Ep 06: Meet Elif

31 2 0
                                    

Mereka berdua berjalan-jalan sambil melihat isi kota dengan pakaian dunia mereka. Semua pandangan melihat mereka.

"Hey Ren apa kau lihat tatapan mereka pada kita" bisik Michiko.

"Iya aku tau"

Ren berjalan tanpa melihat depan dan akhirnya menabrak seseorang.

Dug..

"Aduh" keluh seorang wanita.

"Ah gomenasai" kata Ren membantu berdiri.

Wanita itu melihat Ren dengan raut kaget.

"Siapa kalian? Sepertinya kalian tidak berasal dari sini" tanya wanita itu

"Mm... Iya kami memang bukan berasal dari sini"

Perut Michiko berbunyi, dia lapar dan sedari semalam belum makan.

"Sepertinya temanmu lapar?" melihat Michiko sambil tersenyum.

Wanita itu seumuran kami dan memiliki rambut panjang dan berwarna coklat. Dia mengajak kami dikedai nasi bakar. Walau mereka berdua tidak tau makanan seperti apa itu.

- didalam-

Wanita itu memesan 3 nasi bakar untuk kami.

"Jadi siapa kalian, kenapa kalian kemari?" membuka pembicaraan.

"Namaku Ikeda Ren, aku disini karena.... Karena mengelana, iya mengelana" bohong.

"Tapi Ren kita kan--" terputus.

Ren menginjak kaki Michiko agar tutup mulut.

"Awww itaiii" memeluk kakinya.

"Diamlah kau" berbisik.

"Kenapa?"

"Kita tidak tau tentang kota dan orang yang didalamnya jadi jangan terlalu percaya begitu saja" bisik-bisik.

"Ada apa?" tanya wanita itu.

"Ah tidak apa-apa" jawab Ren.

"Dan siapa temanmu itu?" tanya wanita itu.

"Dia Habara Michiko, orang paling kampret dikelas"

"Hey aku tidak seperti itu Ren" gerutu.

"Dan kau siapa?" tanya Ren balik.

"Oh iya, namaku Aru Mirika, panggil Aru saja"

"Dan kau elif?" tanya Ren.

"Sebenarnya aku memang elif tapi aku juga separuh flamless" kata Aru.

"Flamless?" tanya Ren.

"Kaum penyihir hebat, tapi kami sebagai separuh flamless selalu dipandang rendah oleh penduduk"

"Kenapa?"

"Karena kekuatan kami lemah, tidak seperti flamless berdarah murni"

"Lalu apa hubungannya elif dan flamless?"

"Orang tuaku berbeda ras, ayahku seorang flamless dan ibuku adalah elif. Dan sekarang aku pencampuran antara keduanya" jelasnya.

"Dan warna matamu berbeda?" melihat mata Aru.

"Ini adalah mata separuu flamless, dan aku juga seorang elif"

"Hebat, kau memiliki dua ras dalam dirimu" puji Ren.

"Terimakasih, tapi aku juga tidak nyaman dengan ini. Mereka selalu mengucilkanku hanya karena aku separuh flamless" menunduk sedih.

"Sudahlah aku juga sama sepertimu"

"Apa maksudmu?"

Makanannya sudah tiba dan diatas piring itu tersaji makanan yang namanya nasi bakar, tapi nggak gosong tuh. Cuma baunya saja seperti habis dibakar dengan lauknya bermacam-macam ikan.

"Wah enak nih, itadakimash" kata Michiko langsung sambar tidak kuat menahan lapar.

"Mm Ren jadi apa maksudmu nasibmu sama sepertiku?" tanya Aru mengulang.

"Lupakan saja, ayo makan dulu" mengambil sumpitnya.
"Itadakimash"

Nasi itu masuk kemulut Ren dan betapa sedap dan enaknya rasanya. Gurih-gurih rasa bau bakaran gosong tapi tidak gosong.

"Oishii" kata Ren tidak sadar.

Michiko makan lahap banget kayak orang bertahun-tahun nggak makan. Dan sangking enaknya Ren juga berkata tanpa sadar.

"Hahaha, kalian tidak pernah merasakan makan disini yah?" melihat raut wajah mereka berdua.

"Iya, inwi enwak swekawli akwu twidwak pewernah mwakwan sweekwak inwi" kata Michiko dengan nasi yang penuh dimulutnya.

"Hahaha, kalian lucu sekali. Senang rasanya bisa bertemu kalian" senyum Aru.

"Iya, kami berhutang padamu" kata Ren.

"Ah tidak usah begitu, lagian aku tidak pernah memiliki teman sebaik kalian"

Ren melirik Michiko dengan rasa geli, makan belepotan dan kececeran sambil bicara lagi, bikin nasinya muncrat dari mulutnya. Hujannn....😆😆

The Mystic "EYE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang