Bagian 7

1.5K 237 12
                                    

Banyak sekali hal yang Lami pikirkan sekarang. Mulai dari keluarganya, sekolahnya, teman-temannya, bahkan alasan kenapa dia ada disini. Menurut buku yang sering dia baca, hal yang biasanya penculik lakukan adalah membunuh atau paling tidak memperkosa korbannya.

Tapi tidak ada yang di penculik itu, Seo Changbin, lakukan selain menyekapnya di ruangan ini.

Lami menghela nafasnya panjang, matanya tiba-tiba panas dan menangis detik selanjutnya. Lami pun tidak tahu pasti kenapa dia menangis, dia merasa putus ada dan depresi.

Lami menatap Changbin yang sedang berdiri di depan pintu. Lami buru-buru mengelap air matanya, dia menunduk dalam.

Changbin berlari kecil ke kamar mandi dan hal tersebut berhasil membuat Lami mendongkak.

"Argh-"

Lami diam mendengar suara rintihan yang pasti berasal dari Changbin. Lami berdiri lalu mengetuk pintu kamar mandi tanpa berpikir,

"Kenapa?" Tanya Lami terdengar khawatir. Masalahnya suara rintihan tersebut memang terdengar sangat menyakitkan.

"Halo?" Ulang Lami, "Mungkin lo bisa mukulin gue habis ini, tapi lo gapapa kan?"

"Pergi." Suara dingin Changbin terdengar.

Lami menghela nafas pelan, "Gue tau lo ada apa-apa di dalem, lo kenapa?"

"Pergi."

"Changbin,"

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan pemuda dengan tatapan tajam dan dia setengah telanjang. Lami menutup mulutnya, terkejut melihat wajah asli Changbin.

"Dari mana lo tau nama gue?" Tanya Changbin dengan tatapan tajamnya.

Lami diam sebentar lalu beralih pada tubuh bagian atas Changbin yang berdarah, kalau Lami boleh tebak luka yang ada di tubuh Changbin adalah luka pukul benda tumpul.

Ah, jadi noda darah yang ada di bathup selama ini adalah darah dari luka Changbin.

"Biar gue obatin luka lo," kata Lami pelan.

"Ga perlu, sekarang lo berdiri di sama." Tunjuk Changbin ke arah tempat biasa dia di ikat,

"Ok ok gue akan ke sana setelah gue ngobatin lo."

"Ga perlu!" Bentak Changbin.

"TAPI LO GA BISA OBATIN ITU SENDIRIAN!" Balas Lami yang entah mendapat keberanian dari mana.

Changbin menghela nafasnya berat, "Janji lo gue pegang," jawab Changbin akhirnya. Entahlah, Changbin juga sadar kalau dia tidak bisa mengobati tubuhnya sendirian.

Changbin menutup matanya selama Lami membersihkan bekas luka lebam atau luka sobek yang ada di sekujur tubuh Changbin. Gadis itu tidak berani bertanya.

"Di posisi ini lo bisa langsung bunuh gue dan kabur, mau dilakuin?" Suara Changbin menggema dan membuat Lami sedikit terkejut saat itu.

"Hng? Engga," balas Lami pelan, "Bahkan gue ga mikir kesana."

Changbin terkekeh, "Kenapa? Takut?"

Lami tidak menjawab karena pertanyaan Changbin tadi adalah pertanyaan retoris. Tentu saja Lami takut.

"Udah selesai." Kata Lami sambil membereskan bekas kapas dan kain kasa yang dia gunakan untuk mengobati Changbin.

Lami berdiri lalu segera berjalan ke tempat dia akan di ikat. Dia menghela nafasnya panjang sebelum menatap Changbin yang masih diam di sofa.

"Kenapa?" Tanya Lami.

Changbin melambaikan tangannya agar Lami mendekat, "Sini." Ucap Changbin parau. Lami dengan ragu melangkah mendekati Changbin dan berdiri di depan pria itu.

Changbin menarik tangan Lami supaya gadis itu duduk di sebelahnya. Detik selanjutnya Changbin langsung merengkuh pinggang Lami dan memeluk gadis itu erat.

"Jangan berontak." Bisik Changbin tepat di telinga Lami sebelum dia menenggelamkan wajahnya di lekukan leher Lami.

Yang Lami bisa lakukan hanya menahan nafas dan berusaha membuat jantungnya kembali normal.

Twilight ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang