Chapter 1

209 38 11
                                    

"Eomma.."

Suzy terbangun dari mimpi ketika putri kecilnya mengguncang tubuhnya, untuk sesaat ia merasa sedih. Mimpi tentang masa lalunya muncul kembali setelah sekian lama. Sudah susah payah ia lupakan hari itu, tapi entah kenapa kejadian itu malah muncul di mimpi. Suzy hampir menangis bila mengingatnya. Sakit yang dia rasa tak akan pernah terobati. Masa lalunya yang pahit.

"Ada apa sayang?"

"Eomma.. Ini hari pertama aku sekolah."

"Oh iya.."

Suzy hampir saja lupa, ia sudah mendaftatkan putrinya di sekolah tahun ini. Dan, ini hari hari pertama sang anak bersekolah.

"Maafkan eomma, Na ri sayang.."

Ia mengusap gemas pucuk kepala putrinya, wajahnya tampak cemberut, ia hampir saja kesiangan padalah  anaknya sudah bersemangat, tidak sabar ingin pergi sekolah sejak kemarin.

Jam menunjukan pukul setengah tujuh, masuk sekolah jam delapan nanti. Bersyukur masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya sebelum berangkat.

.

"Ma... Mau pake bebek.."

Suzy menggeleng ketika Nari merengek padanya minta di ambilkan bebek yang di gantung dalam tas plastik, di kamar mandi.

"Jangan main bebek, nanti kesiangan.."

Suzy terpaksa menolak, meski gadis kecilnya tidak bisa mandi tanpa bebek. Karena hari semakin siang, dan akan semakin memakan waktu lama jika Nari benar-benar mandi dengan bebek mainan yang dulu ia belikan ketika gadis kecilnya masih berumur dua tahun.

.

"Nari sayang... Nenek sudah siapkan bekal dan sarapan untukmu."

Nenek Nari menyambut cucu nya yang menuju meja makan setelah Suzy memaikan seragamnya,

"Kenapa Eomma belum berangkat?"

Suzy cukup terkejut ketika Ibunya masih berada di dapur dan memasak, biasanya sudah pergi untuk berjualan ikan di pasar. Entah mengapa hari ini tidak seperti biasanya.

"Tentu saja, hari ini hari pertama cucuku masuk sekolah. Eomma sengaja menyiapkan sarapan untuknya"

Eommanya menyerahkan sepiring nasi goreng yang di bentuk dan dihias dengan sayuran dan sosis pada Nari sambil tersenyum bahagia. Bersemangat sekali mengingat Nari begitu menyukai makanan yang di bentuk dan dihias seperti karakter dalam kartun favoritnya.

Lalu gadis kecilnya itu bertanya soal macam-macam, seperti nama sayuran yang ada dalam piring atau nama tokoh yang di bentuk neneknya. Meski sudah tau namun tetap bertanya, tapi itulah yang membuat ia dan neneknya begitu gemas pada Nari.

.


"Selamat pagi Tuan putri.."

Suzy tak terkejut ketika Min ho, Choi Min Ho datang kerumahnya di pagi-pagi begini. Karena laki-laki itu sudah terbiasa mondar mandir untuk bermain dengan putri kecilnya. Dia juga merupakan bosnya, pemilik mini market yang tak jauh dari rumah.

"Paman..."

Nari melambai senang di depan pintu, lalu pria itu berlali kecil menghampiri dan memeluk gadis kecilnya yang tampak menggemaskan dengan seragam sekolah.

"Cantiknya yang pakai baju seragam.."

Minho mengangkat tubuh Nari dan menggendongnya, putrinya tampak senang dan bahagia. Minho adalah pria yang sangat ramah dan baik. Mereka saling mengenal sejak Suzy memutuskan bekerja di mini marketnya. Saat itu lah mereka sering bertukar cerita tentang hidup masing-masing. Awalnya Suzy ingin menutup diri dan tidak ingin orang lain tau tentang dirinya, tapi sikap Minho  yang begitu tulus dan terbuka membuat Suzy nyaman ketika berbicara dengannya.

Because Of SelfishnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang