LANGIT

38 2 0
                                    

"Disya sama siapa kesini?" tanya bang Andri padaku

"sama temen tadi bang." Jawabku sambil tersenyum

"hujan ya tadi? Naik apa kesini? Gak kehujanan?"

"Dianter sama temen tadi bang. Alhamdulillah gak kehujanan."

"iya tadi langit gelap udah dari sore, makanya berangkat lebih cepat tadi" katamu yang tiba-tiba masuk ke pembicaraan.

LANGIT? Mendengarmu mengucapkannya, aku terkesiap dan memori itu kembali menghujani pikiranku tanpa bisa kucegah. Sebuah awal dari romantisme yang terjadi antara kamu dan aku.

***

Pagi itu, seperti biasa aku berjalan menuju kelasmu untuk mengambil baterai. Tapi hari itu, aku menggengam sebuah kertas untuk diberikan kepadamu.

"Apa ini dek?"

"Puisi, Disya buat untuk kakak."Kataku sambil berjalan pergi tanpa berani menatapmu.

Setengah berlari, aku menuju kembali ke kelasku. Aku berusaha mengabaikan rasa malu yang menyerangku karena sadar saat itu kau pasti sedang membuka dan membaca puisi yang kubuat. Sambil mengatur debar jantungku agar kembali normal, aku teringat usahaku malam sebelumnya untuk membuat puisi itu.

Judulnya LANGIT!

Puisi itu aku buat untuk mengungkapkan jutaan rasa yang tak bisa kuungkapkan kepadamu. Kau ibarat Langit, sementara aku adalah lautan yang berada jauh dibawahmu. Langit yang selalu memayungi kala teriknya matahari ataupun derasnya hujan. Langit yang indahnya tak pernah hilang di kala siang maupun malam.Dan langit pulalah yang tidak akan pernah meninggalkan kita sejauh apapun kita melangkah. Matahari bisa pergi dan digantikan oleh bulan dan bintang. Tapi langit akan selalu ada . Tak perduli seberapa hebat badai yang menghilangkan bulan dan bintang bahkan matahari dari penglihatan, langit akan tetap berada di tempatnya. Dia tidak akan pernah pergi.

Melalui puisi itu pula kuunggkapkan kekagumanku padamu. Aku sampaikan bahwa kau ibarat langit yang tidak akan pernah mungkin kumiliki. Bahwa hanya dengan melihatmu dari bawah sini, cukup untukku.Karena dengan menganggapmu sebagai langit, aku tau aku bisa melihatmu dimanapun aku berada. Dan dengan memandang langit, aku merasa dekat sekali denganmu.

Lamunanku buyar saat merasakan handphoneku bergetar

1 message received

Puisinya bagus dek. Makasih ya. Sampai ketemu pulang sekolah.

Setelah membaca sebaris pesan yang singkat itu, seulas senyum terukir di bibirku. Kau mungkin tak pernah tau, tapi sebaris pesan itu membuat senyum bertahan di wajahku bahkan sampai aku akan tidur di malam harinya. Harapan baru itu pun muncul.Aku merasa, ada sesuatu yang istimewa telah terjadi antara kau dan aku.Yang bahkan darimana rasa itu muncul, kita berdua tidak pernah tau. Aku hanya siswa kelas X yang jauh dari kata cantik. Sedangkan kau, bukan sekali ataupun dua kali aku mendengar wanita di sekolah ini terpesona denganmu.

Lambat laun kedekatan kita mulai tercium oleh teman-temanmu juga teman-temanku.Beberapa diantara mereka menatapku sinis.Aku tidak menyalahkan mereka, mungkin mereka hanya sedang bertanya-tanya mengapa orang sepertiku bisa punya tempat spesial dihatimu.Seperti yang kubilang, kau adalah langitku, yang selalu memayungiku saat panas dan hujan.Maka bersamamu, Aku merasa aku tak perlu takut dengan apapun juga.

Seperti itulah arti dirimu untukku. Kau adalah malaikat pelidungku. Tak perduli seberapa banyak orang yang datang dan pergi dari hidupku. Aku tau bahwa aku hanya tinggal membisikkan namamu. Dan kau akan datang padaku. Semudah aku mendongakkan kepalaku untuk melihat langit. Langit yang akhirnya menjadi saksi bisu kelak, ketika malam-malam panjang aku merindukanmu.

***

Dan malam ini ketika melihatmu sedang asyik bercanda bersama teman-temanmu, tak ada yang berubah dari hatiku yang begitu mengagumimu. Sama seperti saat aku malu-malu memberikan puisiku padamu yang kau balas dengan senyum yang menyejukkan hatiku. Segala rasa itu masih sama. Hanya saja, situasi saat ini yang berubah. Tapi apapun yang telah terjadi pada hubungan kita di tujuh tahun terakhir, kau tetaplah langit di hatiku.

My D!Where stories live. Discover now