o7 - Night Talk

1.4K 202 61
                                    

Seven : Night Talk

"MAAF untuk yang tadi."

Sehun membuka suara pertama kali setelah dia menjalankan mobilnya keluar dari parkiran kantor. Soojung yang tengah memandangi gemerlap lampu kota di malam hari sontak menoleh ke arah Sehun setelah pria itu melontarkan kata maaf. Ya, mereka sedang berada dalam satu mobil untuk mengantar Soojung pulang ke apartemen.

"Maaf?" Soojung mengulang lagi kata Sehun yang menurutnya ambigu.

"Ya, karena aku telah lancang memelukmu. Tak seharusnya aku melakukan itu."

Jawaban Sehun itu pun langsung membuat perasaan Soojung terhempas begitu saja. Dia kira apa yang dilakukan Sehun tadi adalah sebuah bentuk rasa rindu yang selama ini dia rasakan karena mereka tidak bertemu selama bertahun-tahun. Tapi pemikirannya itu lenyap seketika bersamaan dengan permintaan maaf Sehun atas insiden luar biasa tadi. Sehun menyesali perbuatannya dan itu membuat Soojung terluka. Seharusnya dari awal dia tidak boleh berharap terlalu tinggi.

Namun begitu Soojung tetap tersenyum ke arah Sehun seolah insiden tadi tidaklah penting. Senyum kaku yang terlalu manis untuk disebut palsu. "Aku mengerti kau sedang kelelahan."

Hanya anggukan kecil yang didapat Soojung sebagai jawaban. Pria itu bahkan tidak menatapnya sedikitpun dan terus menatap ke arah jalan di depannya walaupun mobil sedang berhenti di lampu merah. Tentu saja dia juga melewatkan senyum manis yang Soojung berikan. Sehun tidak tahu bahwa yang dilakukannya itu justru membuat Soojung semakin terluka.

Mereka pun terjebak dalam keheningan malam dengan suasana canggung menyelimuti. Soojung kembali menatap lampu-lampu jalan sambil menata kembali perasaannya yang sempat terjatuh. Sedangkan Sehun, dia terlihat santai menyetir mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Tanpa Soojung sadari Sehun ternyata juga sedang bergulat dengan pikirannya sendiri. Dia merutuki dirinya sendiri karena telah kelepasan memeluk Soojung di ruangan pribadinya tadi. Tindakan yang sudah mati-matian Sehun tahan itu terlepas begitu saja saat netranya menatap lekat sosok yang dirindukannya selama ini. Kondisi dirinya yang sedang kelelahan karena bekerja seharian semakin memperparah keadaan. Saat itu semesta seolah saling bekerja sama untuk mempersatukan mereka dalam satu pelukan hangat.

Munafik jika Sehun mengatakan bahwa dia tidak menikmatinya. Rasanya bahkan masih sama seperti dulu saat mereka masih bersama. Tubuh Soojung hangat dan terasa pas dipelukannya. Seakan wanita itu memang ditakdirkan untuk dirinya.

"Aku juga minta maaf..."

Suara halus Soojung itu berhasil memutus rantai pikiran Sehun. Untuk pertama kalinya sejak mereka terjebak di dalam mobil, Sehun akhirnya menoleh ke arah Soojung. Sayangnya Soojung melewatkan momen itu karena dia lebih memilih menatap pantulan lampu-lampu jalan yang malam ini terlihat lebih menarik di matanya.

Soojung pun berkata lagi untuk menjelaskan lebih detail karena Sehun hanya diam tidak bersuara, "Aku tidak menelpon Aera malam itu."

Penjelasan Soojung itu membuat Sehun mengerti kemana percakapan mereka berlayar. Wanita itu berbicara tentang janjinya dengan Aera tiga hari yang lalu. "Aera terus bertanya apakah kau menelpon atau tidak."

Rasa bersalah kontan menyelimuti hati Soojung setelah Sehun menjawab ucapannya, "I thought she would forget about the promise."

Sehun menggeleng pelan, "Nah, Aere is different, Soojung. She won't forget about everything she has done."

Rewrite the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang