o4 - Golden Friends

1.1K 186 27
                                    

Four : Golden Friends

RINTIKAN air yang jatuh dari langit kian mereda. Meninggalkan daratan ibukota basah karena ulahnya. Udara yang tadinya tercemar oleh asap-asap polusi kini terasa sedikit lebih segar setelah hujan. Bertemankan awan kelabu yang masih menggantung di langit kota, Sehun berkutat pada layar datar dihadapannya yang menampilkan diagram batang perkembangan perusahaan.

Sebuah lenguhan berhasil terlepas dari bibir Sehun setelah dia melihat adanya penurunan di beberapa aspek perusahaan. Tangannya yang bebas dia gunakan untuk memijat pelipisnya sambil berharap semua akan baik-baik saja. Entah itu pikirannya, hatinya, maupun perusahaannya.

Kemarin malam dia datang ke tempat kursus piano Aera. Rasa penasarannya memang sebesar itu sampai-sampai dia nekat ingin memastikan secara langsung tentang eksistensi Soojung. Dengan mata kepalanya sendiri, Sehun membaca semua identitas guru piano Aera yang diberikan oleh Nayeon, si penjaga lobby. Awalnya Sehun berharap agar semua yang menghantui pikirannya hanyalah pikiran semu semata namun sepertinya Tuhan berkehendak lain.

Guru piano Aera benar-benar Jung Soojung yang dia kenal.

Sehun bingung, dia tidak tahu harus bahagia atau harus bersedih ketika ternyata Soojung yang dimaksud sama seperti Soojung masa lalunya. Jujur saja, ada secuil rasa senang yang menyentuh hati Sehun. Senang karena Tuhan akhirnya mempertemukan dirinya dan wanita itu kembali setelah sekian lama.

Akan tetapi rasa senang itu tidak sebanding dengan besarnya rasa sakit yang dia derita selama ini. Perpisahan mereka yang bisa dibilang pahit itu masih membekas di hatinya. Bagaimana Soojung memilih untuk meninggalkan dirinya ditengah cobaan besar yang diberikan oleh Tuhan selalu berhasil membuat Sehun merasa marah. Sehun tahu bahwa semua adalah kesalahannya tapi dia sangat kecewa karena Soojung pergi ditengah keterpurukannya.

Kring~ Kring~

Dering telpon yang ada di meja Sehun berhasil memutus rantai pikirannya. Sambil berdecak kesal karena merasa waktunya diganggu dia mengangkat telepon itu dengan menekan sebuah tombol pada keypad.

"Ada apa?"

"Tuan Chanyeol ingin bertemu dengan Anda sekarang juga."

"Biarkan dia masuk." Tut.

Tak lama setelah sambungan terputus, pintu ruangan Sehun dibuka lebar oleh seorang pria berkemeja putih dengan dasi yang sudah melonggar dan jas hitam tersampir di bahu. Chanyeol disana. Masuk kedalam ruangan dengan keadaan rambut yang cukup berantakan.

"Ada apa denganmu?" tanya Sehun sambil mengerutkan kening.

"Lelah," jawab Chanyeol. Dia sudah ambruk di sofa yang ada di ruangan Sehun dengan posisi telungkup.

Sehun pun menghampiri temannya itu, "Kau mau minum kopi?"

"Tidak perlu," tolak Chanyeol tanpa melihat kearah Sehun barang sedikitpun. "Aku kemari ingin mengajakmu makan di luar. Apa kau sedang sibuk?"

"Hanya perlu menandatangani beberapa berkas." Sehun mengendikan bahu ringan. "Kalau kau mau menunggu."

"Cepat selesaikan, aku akan menunggumu."

🌟🌟🌟

Suasana restoran tempat mereka makan terbilang cukup sepi. Hanya ada beberapa orang yang datang berhubung jam makan siang belum tiba. Mereka berdua memilih duduk di dekat pintu, tempat yang biasa mereka tempati dulu sewaktu masih sekolah. Di hadapan mereka sudah terhidang makanan yang dipesan Chanyeol, sedangkan Sehun hanya memesan secangkir teh hijau karena dia telah berjanji pada Aera untuk makan siang bersama.

Rewrite the StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang