena Kakak percaya kalau kamu bisa dan mampu untuk kakak kasi tanggung jawab."

"tapi kak.. kayaknya Disya gak bisa kak. Disya takut kak"

Kau menatap lurus tepat dimataku dan berkata,"Disya dengerin Kakak, semua orang berhak untuk kesempatan apapun. Kamu gak perlu pikirkan apa kata orang. Kakak ketuanya jadi tidak ada orang yang lebih berhak untuk menunjuk siapa bendahara departemen ini selain kakak. Kakak percaya sama kamu. Kamu pasti bisa."

Sunggguh tidak adil caramu. Bagaimana mungkin aku menolakmu ketika kau menatapku seperti itu?

Hari itu tatapanmu telah membuatku percaya diri. Kau tahu benar banyak yang mengkritikku di organisasi ini karena aku belum berhijab. Lagi-lagi aku tahu bahwa kau harus akan menghadapi pro dan kontra dari keputusanmu. Tapi tatapanmu hari itu, membuatku melupakan semua itu. Sungguh mulia hati dan caramu memperlakukanku yang masih banyak kekurangan saat itu.

"Siap kak! Saya laksanakan" sahutku dengan senyuman terbaik yang bisa kuberikan padamu.

"gitu dong! Oke kakak pulang dulu. Jangan lupa hadir di syuro' hari Senin ya. Nanti akan kakak jelasin semuanya. Kamu juga mau pulang kan? Hati hati ya. Assalammualaikum."

"waalaikumsalam kak." Jawabku dan melangkahkan kakiku menuju tempat parkir.

Kau memang punya hati sebersih malaikat. Allah sangat baik mempertemukanku dengan orang yang ternyata akan membawa perubahan yang sangat besar di hidupku. Hari itu aku pulang dengan rasa percaya diri yang meningkat 10 kali lipat. Kau telah mengukir senyum di wajah anak yang sedang minder dengan banyaknya gunjingan yang terdengar akan kekurangannya di organisasi keagamaan ini.

Sambil mengendarai motor melintasi padatnya jalan menuju rumahku, aku berjanji dalam hati sekali lagi bahwa aku akan menjaga kepercayaanmu dengan tidak pernah mengecewakanmu. Tanpa aku tau, bahwa begitu cepatnya janji itu aku ingkari hanya dalam beberapa bulan waktu berselang.


My D!Where stories live. Discover now