Ep 04: Terdesak

40 2 0
                                    

Kondisinya sekarang mendesak Ren, sekali melakukan kesalahan Michiko akan dibunuh.

"Apa kau sudah menyerah sayang?" tatapan meremehkan.

Ren terdiam sedang memikirkan sebuah rencana, dia tidak bisa membaca pikiran lawannya seperti biasanya. Apakah dia lawan yang benar-benar kuat.

"Putuskan sekarang, serahkan kekuatanmu atau temanmu mati" pedangnya masih dileher Michiko.

"Hm sepertinya kau mau temanmu mati, baiklah"

"Jangan sakiti dia!!!!" membuka mata kirinya.

Seketika kekuatan Ren luar biasa hebatnya, semua mana milik Helzaz terhisap pada tubuhnya.

"Wah wah kau menyerap mana-ku"

"Singkirkan tanganmu dari temanku" marah.

"Akan ku layani dengan senang hati" melepaskan Michiko.

Pertarungan dimulai mereka berdua saling bertarung setiap kali Helzaz mengeluarkan mana-nya, selalu saja terhisap oleh Ren. Dan Ren masih belum mampu bertarung jarak dekat.

Setiap pergerakan Helzaz selalu terbaca oleh Ren. Dan Helzaz selalu kewalahan karena setiap pergerakannya selalu terbaca. Dan kali ini Helzaz akan mengincar Michiko lagi.

"Thunder spiar" mengeluarkan hujaman panah listrik.

"Awass!!" menangkis panah listrik itu dengan tatapan matanya saja.
"Daijobu Michiko?" menoleh pada temannya.

"Hm, arigatou"

"Hahahaha, kalia membuatku mual. Sebuah persahabatan yang nantinya akan berakhir juga. Tidak ada gunanya" kesal Helzaz.

"Pergi kau dari hadapanku, atau kau kubunuh" melihat Helzaz dengan pandangan membunuh.

"Hahahahahaha, mungkin ini saatnya mengeluarkan rencana B" mengangkat telapak tangannya.

Seketika lingkaran hitam berlambang muncul dibawah kaki mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan konoyarou!!" teriak Ren.

"Damare!! Akan aku bawa kau pada yang mulia Dose"

"Tidak akan pernah" mengeluarkan kekuatannya.

Lingkaran itu mulai melemah karena perlawanan Ren. Tapi kemudian rantai-rantai segel mengikat tangan dan kaki mereka berdua.

"Lepaskan konoyarou!!!" berteriak.

"Ikutlah bersamaku dan kau akan ku lepaskan nanti"

Cahaya kegelapan pada lingkaran itu bersinar dan kemudian mereka berdua terbawa kesebuah dimensi Helzaz.

*
*
*
*

~sadar~

-langsung bangun-

"Hahhh..."

Melihat sekelilingnya.

Sebuah penjara, lebih tepatnya penjara bawah tanah. Mereka sedang dipenjara oleh lawannya.

"Michiko bangun" membangunkan temannya.

"R-Ren" mulai sadar.
"Hehh??!! Kita ada dimana??" kaget.

"Penjara bawah tanah sepertinya" duduk.

"Aku tidak mau dipenjara!" memegang jeruji penjara.

"Damare!!" kata penjaga.

Penjaganya tidak seperti penjaga manusia, mereka siluman, siluman babi.

"Hoy lepaskan aku!!" berteriak-teriak.

Ren hanya duduk dan berpikir sambil mendengarkan teriakan Michiko setiap waktu.

"Aaa, jangan kurung aku"

"Aku tidak bersalah"

"Apa salahku padamu"

"Lepaskan aku!"

"Kupingmu dimana? Ditelapak kaki hah!" meneriaki penjaga dari tadi.

"Urusai!!! Damare aho!!" bentak penjaga.

"Huuhh" hela Ren.

"Hey Ren lakukan sesuatu" menggoyang-goyangkan tubuhnya.

"Hentikan" membuka matanya.

"Hey hey jangan kau tatapkan mata kirimu itu" ketakutan.

"Aku akan mencoba menghancurkan penjara ini" berdiri.

Ren mencoba menyentuh jeruji penjara, tapi tiba-tiba dia tersengat listrik yang membuatnya kaget.

"Ahh..." menjauh.

"Doustan no Ren?"

"Ada segelnya, aku tidak bisa menyentuhnya" memegang tangannya.

"Tapi tadi aku baik-baik saja?" melihat tangannya sendiri.

"Ide bagus, karena kau tidak tersetrum jadi kau saja yang menjalankan rencanaku" melihat Michiko.

"Ng-ngomong-ngomong Ren, bisakah kau menutup sebelah matamu itu? Aku agak ngeri melihatnya" lumayan takut.

"Terserah" menutup sebelah matanya dengan penutup mata lagi.

"Jadi apa rencanamu?"

"Kemarilah" menyuruh Michiko mendekat.

'bisik-bisik'

"Yosh... Wakatta!" bersemangat.

The Mystic "EYE"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang