"Ingin bertemu siapa?"Tanya seorang wanita paruh baya yang cantik dengan ekspresi heran melihat seorang pria tampan namun dingin berdiri di depan pintu rumahnya.
"Eomonim...,"jawab Yoongi.
"Perkenalkan, saya Yoongi. Senang bertemu dengan anda,"ucap Yoongi sopan.
"Yoongi? Min Yoongi?"Tanya wanita itu kaget. Yoongi mengangguk.
"Maaf,aku sedang sibuk,"wanita yang tidak lain adalah ibu Sana itu hendak menutup pintunya lagi.
"Aku mohon!"Yoongi menahan pintu itu.***
"Jadi dia sudah menikah dengan Hoseok? Dimana mereka sekarang?"Tanya Yoongi menahan emosinya. Dia tidak ingin terlihat rapuh, marah ataupun menyalahi wanita ini atau siapa pun itu yang saat ini membuat hatinya remuk redam.
"Kau mencintainya?"Tanya ibu Sana dengan ekspresi tenang namun di dalam hatinya menahan perih yang juga ia rasakan.
"Tentu saja!"jawab Yoongi tanpa ragu.
"Jika kau mencintainya...apa kau tega mengganggu rumah tangga mereka?"Tanya wanita itu. Yoongi terdiam.
"Aku tidak ingin...tapi apa aku salah...mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku?"Tanya Yoongi sambil mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kuat.
"Nak...tidak semua hal yang kita inginkan...harus menjadi milik kita. Kau harus belajar ikhlas...,"ucap wanita itu. Yoongi terdiam. Hatinya merasa sakit. Ini untuk pertama kalinya dia menangis di depan orang lain. Ya...Yoongi hanya tau Sana meninggalkannya. Menikah dan hidup bahagia dengan pria lain...Sakit itu hanya ditanggung olehnya. Orang yang sempat percaya dan dikhianati ini....Sementara itu...diwaktu yang sama...di tempat yang lain... Sana bukan sedang bemesraan dengan Hoseok atau pun tinggal sebagai sepasang suami-istri. Namun Sana sedang beristirahat dengan kompres didahinya karena terkena flu dan harus disuntik berulang-ulang seharian.
***
Yoongi berjalan seperti orang yang tidak punya tujuan. Sampai akhirnya Namjoon dan Taehyung menemukannya dan membawanya minum. Yoongi minum banyak sekali dan terus memikirkan Sana. Memikirkan betapa bodohnya dia selama ini. Memikirkan betapa kejam orang yang bernama Minatozaki Sana. Memikirkan kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkan Sana.
*flashback*
"Saranghae,"bisik Sana sambil menutup kedua mata Yoongi dengan telapak tangannya. Yoongi yang sedang asyik bermain starcraft memegang kedua lengan Sana dan menariknya sehingga merangkul leher Yoongi.
"Kenapa kau mencintaiku?"Tanya Yoongi dengan wajah datarnya.
"Karena kau adalah Yoongi,"jawab Sana dengan dada berdebar-debar karena wajah pria yang dicintainya begitu dekat dengannya. Pipi mereka nyaris bersentuhan, aroma segar dan wangi khas Yoongi tercium nyata olehnya dan dia dapat merasakan betapa hangat tubuh dan nafas pria yang dicintainya itu.
"Itu bukan jawabannya,"ucap Yoongi sambil menjentik pelan dahi Sana.
"Karena aku Sana...,"
"Ups...,"Yoongi baru saja ingin menyela Sana.
"...dan aku dilahirkan untuk hanya melihat pada Min Yoongi,"sambung Sana dengan senyum lebarnya.
"Cih...gombal,"ucap Yoongi sambil menahan senyumnya.
"Hahaha! Karena kau tampan...pintar...usil...sok jagoan...tukang berantem...tidak sabaran...karena kau Yoongi. Ya kan? Aku suka Min Yoongi. Suka sekali. Hanya itu yang aku tau. Aku tidak pernah memikirkan kenapa,"terang Sana mengeratkan pelukannya.
"Kau memberikan jawaban yang lengkap kali ini...,"Yoongi berbalik dan menatap Sana lalu menarik Sana untuk duduk dipangkuannya.
"Karena itu aku beri bonus,"Yoongi mencium bibir Sana dengan lembut.*present*
"Cih...,"Yoongi menertawakan ketololannya dulu. Benar-benar malang,pikirnya. Dia adalah Yoongi yang malang yang masuk ke dalam jeratan laba-laba wanita penipu yaitu Sana. Yoongi meneguk minumannya lagi sampai habis.
"Yoongi-ah,kau terlihat kacau. Kau butuh perempuan?"Tanya Taehyung, playboy di kampus yang punya semua kontak gadis cantik di kota Seoul.
"Persetan dengan perempuan!"Yoongi membanting gelas minumannya dan berjalan keluar.
Taehyung dan Namjoon saling bertatapan. Mereka lalu memutuskan untuk mengejar Yoongi.
Yoongi berjalan sempoyongan karena mabuk. Dia benar-benar minum banyak sekali. Sehingga tanpa sengaja dia bertabrakan dengan preman di dekat situ.
"Sial! Heh pria menjijikkan! Kalau tidak kuat mabuk jangan berjalan sendirian begitu! Sakit tau!"bentak preman itu. Yoongi menatap orang itu dengan kesal.
"Apa? Menjijikkan katamu?"tanya Yoongi sambil menaikkan salah satu alisnya.
"Ya! Kau menjijikkan! Apa? Melawan?!"ancam mereka.
"Kau tau...,"Yoongi merenggangkan otot-ototnya.
"Yang menjijikkan itu adalah dirimu,"kata Yoongi dengan dinginnya.
"Sialan! Rasakan ini!"Orang itu melayangkan tinjuannya ke wajah Yoongi. Yoongi mundur dan sempoyongan. Namun dia sudah merasakan marah dan berbalik menyerang preman itu. Yoongi menghajar preman itu sampai babak belur.
"Sial! Ayo lari!"ujar teman-teman preman itu yang terdiam melihat Yoongi mampu menghabiskan satu orang dalam 1 menit dengan keadaan mabuk. Tentu saja itu hal yang mudah bagi Yoongi. Yoongi, yang dulu lebih beringasan dan berbahaya dibanding preman jalanan ini yang bagaikan tikus got.
"Cih! Lemah! Rasakan ini!"Yoongi terus menyerang orang itu.
"Yoongi-ah berenti! Yah!!!"Namjoon langsung menarik Yoongi. Taehyung menghampiri orang yang sudah sekarat itu.
"Kau gila ya?!"Namjoon mendorong Yoongi ke tembok.
"Ya. Aku gila. Gila sekali!"ucap Yoongi sambil mendorong Namjoon lalu tertawa seperti orang gila namun Namjoon yang tidak mabuk sama sekali bisa dengan mudah mendorong Yoongi kembali.
"Aku tau kau gila tapi kau hampir membunuh orang!"bentak Namjoon.
"Apa bedanya? Hah? Dulu pun aku sering membunuh orang kan?"ujar Yoongi sambil tersenyum sinis.
"Cih! Taehyung, telepon saja ambulans. Ayo ke apartemenku kita urus bocah ini,"kata Namjoon. Taehyung menelepon ambulans lalu mereka meninggalkan tempat itu.🍂🍁🍂🍁🍂🍁🍂🍂🍁🍂🍁🍂🍁🍂
Aku bakal update ff ini setiap hari tapi walau begitu aku ingin baca banyak komentar dari para reader sekalian 😄 serius deh, baca komen kalian itu bener-bener bikin makin semangat nulis...jadi jangan sungkan ya untuk tinggalkan komen dan vote 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost (INA-COMPLETE)
Fiksi PenggemarSelama aku menggendongnya, aku menyadari bahwa perlahan-lahan kehidupannya telah meninggalkan dunia ini. Karena itu...aku dekap erat tubuhnya, agar aku masih dapat terselamatkan oleh sisa-sisa kehidupan yang dia berikan untuk bersamaku. theme song...