i1 - Just Two of Us

1.1K 164 30
                                    

Eleven : Just Two of Us

SUDAH seminggu lamanya sejak Sehun dan Aera menginap di apartemen Soojung. Keadaan kembali seperti semula dimana Sehun dan Aera melanjutkan hidup mereka tanpa kabar sedikitpun dari Soojung. Bukan karena Soojung yang tidak mengabari namun Sehun yang membatasi. Setiap kali Soojung menelepon karena ingin berinteraksi dengan Aera, Sehun selalu saja membuat alasan palsu agar keduanya tidak berinteraksi. Bahkan Sehun juga menghadang Aera agar tidak datang ke kursus piano. Entahlah Sehun masih belum siap menerima Soojung kembali. Semuanya butuh proses.

Seperti tadi pagi Sehun sempat mendapat telepon dari Soojung. Sayangnya telepon itu terabaikan karena rapat besar yang harus Sehun hadiri. Kali ini dia melakukan itu bukan karena sengaja tapi karena memang pekerjaannya pagi tadi cukup padat.

"Daddy!"

Sehun yang sedang sibuk dengan tumpukan berkas sedikit berjengit saat Aera tiba-tiba saja masuk ke dalam ruang kerjanya sambil berteriak kegirangan. Aera berlari ke arah Sehun dan dengan sigap Sehun langsung menangkap Aera dalam pelukannya. Mereka berpelukan erat seakan dunia akan runtuh detik berikutnya. Tidak lupa Sehun juga menghujani wajah Aera dengan kecupan-kecupan kasih sayang yang berhasil membuat Aera tertawa geli.

"Stop it, daddy! Ini menggelikan!" Aera mencoba menghindari kecupan-kecupan yang diberikan Sehun namun Sehun tetap melanjutkan kegiatannya dengan diselingi kekehan kecil. "Daddy, please!"

Sehun pun berhenti memberikan kecupannya karena Aera sudah terengah akibat terus tertawa. Dia pun mendudukan Aera di atas meja kerjanya lantas berkata, "Tell me something good that happened today."

"I got A+ in English today," jawab Aera bersemangat dengan mengangkat tinggi kepalan tanganya. Ada senyum mengembang di wajah Aera dan hal itu berhasil membuat hati Sehun menghangat. "Aera membawa kertasnya. Tunggu..."

Aera segera mencari sesuatu di dalam tas berbentuk kepala Hello Kitty pemberian Yeonseok bulan lalu. Dia mencari kertas latihan bahasa Inggris yang mendapat nilai sempurna untuk ditunjukan kepada Daddy-nya. "Here it is!"

Dengan mata berbinar penuh kebanggaan, Sehun menerima kertas itu. Dia bisa melihat dengan jelas huruf A+ tertulis di bagian pojok atas kertas tersebut. Sehun menatap Aera tepat di matanya dengan senyum mengembang lebar, "Wow hebat, Princess Daddy benar-benar hebat. I can see that you worked hard on this. You really deserve that grade."

"Thank you, Daddy! And you know, dad, Miss Hanna gave me a chocolate as a present."

"Really? Chocolate? Where is the chocolate now?" tanya Sehun.

Tangan jahil Sehun mulai mencari keberadaan coklat itu sambil bercanda dengan menggelitiki seluruh tubuh anaknya. Tawa Aera kembali pecah dan hati Sehun terasa sejuk mendengarnya karena tawa Aera adalah suara paling indah yang pernah Sehun dengar. Semua gundah dan masalah seakan menguap begitu saja saat mendengar suara tawa anaknya itu. Sungguh, Aera adalah obat terbaik bagi Sehun.

"Daddy! Hahaha... Daddy!" Aera berusaha menjawab pertanyaan Sehun di tengah tawa gelinya. "Stop, please. I can't.... breath... Hahahaha."

Sehun menghentikan gelitikannya dengan satu kecupan lama di dahi anaknya, "I love you so much." Sehun pun duduk di kursi kerjanya sambil bertanya ulang, "So where is the chocolate?"

Rewrite the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang