"Namjoon-ah...kau sudah kenal aku sejak sd kan? Apa aku pernah berbuat baik?"Tanya Yoongi setelah dia sadar keesokan harinya."Pernah. Sebelum kelas 5 sd. Lalu pernah...setelah kau kenal Sana,"jawab Namjoon. Kelas 5 sd,itu disaat keluarganya tewas karena kecelakaan dan membuat Yoongi menjadi sebatang kara. Terlalu shock dan sedih dengan tragedy yang menimpa keluarganya, Yoongi menolak ajakan relasi keluarganya untuk tinggal bersama mereka dan hidup sendirian. Dari situlah dia mulai memandang rendah orang lain, tidak pernah menghargai orang lain dan bersikap apatis. Ketika SMP, Yoongi yang hobi berkelahi bergabung dengan kelompok anak berbahaya di sekolah dan selalu ikut tawuran. Lalu ketika SMA, Yoongi bergabung dengan geng motor berbahaya di Seoul dan hidup seliar mungkin hingga dia mengenal Sana di tahun terakhir sekolah mereka.
"Aku ingin...Sana kembali...,"lirih Yoongi.
"Jika tidak mungkin aku bisa lebih jahat lagi...,"ucapnya sambil mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Namjoon terdiam.
"Kau tidak bisa memaksakan perasaan orang lain,Yoongi,"ucap Namjoon.
"Walau dia mencintai orang itu! Asal bersamaku itu sudah cukup!"seru Yoongi.
"Lalu kau ingin membuatnya tidak bahagia?"Tanya Namjoon kebingungan.
"Kapan dia tidak bahagia bersamaku? Kau saksi hubungan kami kan? Katakan! Apa kau melihat dia tidak bahagia denganku?!"Tanya Yoongi. Namjoon terdiam. Namjoon tau betapa Sana mencintai Yoongi. Namjoon selalu melihat betapa bahagianya pasangan ini. Namun Namjoon mengerti jika Sana memiliki masalah karena itu dia meninggalkan Yoongi.
"Aku sudah bilang padanya. Jika aku tidak bisa melupakannya maka aku akan mencarinya terus dan merebut dia kembali,"Yoongi beranjak dari tempat tidurnya. Namjoon berpikir sejenak. Dia ingin sekali membantu Yoongi. Namun perasaannya bertolak belakang. Dia berpikir...yang ingin dibantu itu sebenarnya Yoongi atau Sana?
***
"Sana-ah,dokter sudah datang,"ucap Hoseok yang masuk bersama seorang dokter dan seorang perawat.
"Demammu akhirnya turun setelah 10 hari,"ucap dokter lega.
"Lucu ya...,"ucap Sana sambil tersenyum sinis.
"Demam karena flu yang seharusnya berhenti sendiri dalam 2-3 hari malah berhenti setelah 10 hari,"sambung gadis itu.
"Sana-ah...kau harus tabah,"ucap Hoseok lirih.
"Aku selalu tabah kok...ya kan?"tanggap Sana sambil tersenyum pahit. Hoseok pergi keluar karena tidak sanggup menahan airmatanya lagi.
"Kau yakin tidak mau memakai obat itu?"Tanya dokter. Sana menggeleng.
"Aku menjadi botak...tidak bisa berjalan...dan penyakit itu tidak bisa hilang. Hanya memperpanjang umur...hal yang sia-sia. Kebahagiaan pun tidak akan datang. Yang ada aku hanya membawa beban untuk orang sekitarku,"jawab Sana.
"Kalau begitu kau harus jaga kesehatanmu. Jangan sampai terinfeksi bakteri maupun virus. Kau harus terus minum obat imunmu,"ucap dokter setelah selesai menyuntikkan sesuatu dilengan Sana.
"Kau adalah orang yang tegar,Sana-ssi,"ucap dokter itu sebelum dia pamit pergi.
"Sana...,"Hoseok masuk setelah dokter itu keluar.
"Aku akan sangat bahagia jika kau memutuskan untuk lebih lama lagi hidup,"sambungnya.
Sana hanya diam.
"Aku tidak keberatan untuk mengurusmu selama apa pun itu...,"ucap Hoseok tulus.
"Maaf oppa... Aku Cuma ingin cepat-cepat pergi...,"tanggap Sana sambil tetap melihat ke luar jendela dengan tatapan kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost (INA-COMPLETE)
FanfictionSelama aku menggendongnya, aku menyadari bahwa perlahan-lahan kehidupannya telah meninggalkan dunia ini. Karena itu...aku dekap erat tubuhnya, agar aku masih dapat terselamatkan oleh sisa-sisa kehidupan yang dia berikan untuk bersamaku. theme song...