Bagian 11

1.3K 223 10
                                    

Pagi ini Changbin bangun lebih dulu daripada Lami, Changbin menatap wajah Lami yang terpaut dekat dengannya karena sofa yang mereka tiduri sebenarnya cukup sempit untuk di pakai berdua.

Changbin menyingkirkan anak rambut Lami ke belakang telinga, ini salah, pikir Changbin. Jatungnya berdetak sedikit cepat tapi dia tidak berniat untuk bangun karena masih betah memeluk Lami yang pas dalam dekapannya.

Ini salah, kata Changbin lagi dalam hati.

"Changbin udah bangun ya?" Tanya Lami dengan suara serak dan dibalas anggukan dari Changbin.

"Lami," panggil Changbin pelan, "Cape." Keluh Changbin.

"Cape kenapa?"

"Cape banget, badan gue sakit."

"Mau gue pijitin?"

Gila. Changbin pikir Lami sudah gila.

"Kalau misalnya gue mukulin lo kaya pertama kali lo kesini, trus gue sakit, masih mau bantuin gue?"

Gadis itu tidak menjawab, Lami bergerak tidak nyaman lalu bangun dari tidurnya, "Gue mau mandi."

"Gue lagi nanya." Balas Changbin dingin, tidak suka Lami beranjak dari sana.

"Hng?" Lami diam sebentar, "Tergantung." Jawab Lami seadanya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Lami menatap pantulan dirinya di cermin, gadis itu menangis, tangannya bergerak memutar kran air agar isakannya tidak jelas terdengar.

"Ah gue harus gimana?" Bisik Lami pelan bahkan hanya terdengar seperti helaan nafas panjang. Gadis itu menjatuhkan dirinya ke lantai kamar mandi, memeluk lututnya.

Emosi Lami sampai di puncaknya, lagi.


-lami pov-

Tolong.

Gue pikir hidup gue memang udah selesai, selesai disini, di tempat aneh yang ga sama sekali gue tau.

Siapapun tolong.

Dan disini, di titik ini gue ingin berlutut di depan Changbin supaya dia bunuh gue sekalian, gue udah ga kuat.

Mungkin gue masih bisa terlihat biasa di depan Changbin, bahkan gue masih bisa tersenyum, bukan karena benar-benar senang dengan kehadiran Changbin. Tapi gue takut.

Gue takut Changbin marah, mukulin gue lagi, takut kalau Changbin macem-macem. Tapi, gue udah nurut dan Changbin tetep macem-macem.

Nyuri first kiss gue, meluk gue, natap gue terus-terusan.

Gue udah ga mau lagi ketemu mamih, papih, kokoh, atau siapapun karena gue udah jadi sampah. Jadi, satu-satunya cara buat selamat ya ga selamat. Gue pengen ini selesai.

Gue ga bisa berdua lagi sama Changbin, engga bisa tidur bareng lagi sama cowo aneh yang udah nyulik gue, apapun itu alasannya gue ga mau ketemu Changbin. Lebih sedihnya, gue bahkan ga mau ketemu diri gue sendiri di depan cermin, gue jelek, hancur, udah ga ada apa-apa lagi.

Gue harus pergi.

Mungkin mamih kira gue udah meninggal, jadi ya udah, mamih pasti bisa terima karena gue udah pergi dari lama.

Gue mencoba berdiri tapi lutut gue lemes, gue belum berhenti nangis, seakan dada gue lagi di tekan tekan sampai rasanya susah buat nafas. Gue menyapu pandangan, siapa tau bisa menemukan sesuatu yang bisa berguna.

Nihil, kamar mandi ini kosong.

Sekali lagi gue menatap pantulan wajah gue di cermin,

"Bitch, i must die." Gumam gue pelan. Lalu gue melirik ke arah bathup dan perlahan gue membuang muka, gue ga bisa liat pantulan diri gue lagi. Gue, murahan.

--
-author-

Changbin menatap pintu kamar mandi sedikit khawatir, tidak biasanya Lami selama ini di kamar mandi, Changbin mulai curiga ada sesuatu yang salah di dalam.

"Bentar," gumam Changbin masih menunggu , "Ini terlalu lama!" Gerutu Changbin detik selanjutnya lalu bangkit dan berjalan ke arah kamar mandi,

"Lami lo udah mandinya?"

Tidak ada jawaban dari dalam, "Lami udah mandinya?!" Teriak Changbin.

"LAMI BUKA PINTUNYA!" Bentak Changbin tidak sabaran, pemuda itu membuang nafas kasar dan dalam sekali tendang pintu kamar mandi terbuka.

"ANJING LAMI LO!" Pekik Changbin panik saat melihat Lami merendam dirinya di bathup, Changbin berlari kecil lalu menarik Lami dari sana.

"Ah Lami!!" Panik Changbin sambil menepuk nepuk pipi Lami, "Jangan bercanda keparat!" Kesal Changbin. Tapi tetap, wajah Lami pucat dan Changbin bisa merasakan suhu tubuh Lami yang menurun.

Changbin membawa Lami ke tengah ruangan, jadi telunjuknya berada di hidung Lami. "Tahan Lami tahan.." gumam Changbin panik saat merasa nafas gadis itu tertahan.

--

Yha bosenin ga si ):

Twilight ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang