[Espoir]
^
^
^
^
^Jimin berdiri dalam diam dengan telinga memerah. Pipinya masih terasa panas setelah tangan sang ayah mendarat di pipinya. Sang ayah berkacak pinggang. Mengatur napas untuk melontarkan cercaan lanjutan. "Apa yang kau pikirkan hah? Bersekolah di sekolah menengah ternama hanya untuk mengambil kuliah seni? Apa kau tidak menggunakan otakmu dengan baik setelah bertahun-tahun belajar?"
Jimin terdiam dengan kepala yang tertunduk. "Untuk apa aku menyekolahkanmu jika pada akhirnya kau memilih untuk menjadi berandalan seperti ini?" Jimin memberanikan diri untuk mengangkat kepala. Menatap takut pada ayahnya yang sedang mengerang garang.
"Ini adalah referensi dari sekolah, Ayah. Universitas yang aku tunjukkan ke Ayah memang universitas yang bagus. Aku tidak akan jadi berandalan. Aku akan menjadi seniman hebat. Aku berjanji."
PLAK
Lagi. Ucapan Jimin dianggap sebagai bantahan yang tidak bisa dimaafkan dan harus dibalas dengan tamparan. Jimin menggigit bibir, menyadari bahwa ia seharusnya tidak perlu buka mulut. "Kau berani menjawab? Lihat! Ini yang seni ajarkan padamu! Menentang orang tua!"
Tangan Jimin mengepal. Jiwanya terbakar api amarah. Namun Jimin memilih untuk tidak termakan oleh luapan emosi. Ia percaya bahwa dirinya jauh lebih baik jika menahan perasaan.
"Sekarang aku akan memberikanmu pilihan, Jimin. Kau memilih universitas yang sama dengan kakakmu, atau memilih seni dan tidak berbicara padaku selamanya. Itu pilihanmu."
Jimin mengernyit, menatap tidak percaya pada sang ayah. "A-ayah ..."
"Aku tidak ingin lihat ada sedikit pun peralatan seni di rumah ini! Jika aku melihatnya, aku tidak akan segan-segan membuang atau bahkan membakarnya. Kau mengerti?" Sang ayah keluar dari ruang kerja. Meninggalkan putranya yang terpaku dengan hati berdenyut nyeri.
Jimin melonggarkan kepalan tangannya. Ia menengadah. Menahan titik air mata yang sudah berkumpul di pelupuk mata. Dalam hati, ia bergumam,"Kenapa... Ayah tidak pernah mengerti?"
Penasaran kelanjutannya?
Temukan kisah lengkapnya di eBook Espoir Full Version
(Only 40k)Hubungi
0882 7703 0613^
^
^
^
^[Espoir]
23 September 2021
<07.42 pm>
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOOK] Espoir
Fanfiction"Kau adalah harapan itu sendiri." (Start: February 2018) (End: June 2018) (Re-published : November 2018)