Sasori dan nenek Chiyo sekarang sudah sampai di dalam cafe dekat sekolah Sarada sesuai dengan permintaan Sakura. Mereka pun mulai mencari meja Sakura hingga akhirnya mereka menemukan meja tempat Sakura duduk.
Meja itu terletak di pojok cafe dengan suasana yang tampak hening karena memang orang yang mengunjungi cafe tersebut hanya sedikit.
"Sasori-nii, nenek Chiyo!"sapa Sakura dari pojok sana, Sasori dan nenek Chiyo yang melihat itu hanya tersenyum lalu berjalan menuju meja Sakura.
"Apa kau menunggu lama?"tanya Sasori sambil duduk di kursi depan Sakura.
"Tidak terlalu lama"jawab Sakura sambil tersenyum manis, Sasori yang melihat itu pun juga tersenyum begitupun nenek Chiyo.
"Jadi apa yang membuat mu mengajak kami kesini Sakura?"tanya nenek Chiyo lembut kepada Sakura.
"Maksud ku mengajak kalian kesini adalah untuk mengatakan sesuatu"jawab Sakura dengan nada lemah membuat Sasori dan nenek Chiyo saling pandang tak mengerti.
"Untuk mengatakan apa, Saku?"tanya Sasori tak mengerti.
Sakura yang mendengar pertanyaan dari kakaknya langsung menghela nafas. Sebenarnya dia agak ragu untuk mengatakan hal ini tapi biar bagaimanapun dia harus tetap mengatakan nya walau ia tau mungkin nanti kakaknya tidak akan setuju tapi apa boleh buat, dia harus tetap melakukan ini demi karir nya di bidang kedokteran.
"Kemarin kepala rumah sakit tempat aku bekerja memberi ku surat"ucap Sakura ragu.
"Lalu?"tanya Sasori bingung.
"Surat yang diberikan nya kepada ku itu surat kepindahanku ke Konoha dan aku menerima nya"lanjut Sakura lirih membuat mata Sasori membulat sempurna.
Sakura yang melihat reaksi kakaknya itu langsung tertunduk, dia sudah tau bahwa reaksi Sasori akan seperti ini dan Sakura juga tau bila saat ini Sasori sangat kaget apalagi mendengar akan kepindahan nya ke Konoha, kota yang bahkan sudah lama mereka lupakan dan Sasori sangat tidak menyukai kota itu, sangat tidak menyukai nya.
"Apa ini Sakura! Kenapa kau menerima nya! Surat yang jelas jelas akan mengantar mu kembali ke masa lalu suram mu"kata Sasori tak terima, Sakura yang mendengar itu langsung meneteskan air mata.
"Ini demi karir ku, nii-san. Karir yang sudah dari dulu aku impikan"ujar Sakura sambil meneteskan air matanya, nenek Chiyo yang melihat itu langsung memeluk cucu perempuan nya itu.
"Shtt, sudahlah nak, jangan menangis"kata nenek Chiyo lembut.
"Tapi Sakura, kau masih bisa mengejar karir mu di sini, kau tak perlu ke sana"ucap Sasori.
"Ta-tapi-"
"Shtt, tenang lah dulu Sakura. Jangan dengarkan dulu ucapan kakakmu"ujar nenek Chiyo sambil mengelus lembut punggung Sakura, Sasori yang mendengar itu langsung membuang muka.
Sebenarnya saat ini Sasori tidak sedang marah dengan Sakura tapi dia hanya khawatir saja dengan adik perempuan nya itu. Ya, semenjak kejadian sepuluh tahun lalu, Sasori sangat anti dengan kota Konoha bahkan dia tak pernah melakukan proyek apapun di sana walau sebenarnya dia akan mendapatkan keuntungan besar bila membuat proyek kerja di sana tapi dia tetap tidak akan mau walau banyak tawaran proyek yang menggiurkan di sana yang mungkin dapat membuat perusahaan nya lebih baik lagi, tapi Sasori tetaplah Sasori, dia lebih memilih untuk menolak semua tawaran itu daripada harus pergi ke Konoha.
"Nii-san, maaf kan aku"ucap Sakura pelan membuat Sasori yang mendengar itu menjadi merasa bersalah karena membuat adik yang paling ia sayang tersakiti.
"Tidak Saku, nii-san yang seharusnya meminta maaf karena telah membuat mu menangis"kata Sasori dengan hati bersalah.
"Tak apa nii-san, kau membuat ku seperti ini karena aku juga kan? Jadi jangan membuat dirimu sakit karena rasa bersalah mu itu"balas Sakura sambil tersenyum tulus kepada Sasori, Sasori yang mendengar itu juga ikut tersenyum begitupun nenek Chiyo, dia sangat senang karena melihat kedua cucunya dapat kembali akur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarada'S Story [HIATUS]
FanfictionMengisahkan tentang Sarada yang hanya hidup berdua dengan ibunya. ia besar oleh kasih sayang ibu dan pamannya,tanpa kasih sayang ayahnya. ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga menggantikan sosok ayah baginya hingga ia melupakan sosok ayah...