05

13 4 3
                                    

***

📍Lanjutan dari part 04 yaa!!

----------------------------------

"Guee apa divv?ayo dong!jawab,jangan bikin penasaran muluu,"Greget Boy.

"Emm...."dehemnya lama."

"Huh!yaudah iya,kalo gabisa jawab gapapa." Ujar boy. "Yaudah,gue mao ke kelas dulu," Lanjutnya.

Boy pun melangkahkan kakinya meninggalkan taman belakang sekolah, ketika ia membalikkan badannya untuk menuju ke kelasnya,tiba-tiba diva memanggilnya.

"Boy!"

Dan boy pun nengok,dan menjawab panggilan diva.

"Iya?"

"Gue mau boy," Ujarnya.

"Ha?apa?GUE GA DENGER!" Sahut boy dengan teriakannya,padahal ia dengar dan tau apa maksud pembicaraan diva tadi. Tapi itu hanya alibinya saja.

"Ck! gue mao jadi pacar lo boy!" Jawab diva lagi.

Karena boy belum puas dengan jawaban dari diva,ia ingin mengerjaiinya lagi dengan menyuruh diva mengulangi perkataannya lagi dengan keras.

"APA?GUE GA DENGER!COBAA LEBIH KERASS LAGII," Teriak boy.

"Huh!" Dengusnya. "GUE,MAO JADI PACAR LO BOY GARELDI!" Teriak diva tak kalah keras dengan terikan boy sebelumnya.

Boy pun tersenyum dan langsung menuju ke arah diva.

"Lo,beneran kan div?" Ujar boy,karena ia pikir ini sedang mimpi, kalau diva menerima cintanya.

"Iyaa boyy," Jawab diva,dengan mata berbinar.

"Aku ga mimpikan div?" Ujar boy,dengan ketidak percayaannya lagi.

"Iyaa ini nyata boy! Ini gaa mimpii," Jawab diva,sambil mencubit lengan boy.

"Aduhh!,ko dicubit sii?" Rengek boy.

"Yaa,lagian dari tadi ngomongnya mimpi mulu! Tuh,udah aku cubit. Kalo sakit,berarti kamu sekarang lagi gaa mimpi," Ujar diva,agak kesal.

"Haha,iyaiya aku percaya,"

"Hmm"

"Ciee,yang jadiann," Ujar boy,sambil menaik turunkan alisnya.

"Ck! Apasii,gaje tau gak," Ujar diva,yang sekarang sudah bullshing. Karena ulah boy yang barusan.

"Tuh! Kan,aciee itu pipinya merah? Ciee bullshing,ciee" Goda boy.

"Enggak!Tau ah,gajelass," Ujar diva sambil mengerucutkan bibirnya. Yang membuat boy,semakin gemas.

"Hahaha,biasaa aja kalii bibirnya,jadi makin gemesss," Ujar boy,sambil mencubit-cubit pipi diva yang mulus itu.

"Aduhh! Boyy,sakitt! Udah ah,tarr pipi aku tambah gedee," Kesalnya.

"Gapapa,biarr tambah chubby,wlee." Ujarnya,sambil menjulurkan lidahnya.

"Dih? Aku ga tembem!"

"Tembem!"

"ENGGAK!"

"IYAA!"

"Enggaa!tembeb boyyy!!" Teriak diva.

"Tembem,sayang." Ujar boy,dengan menggungakan kata sayang nya.

"Serah dah!"

"Yaelah,gitu aja ngambek!"

"Engga sii, sotau."

"Masaa?"

"Iyaaa"

"Bodoo" Ejek boy.

"Diih? Ngeseliin!"

"Tapi sayang kan?" Goda boy.

"KEPO!"

"Tuhh,berarti iyaa"

"Tau darii manaa?"

"Kan kata nya kalo kepo itu,peduli,berarti peduli itu artinya sayang. Nah berarti kamu sayangg sama aku," Ujar boy.

"Lah? Bisaa gituu?"

"Bisaa lahh,apasii yang engga bisa buat boy! Hati kamu aja bisa aku taklukin," Gombal boy.

Boy pun tersenyum,sampai matanya kelihatan sipit. Dan diva hanya terkekeh gara-gara gombalan receh nya boy,ataupun leluconnya.




Seorang gadis,yang berada tidak jauh dari taman belakang sekolah itu,sedang melihat dua sepasang tengah berbahagia itu.
Dan lagi,gadis itu meneteskan air matanya.


"Apabila kamu bahagia dengannya,aku pun juga harus bahagia melihat mu dengannya."


Happy reading:)

By.aprellalivia

B O YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang