Bagian 3

1.8K 252 29
                                    

Perlahan Lami membuka matanya. Dia ada di posisi duduk sedangkan tangannya diikat dan mulutnya dibekap sapu tangan.

Gadis itu diculik.

Ruangan itu terasa pengap, berantakan, dan gelap. Hanya ada cahaya remang dari lampu neon di tengah ruangan.

"HMMMMMH!!!!" Lami mencoba teriak sekencang mungkin, namun sebenarnya percuma karena mulutnya dibekap. Perlahan air mata gadis itu meleleh sambil mencoba teriak sekeras kerasnya.

Pintu yang ada di pojok ruangan terbuka, menampilkan seorang pria dengan balutan kaos hitam polos dan celana bahan, walaupun wajahnya ditutup masker tapi Lami bisa lihat kilatan marah dari mata tajamnya.

"Apa? Kaget?" Suara baritone itu terdengar menakutkan di telinga Lami.

"HMMMMMMHHH!!"

"Jangan berisik, percuma, ga ada yang bisa ngedenger suara jelek lo itu." Pemuda itu menarik kursi lalu duduk di hadapan Lami, "Sekali lagi lo teriak, gue telanjangin."

Air mata gadis itu meleleh semakin deras. Dia ketakutan. 

"JANGAN NANGIS!" Bentak pemuda itu sambil menampar Lami cukup kencang sampai gadis itu mengerang kesakitan, "Gue pukul lebih keras sampe lo berisik."

Mendengar hal itu, tangisan Lami semakin keras, "HMMPHH!" Ditambah dia mulai berontak, berusaha melepas ikatan yang ada di tangannya.

"BISA DIEM GA?!" Teriak pemuda itu sambil mencengkram pipi Lami, "Gue pukul beneran ok?"

Merasa itu hanya ancaman, Lami tidak mengindahkan kata-kata yang penculik dan masih menjerit histeris sambil menangis. Penculik itu menghela nafasnya kasar lalu melepas ikatan tangan Lami lalu menarik gadis itu agar berdiri dari duduknya.

"Anak nakal," gumam si penculik sambil menali tangan Lami ke besi yang tergantung di tembok, mengikat gadis itu dengan posisi berdiri, tangannya di ikat di atas kepala, "Posisi lo ini udah cukup siap buat di perkosa, jadi kalau ga mau gue apa-apain, lo harus diem." Katanya pelan tapi menuntut.

Lami diam, menatap manik elang pemuda itu. Lami menutup matanya erat untuk menahan air matanya yang sebenarnya tidak bisa dia tahan.

"Ikuti aja apa yang gue bilang, dengan begitu gue mungkin bisa berlaku baik sama lo? Entahlah, muka lo bikin gue nafsu," gumam si penculik lalu kembali duduk di meja yang terletak tidak jauh dari posisi Lami.

--

Lami bangun dari tidurnya karena perutnya sudah meraung minta diisi. Entah sudah berapa jam dia di sekap di gudang ini, yang pasti Lami sangat kelaparan sekarang.

Tidak ada jam, lampu di tengah ruangan masih remang menyala, bahkan dia baru sadar jika tidak ada jendela atau ventilasi disini, tapi anehnya dia merasa kedinginan. Lami seperti sedang berada di liang kubur jika seperti ini.

Gadis itu meraung, kembali berusaha untuk melepas tambang yang mengikat tangannya. Bahkan mungkin pergelangannya sudah luka karena dia berusaha terlalu keras.

Gadis itu menangis lagi. Menangis lebih bebas karena tidak ada si penculik disana.

Dia memikirkan banyak hal. Ibunya, ayahnya, kakaknya, bahkan teman-teman dan pacarnya.

Kenapa mereka tidak bisa menemukannya?

--

Genk vomment dong biar semangattseuu ❣️

Twilight ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang