- s a n d a r a n j i w a -
Dahulu kita tidak saling mengenal satu sama lain. Hingga suatu keadaan yang mempertemukan kita. Layaknya orang asing, kita hanya saling bertatap mata sekilas. Menit berikutnya, kita saling mengenal satu sama lain. Entah mengalir begitu saja.
Hari pertama, kurasa terlalu banyak perbedaan yang terlihat di antara kita. Namun seiring berjalannya waktu, kita dengan mudah mengenal dan saling memahami. Berhari-hari terlewati, aku merasakan ada satu keterikatan yang indah.
Dunia ini luas dan rumit, seperti aku dan kamu yang mencoba menjelajah dunia bersama. Berjalan, mengarungi kerasnya hidup bersama.
Hingga ada masa, di mana kita harus melangkah maju. Menghitung hari akhir yang semakin dekat, berdua kita menciptakan memori. Akan menjadi kenangan yang tersimpan, bahkan akan selalu kurindukan di hari esok.
"Kita buat kenangan indah, bersama."
Di tengah derasnya hujan yang jatuh, tangan kita bertautan. Gelapnya awan, seolah menggambarkan kesedihan pada diriku. Tertutup gerimis, air mataku luruh tersamarkan.
"Jarak tak akan menjadi pembatas."
Benar, jarak bukanlah sebuah alasan untuk mengelak. Jarak tak menjadi hambatan untuk kita saling menjaga.
"Kita akan bersama lagi, percayalah."
Keteguhanmu meyakinkan keraguanku, membuat diriku semakin tegar. Semua yang kita lalui bersama, akan melekat di benak kita. Dalam keadaan sepedih pun senyummu masih terukir.
Termakan waktu, dirimu pergi bersama kenangan yang mengiringi. Bahkan aku masih mengingat dengan jelas pertemuan kita. Akan selalu jelas tersimpan di lubuk hati terdalam. Semua yang telah terlewati bersama akan terpatri dalam jiwa.
"Sudahlah, tak ada yang perlu kau tangisi. Tak ada yang perlu kau risaukan. Aku akan baik-baik saja."
Lagi, dirimu tersenyum. Membuat diriku semakin meringis akan kerasnya dirimu mencoba untuk kuat. Sementara aku hanya termangu, melihatmu berpura-pura.
"Jangan berpura-pura kuat di depanku. Aku tahu kamu tidak baik-baik saja."
Mendengar tuturku, dirimu tertawa kecil. Tanganmu terulur untuk merangkulku. Aku tahu, dirimu sudah tak sanggup berkata-kata.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya.
[12:08] : sn
KAMU SEDANG MEMBACA
(dia)logue
Poetry"Tutup cerita ini, kembalikan ke berandamu." "Mengapa?" "Karena ini hanyalah sebuah ilusi," "Lalu hubungannya denganku?" "Kamu nyata, buktinya kamu di depanku." "Aku hanya ingin membaca," "Jangan, kamu tak perlu membaca ini." "Kenapa?" "Karena aku m...