PACARAN

26 1 0
                                    

"Disya!! Oi? Kok melamun?" seruan Kak Andri seketika menyadarkanku.

"eh iya kak" kataku terbata-bata, berusaha menguasai diriku kembali agar tak larut kembali dalam memoriku.

"dari tadi ditanyain, itu nomernya betul apa nggak? Kok malah melamun dek!"

"eh, iya ini bang nomernya uda bener, tapi bang.." seruku bingung bagaimana mengungkapkan apa yang ada di pikiranku dan aku menatap wajahmu yang juga menatap bingung padaku.

"kenapa dek?" Tanyamu akhirnya

"itu kak, namanya kak," jawabku lemah

"emangnya apa namanya"

"Disya Difi" dan wajahmu seketika berubah. Keterkejutanmu tak bisa kau sembunyikan. Juga seluruh memorimu yang kau telah coba lupakan, kembali menguasai pikiranmu. Pandangan matamu sempat meredup sejenak sebelum akhirnya kau menguasai diri dan berkata pada bang Andri, "Ganti ah bang, jangan itu namanya!"

"loh? Kenapa? Maksudnya biar aku ingat loh. Ini Disya yang mana. Yang aku kenal dari Difi" jelas bang Andri panjang lebar.

Kita tak bisa menjawab hanya saling menatap. Seakan bisa melihat kedalam masing-masing mata dan mengeluarkan apa yang tersembunyi di dalam relung hati kita. Kita tau, kita sama-sama terluka. Tak satupun dari kita, yang bisa melupakan kenangan manis itu. Meski kita telah mencobanya bertahun-tahun lamanya. Sekali lagi, matamu tak bisa menipuku. Kau masih menyimpan kenangan tentangku seperti aku menyimpan kenangan tentangmu.

Melihat gelagat kita, Bang Andri menepuk kepalanya dan berkata, "oh, ya ampun!! Kalian ex boy and girl friend ya? Pernah pacaran?"

"iya kita pernah pacaran" sahutmu lemah tanpa melepaskan tatapanmu

"waktu SMA" sambungku sambil memutus tatapanmu dan menundukkan kepalaku.

***

Aku merapikan baju sekolahku, memeriksa dasi dan seluruh isi tasku dengan wajah sumringah pagi itu. Setelah semua lengkap, aku menuju meja makan untuk sarapan. Tiba-tiba ponselku bergetar menandakan sms masuk yang langsung kubuka

From : Kak Difi

Assalammualaikum dek, jangan telat pergi ke sekolah.

I love u. see u

Aku tersenyum membacanya dan langsung membalasnya

Iya, ni lagi sarapan kak. Udah mau berangkat.

I love u too.

Aku menyimpan ponselku seraya meneruskan sarapanku dengan terburu-buru. Tujuanku Cuma satu, segera berangkat ke sekolah. Setelah selesai sarapan dan berpamitan pada kedua orangtuaku, akupun segera menuju ke sekolah.

Sekolah masih sepi ketika aku sampai. Hal yang wajar dikarenakan waktu masih menunjukkan pukul 06:45. Maka, aku segera menyeret langkah menuju kelas X-5. Dari kelasku, aku bisa melihat ke kelasmu untuk mengetahui kedatanganmu.

Dari jauh, aku melihat kehadiranmu dan tak lama ponselku pun berbunyi.

Kak Difi calling

"iya kak, assalammualaikum"

"waalaikumsalam, naik yuk dek, temeni kakak sarapan dulu"

"oke kak!"

Maka dengan senyum sumringah aku berjalan setengah berlari ke samping kelas XI IPA 1. Dimana kau sudah menungguku. Melihat senyummu kembali jantungku berdebar. Seakan tak percaya kalau orang yang sedang tersenyum didepanku ini, adalah milikku. Jika saja saat berjalan menuju kantin tanganku tak berada didalam genggamanmu, maka aku takkan percaya bahwa dirimu adalah orang yang sedang menjalin hubungan lebih dari sekedar teman denganku.

Hari-hariku jauh lebih menyenangkan sekarang. Aku menemukan orang untuk berbagi segalanya. Duniaku sepertinya hanya berputar di sekelilingmu. Setiap waktu istirahat tiba, kita akan selalu menghabiskannya bersama. Begitu juga saat pulang sekolah tiba. Kita seperti sengaja berlama-lama pulang dari sekolah. Menghabiskan waktu duduk di lorong sekolah bersamamu. Bercerita banyak hal dan bernyanyi bersama. Lalu saat sore hari menjelang, pulang bersamamu juga jadi hal yang baru. Memelukmu di motor saat perjalanan pulang sampai akhirnya berpisah saat aku sudah sampai dengan selamat dirumah, dan kau berangkat untuk pulang kerumahmu.

"sampai ketemu besok ya" katamu sambil mengelus rambutku.

Itu adalah hal yang paling aku senangi darimu. Kepedulianmu pada hal-hal kecil bisa membuat aku merasa menjadi wanita paling beruntung di dunia. Kau bukan orang yang memanjakanku dengan membelikan barang-barang mewah. Tapi, kau adalah orang yang selalu datang ketika aku membutuhkanmu. Orang yang selalu menyediakan telinga untuk mendengarkanku bercerita apapun. Baik itu hal-hal yang membuatku bahagia ataupun masalahku. Kau juga selalu membiarkan punggungmu sebagai tempatku menangis dikala hatiku sedih. Dan kau juga menyediakan dadamu sebagai tempatku menemukan sepotong kedamaian dari apapun yang sedang kuhadapi. Dan kau juga yang selalu memberikan senyum untuk menjadi penguatku menjalani apapun. Ya!! Kau pacarku yang paling luar biasa. Sungguh ku beruntung memilikimu dalam menjalani masa-masa SMA ku.

***

Air mataku kembali menetes dan aku menghapus air mataku dengan segera agar tak ada satu orangpun yang melihat. Lagi-lagi aku berterima kasih dengan temaramnya lampu restoran ini. Kenangan ini seperti menancapkan belati di hatiku. Yang sakitnya bahkan bisa membunuhku saat ini juga.

"kak, Disya ke toilet dulu ya" aku berkata sambil berdiri.

"oke dek!" katamu lemah.

Aku tau bahwa kaupun mengingat kenangan itu sejelas aku bisa mengingatnya. Dan sepertinya, itupun cukup menghabiskan energimu. Masa-masa itu adalah milik kita. Kita yang mengukir dan memahatnya sehingga menjadi kenangan yang indah di hati kita. Tak ada yang salah dengan kenangan. Hanya saja, terkadang kenangan itu terlalu indah untuk dilupakan dan terlalu sakit untuk kembali dikenang. Dikarenakan semua hal yang ada dalam kenangan itu, tidak lagi menjadi milik kita.




#hai semuanya.. uda 10 part ni..

Makasih ya buat yang udah baca,

Aku minta kritik dan sarannya ya..

Bisa langsung comment dan juga vote ya..

Biar makin semangat nulisnya..

Than you readers.. I love u

My D!Where stories live. Discover now