The Half Blood Vampire 129-139

71.5K 2.4K 43
                                    

Part 129

Nicole menolehkan kepalanya kearah pintu saat pintu ruangannya terbuka. Sedetik kemudian, Justin muncul dengan tas yang disampirkan disisi kanannya, menandakan kalau dia baru saja pulang kuliah. Tapi tidak ada guratan kelelahan sama sekali diwajahnya. Wajahnya datar dan sedikit dingin sepdrti biasa.

Justin langsung meletakkan punggung tangannya dikening Nicole begitu dia telah berdiri disamping wanita itu.

“sudah normal.” ujar Justin sambil menghempaskan dirinya pada kursi disisi bangkar Nicole.

Tadi malam suhu tubuh Nicole memang agak sedikit naik.

“dokter juga bilang begitu.” sahut Pattie. Dia memang tidak pergi ke butik untuk menjaga Nicole. Tidak ada yang bisa menemani Nicole dirumah sakit selain dirinya, semua orang sedang sibuk, termasuk orangtua Nicole dan Greyson. Mereka semua sedang pergi ke Taiwan.

“dan sore ini aku bisa pulang!” seru Nicole. Dia sudah sangat bosan berada dirumah sakit selama 4 hari belakangan. Selain itu dia juga tak ingin Justin bolos kuliah hanya untuk menemaninya.

Justin menatap Pattie. “benarkah?” tanyanya tak percaya.

“ya.” ucapnya singkat. Pattie berjanji tidak akan mengatakan kalau sebenarnya Nicole memohon-mohon pada dokter agar di izinkan pulan pada Justin. “baiklah. Aku harus kebutik. Jika kalian sudah akan pulang, hubungi aku.” Pattie bangkit dari sofa yang sudah 3 jam didudukinya.

“terima kasih, Mom.” seru Nicole.

Justin menyipitkan matanya kearah Nicole. “kau tidak memohon pada dokter agar segera diizinkan pulang kan?”

“tidak.” sahut Nicole cepat. Atau bahkan terlalu cepat.

“Aku tahu....” ujar Justin menggantungkan ucapannya.

“tahu apa?”

“kau berbohong.” Justin menunjuk Nicole kesal.

Nicole mendesah. Sampai kapanpun dia tidak akan sukses membohongi Justin. Kecuali laki-laki itu telah dikutuk menjadi manusia seutuhnya. “iya, maaf.” ucap Nicole. “tapi aku bosan Justin. Berada disini membuatku susah bergerak.”

“memangnya ruangan ini kecil? Hingga membuatmu susah bergerak? Hah?” ketus Justin.

“bukan begitu, maksudku.” bantah Nicole. “infus ini yang membuaku susah bergerak.”

“memangnya infus itu meliliti tubuhmu?” tanya Justin lagi.

“tidak. Tapi kalau aku dirumah sakit lalu tidak ada yang menjaga, kau akan bolos kuliah. Lalu bagaimana dengan nilai-nilaimu?”

Justin mendengus. “aku ini pintar, mendapatkan nilai A+ bukanlah hal sulit. Jadi jangan mencari-cari alasan lagi karena aku tidak akan menerimanya.” setelah mengucapkan kalimat itu, Justin langsung membuka salah buku kuliah dan membacanya. Itu berarti dia tidak akan mendengarkan satu katapun yang keluar dari mulut Nicole.

Nicole menghembuskan nafasnya kuat-kuat. “huuh!” dia segera membelakangi Justin.

Justin berusaha memusatkan pikirannya pada buku yang saat ini sedang dibacanya. Namun, setiap kata yang dibaca malah menguap begitu saja. Telinganya terus menerus menangkap suara rutukan pikiran Nicole terhadap dirinya.

The Half Blood VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang