o3 - Daydreaming

1.1K 186 25
                                    

Three : Daydreaming

NAMA perempuan itu terus terngiang di pikiran Sehun sejak semalam.

Setelah bibir Aera bergerak mengucap nama guru piano barunya, Sehun tidak henti-hentinya melamun. Jantungnya berdebar sangat kencang. Tetapi bukan debaran yang menyenangkan melainkan debaran yang menyakitkan. Hatinya terasa seolah digores oleh serpihan-serpihan masa lalu. Begitu juga ingatannya yang kembali memutar semua kaset usang tentang wanita itu, mulai dari yang berwarna hingga hitam putih.

Jung Soojung bukanlah nama yang asing bagi telinga Sehun, bahkan hatinya. Wanita itu pernah berperan menjadi tokoh utama pada kehidupan Sehun beberapa tahun yang lalu. Pernah juga menempati ruang kecil dan kotor di dalam hati pria yang sudah beranak satu itu. Sayangnya takdir berkata lain, mereka tidak berakhir bahagia. Mereka memang saling mencintai kala itu, bahkan banyak yang meramalkan bahwa mereka akan hidup bahagia bersama hingga rambut mereka memutih. Namun sebuah keadaan membuat mereka saling menyakiti satu sama lain hingga hubungan mereka berakhir pahit.

"Daddy!" panggil Aera sedikit kencang.

Sehun yang sedang melamun tentu saja terkejut mendengar suara keras Aera memanggilnya. Dia menatap bingung ke arah sekelilingnya dan mendapati Injung dan Aera sedang menatapnya aneh. "Ada apa?" tanyanya tanpa merasa bersalah.

"Supnya sudah tidak hangat lagi, daddy," ujar Aera dengan kerutan di kulit dahi. Ada raut tidak suka di wajah Aera dan Sehun langsung menyadari kesalahannya. Dia terlalu lama melamun hingga sup yang semula masih panas telah berubah menjadi dingin.

"Ah, maafkan daddy." Sebaris kata maaf terucap dari mulut Sehun dan hal itu berhasil membuat kerutan di dahi Aera sedikit melonggar. Senyum Sehun pun terbit hanya untuk menghibur si anak. "Daddy lagi banyak pekerjaan. Maafkan daddy, ok? Daddy tidak akan mengulanginya lagi."

Aera tidak langsung menjawab, dia justru menyodorkan jari kelingking kecilnya, "Promise me?"

"I promise you," bisik Sehun sambil menautkan kelingkingnya dan mencium puncak kepala anaknya.

Sebagai pria yang sudah mempunyai satu anak, Aera adalah prioritas utama Sehun. Segala cara apapun akan dia tempuh untuk membahagiakan anak semata wayangnya itu. Sudah cukup Aera bersedih karena kehilangan ibu kandungnya, Sehun tidak ingin anaknya bersedih untuk hal yang lain. Sejak Aera masih di dalam kandungan Sehun sudah berjanji untuk membahagiakan anaknya itu. Jadi, Sehun berusaha semaksimal mungkin agar senyum Aera tidak pernah luntur.

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?" tanya Injung sehabis mereka sarapan.

Ibu dan anak ini sedang berada di dapur untuk membersihkan piring-piring bekas sarapan. Sebenarnya banyak pembantu rumah tangga yang bisa mencuci piring bekas sarapan mereka, tetapi baik Injung maupun Sehun selalu melakukan hal itu sesekali. Kata Injung, agar hubungan dia dan anaknya tetap terjaga. Sedangkan Aera, anak itu tengah mengemasi barang yang akan dia bawa ke rumah saudara sepupu Sehun. Jadwal Aera setiap hari minggu adalah bermain ke rumah Junmyeon dan Joohyun.

Sehun tidak menjawab pertanyaan ibunya. Dia hanya diam sambil terus menggosok piring dengan sabun dan spons. Diam disini bukan maksud apa-apa selain karena dia bingung harus menjawab apa. Bohong jika Sehun mengatakan bahwa tidak ada yang mengganggu pikirannya. Tetapi jika dia berkata jujur, dia tidak bisa menjamin bahwa ibunya bisa menerima kenyataan ini.

Rewrite the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang