Yoongi berbaring lagi di tempat tidurnya dan menatap dedaunan yang gugur dari pohon di luar jendela.
"Kau! Kenapa kau mengikutiku terus sih?!"bentak Yoongi. Sana yang terkejut ketika Yoongi tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh lalu membentaknya hanya bisa menatap Yoongi dengan kedua mata bulatnya.
"A...aku takut...,"ucap Sana.
"Bukankah aku sudah meminjamkanmu hpku?! Awas ya tidak kau kembalikan besok! Sudah sana pulang!"bentak Yoongi lagi. Sana hanya terdiam dan memperhatikan sekelilingnya. Gedung sekolah saat malam sangat mengerikan apalagi di luar hujan deras. Sana memang sudah seharusnya pulang karena ketika listrik padam dan dia tidak bisa bergerak, Yoongi meminjamkan ponselnya untuk menjadi sumber penerang Sana ke pintu keluar. Tapi bukannya malah keluar dan pulang, Sana malah mengikuti Yoongi ke lapangan basket indoor.
"Argh! Dasar perempuan,"Yoongi mencoba mengabaikan Sana dan berjalan mengambil bola basket. Dia lalu mendribble bola itu sebelum melakukan slam dunk dengan sempurna. Namun tiba-tiba setelah beberapa menit Yoongi bermain tanpa mempedulikan Sana, sebuah petir menyambar dengan suaranya yang menggelegar membuat Sana berteriak.
"Yah!!!!"Yoongi berteriak kesal karena kaget dan melempar kasar bola itu kearah Sana. Bola itu memantul di depan Sana dan ketika Yoongi dapat melihat wajah gadis itu, dia sudah menutup wajahnya dengan sangat ketakutan. Yoongi tertegun karena Sana gemetaran.
"Aku takut dengan halilintar!"isak Sana. Yoongi menghela nafas panjang sambil memutar bola matanya kemudian mendekati Sana.
"Ya sudah ayo pulang. Dasar, merepotkan sekali sih temanmu ini, Jung Hoseok,"gerutu Yoongi sambil menarik tangan Sana.
Yoongi terkenang akan momen pertama mereka hanya berduaan setelah Hoseok dengan resmi memperkenalkan Sana padanya di kantin.
"Ah, itu sohibku yang hobinya bolos, Sana! Yo, Min Yoongi! Sini aku kenalkan dengan cewek paling cantik di sekolah kita," itu ucapan Hoseok ketika pertama kali mengenalkannya pada Sana.
Lalu setelah malam berhujan itu, Sana terus menerus membuntuti Yoongi.
"Jangan merokok...,"Sana menarik batang rokok yang baru saja disematkan oleh Yoongi dibibirnya. Gadis itu benar-benar seperti tidak ada rasa bersalah sama sekali.
"Tidak baik bagi paru-parumu. Nih, permen,"ucap Sana sambil memasukkan sebuah permen lollipop ke dalam mulut Yoongi dengan begitu saja. Yoongi tercengang melihat Sana.
"Aish, kau ini. Pergi sana!"gerutu Yoongi. Namun Sana tidak pernah pergi, walau Yoongi mengusirnya, gadis itu begitu keras kepala.
Namun permen apel yang diberikan Sana itu kemudian menjadi permen favorit Yoongi.
"Kau...kenapa mengangguku terus sih?"tanya Yoongi suatu hari.
"Kau tampan, keren, dingin, sifatmu yang tsundere itu...aku suka! Hahaa,"canda Sana. Yoongi mengerang kesal, menyesal menanyakan hal itu pada gadis yang sulit diajak bicara serius ini.
"Karena aku suka menempelkan plester ke kulit yang sedang terluka. Di sekolah ini, hanya Oppa yang sering terluka,"Sana menunduk dan menempelkan plester ke pipi Yoongi yang memar karena berkelahi dengan preman di stasiun.
"Bukankah itu artinya aku berbahaya untukmu? Jadi tolong kau menjauh dari sekarang,"Yoongi menjauhkan tangan Sana yang sudah selesai menempelkan plester dikulitnya. Sana malah tersenyum lagi mendengar ucapan Yoongi.
"Jika kau berbahaya untukku, aku tinggal membuatnya tidak berbahaya lagi dan malah melindungiku,"ucap gadis itu dengan polosnya.
Sana yang keras kepala selalu mengikutinya kemana pun dia pergi. Sehingga Yoongi tidak bisa memeras orang lagi, tidak bisa seenaknya memukul orang lagi, tidak bisa berkelahi begitu saja karena merasa diawasi oleh Sana yang membuatnya risih namun dia tidak berdaya mengusir gadis itu lagi. Pernah suatu hari Yoongi terpaksa berkelahi karena salah satu preman itu malah menganggu Sana, Yoongi membuat orang itu nyaris sekarat dan Sana menangis histeris selama melihat Yoongi menghajar mereka habis-habisan. Tapi walau begitu, Sana tetap berada disisinya dan memintanya untuk berhenti berkelahi.
"Sekarang memang kau lebih kuat dari mereka. Jika nanti kau yang lebih lemah, aku harus bagaimana?"tangis Sana.
"Sudah berhentilah berkelahi!"pintanya.
"Kan sudah aku bilang jangan mengikutiku lagi. Kau akan terluka!"gerutu Yoongi.
"Tidak bisa! Karena aku hanya ingin bersamamu dan membuatmu aman!"balas Sana dengan penuh keegoisannya.
Yoongi akhirnya kalah. Kalah dalam berargumen, kalah dalam pertandingan yang diam-diam diciptakan Sana. Dia sudah tidak bisa lagi menyingkirkan gadis ini, dia tidak bisa menolaknya lagi. Sejak saat itu Yoongi memandang Sana dengan berbeda. Dia perlahan-lahan menjadi lembut dan lebih baik dari dirinya yang sebelumnya.
"Sudah aku bilang jangan merokok lagi...,"Sana lagi-lagi menarik batang rokok yang disematkan Yoongi. Namun ketika Sana akan menggantinya dengan lollipop, Yoongi malah menarik tangan gadis itu dan mengecup bibirnya dengan penuh perasaan. Mata Sana terbelalak lebar melihat apa yang Yoongi lakukan namun pria itu mengabaikan rasa terkejutnya dan terus mengecup bibir Sana.
"Aku tidak mau permen lagi. Setiap kau menyuruhku tidak merokok, gantinya kau harus menciumku,"ucap Yoongi setelah melepaskan ciumannya. Wajah Sana merah padam.
Yoongi menatap guguran daun maple yang jatuh dari tangkainya di luar jendela rumah sakit ini. Semua kenangan-kenangan manis bersama Sana terus kembali diingatnya sejak dia terbangun dari koma. Bahkan ketika dia sekarat, Yoongi memimpikan Sana. Dia seakan mendatangi Sana, entah gadis itu dimana namun gadis itu terlihat kesakitan dan terus menangis. Yoongi ingin memeluknya namun dia tidak pernah berhasil menyentuh Sana.
Dimana...kau ada dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost (INA-COMPLETE)
FanfictionSelama aku menggendongnya, aku menyadari bahwa perlahan-lahan kehidupannya telah meninggalkan dunia ini. Karena itu...aku dekap erat tubuhnya, agar aku masih dapat terselamatkan oleh sisa-sisa kehidupan yang dia berikan untuk bersamaku. theme song...