Bagian 16

1.1K 203 15
                                    

Maaf banget sama terlambat updatenya ): makasih ya yeorobun grgr kalian jadi semangat update ... ayo dong vomment supaya akunya sering up xixixi

--

Sesekali Changbin mengusap wajah Lami yang sekarang sedang tidur di pahanya. Beberapa kali juga Changbin menghirup nafasnya panjang untuk membuat dirinya tenang.

Semuanya salah. Bukan ini yang Changbin bayangkan apalagi Changbin cari. Hubungannya dengan Lami sudah salah, Lami tidak boleh menyukainya dan Changbin juga tidak boleh menyukai Lami. Tapi semuanya terasa percuma karena entah dorongan darimana tapi Changbin selalu punya keinginan untuk melindungi Lami.

Walau Changbin juga sadar, tidak ada gunanya melindungi Lami kalau nyatanya malah Changbin yang menyerang Lami.

"Bin ga tidur?" suara lembut Lami membuat Changbin sedikit sadar dari lamunannya.

"Gue ngebangunin lo ya?" Tanya Changbin. Lami menggeleng lalu bangun, sambil mengusap matanya lucu gadis itu melirik Changbin yang tidak bisa berhenti memperhatikannya.

"Engga." jawab Lami.

"Oh .. tadi gue pesen mcd, makan dulu sana," titah Changbin lalu mengusap rambut Lami lembut sebelum bangkit untuk mengambil bungkus makanan di meja.

"MCD!" pekik Lami.

"Kayaknya semua cewe ga ada yang ga suka Mcd kali ya?" Changbin ketawa, "My sister too."

"Surga.." gumam Lami selanjutnya melahap burgernya semangat, "Changbin makasih.."

"Lo bisa pesen ke gue kalau lagi pengen makan apa, nanti gue bawain.."

Lami menyunggingkan senyumnya, "Gue pengen makan berdua sama lo,"

"Ini lagi.."

"Diluar, something like .. you know."

"Jangan minta candle light dinner karena gue bukan tipe cowo kaya gitu Lam," potong Changbin sebelum Lami menyelesaikan ucapannya.

Lami terkikik, "Engga kok .. mungkin kaya, drive thru at 3 am?"

"Ngapain, sahur?" Changbin ketawa, "I don't know Lami .. I can't always with you, like,"

"Changbin.."

"I must letting you go i don't know .. anggap ini healing gue, okay?"

"No, this is not okay." cicit Lami.

"Lo kan pengen keluar dari sini?"

Lami melirik Changbin ragu, "Let's keep on touch, I promise I won't tell everyone.."

Changbin menggeleng, "You won't, tapi gue yakin orang lain iya."

"Siapa??? Ga ada yang tau soal ini bukan?"

"Bang Chan sama Binnie?"

Lami mendengus, "Changbin.."

"Kenapa? Lo suka sama gue?" Goda Changbin sambil terkikik lalu bangkit dari duduknya, "Ga mau pisah karena naksir gue kan?" Lanjut Changbin sambil harap-harap cemas dengan respon Lami nantinya.

"Changbin ... I do ... I like you ... I can't handle it."

Changbin menutup matanya sebentar, entah harus bereaksi seperti apa karena disatu sisi Changbin tidak ingin ini terjadi tapi disisi lain Changbin juga tidak naif kalau dia juga nyaman dengan keberadaan Lami.

"Heheh.." Changbin terkikik seraya kembali duduk disebelah Lami, "Gue ga denger."

Lami segera mendengus, "Ga jadi.." selanjutnya gadis itu segera bangkit dan berlari kecil ke kamar mandi.


Changbin meraih ponselnya dari saku jaket, "Bang Chan..."

"Apalagi Bin? Mau ngobrol?"

"Nih .. gue nyerah, serius. Jemput Lami disini lusa ... lusa-" Changbin menarik nafas panjang, "Lusa jangan lupa."

"Serius Changbin???? Oh god! Lo lagi ga-"

"Jangan banyak tanya tolong bang ... udah jemput aja."

"Gue ga bakal kasih tau siapapun ... ok, nanti gue hubungi lo lagi."

"Lo tau lah bang harus gimana.."

"Thanks Changbin."

Changbin juga tidak tau untuk apa Chan berterimakasih, mungkin karena melepas Lami? Entahlah tapi menurut Changbin ini adalah hal yang paling tepat untuk dia lakukan.

Penculik dan korban yang diculik menjalin hubungan? Itu sangat terdengar aneh untuk Changbin, dan mungkin orang lain juga.

--

Twilight ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang