*12 Jimin

5.1K 574 27
                                    

Author Pov

Sejak dua jam lalu, Seulgi tak henti-hentinya mengaduk teh dicangkir. Ia duduk disamping jendela didalam butiknya. Sejak itu juga pandanganya kosong. Arin yang melihatnya ikut sedih karna tidak pernah ia melihat kakaknya itu sangat murung seperti sekarang. Dirinya tau ada masalah antara Seulgi dan Jimin tapi ia enggan mencampuri urusan mereka. Arin hanya bisa memberikan semangat.

“Kak, tehnya udah dingin.”

Arin menyentuh bahu Seulgi namun gadis tersebut tak bergeming sama sekali. Melihat itu, Arin langsung duduk dihadapan Seulgi dan langsung menggenggam erat tangan gadis yang terpaut 2 tahun diatasnya itu.

“Kak, Arin emang enggak tau apa masalahnya. Tapi seenggaknya jangan nyiksa tubuh kakak sendiri. Kakak makan ya. Dari pagi kakak belom makan apa-apa.”

“Rin.”

Gadis yang dipanggil terlihat lega karna bisa mendengar Seulgi berbicara.

“Yumi lagi apa ya sekarang? Dia udah makan apa belom ya? Dia pasti lagi main sama Jimin.”

“Kalo kakak pengen tau kenapa enggak kesana?”

Seulgi tersenyum ketika membayangkan bagaimana jika dia kesana dan bertemu dengan Jimin. Ia bisa tau bagaimana wajahnya jika itu terjadi.

“Kalo aku bisa dari tadi pasti aku udah kesana.”

~~||~~

Jimin tengah menyuapi Yumi yang terlihat sedang tidak mau diajak kerja sama. Sejak tadi bayi itu menutup mulutnya seperti tak ingin memakan bubur buatan Jimin.

 Sejak tadi bayi itu menutup mulutnya seperti tak ingin memakan bubur buatan Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Makan dulu sayang.”

“Mama!”

Yumi memekik keras dan wajahnya berubah menjadi sendu. Jimin menghembuskan nafas melihat perubahan Yumi sejak kejadian itu. Sudah 3 hari Yumi jadi sulit diatur dan itu juga membuat Jimin kewalahan.

“Iya Yumi makan dulu ya nanti kalo udah abis bisa ketemu mamah.”

“Mama! Mama!”

Akhirnya Jimin menyerah dan memilih menggendong Yumi guna menenangkan bayi tersebut.

Jimin berjalan menuju dapur dan membuka lemari pendingin. Ia memijat keningnya ketika melihat susu asi yang biasanya disediakan Seulgi telah habis. Maka dengan terpaksa, Jimin pergi kerumah Irene yang ia tau dari Seulgi.

Ting tong!

Pintu rumah yang terlihat besar itu terbuka dengan seorang anak kecil. Jaemin membuka pintu dan langsung berteriak senang ketika melihat jimin dan Yumi.

“Yumi! Mamah ada Yumi sama om Jimin!”

Irene yang mendengar teriakan Jaemin langsung berjalan menuju pintu utama.

“Eh ada Jimin sama Yumi. Seulgi mana?”

Jimin terlihat bingung untuk menjawab pertanyaan Irene.

“Dia enggak bisa ikut. Aku kesini sama Yumi mau ngambil asi.”

“Oh gitu ya. Yaudah sini masuk.”

Jimin dan Yumi masuk kedalam dengan Jaemin yang masih menggelayuti Jimin. Mereka akhirnya duduk diruang tengah. Disana ada suami Irene dan Juga Yeoreum yang sedang bersantai.

“Jim, kamu tunggu disini dulu ya. Aku kasih asi buat Yumi dulu.”

“Jaemin ikut, mah!”

“Ayo sini.”

Akhirnya Jimin duduk bersama suami Irene dan Yeorum yang tengah terlentang diatas karpet yang empuk.

“Kamu pasti Jimin temenya Irene sama Seulgi ya?”

“Iya.”

“Kenalin namaku Park Bo Gum.”

“Park Jimin.”

Kedua laki-laki tersebut saling berjabat tangan.

“Aku udah denger semua dari Irene. Aku kagum sama kamu. Masih sendiri tapi mau ngurus bayi. Aku aja masih kewalahan.”

“Awalnya juga kewalahan kok. Sampe rasanya mau stres.”

“Ya karna kamu belom punya istri. Jadinya enggak ada yang bantuin.”

Jimin tersenyum namun sebenarnya dihati ia merasa sedikit bersalah.

“Cepet-cepet gih cari istri biar ngurusin Yuminya enggak serepot ini.”

“Ahaha ya semoga Tuhan segera kasih aku jodoh biar cepet punya istri.”

“Amin.”

“Jim.”

Irene datang dengan membawa Jaemin dan ikut duduk bersama Jimin disana.

“Yumi tidur abis minum susu. Kayanya dia haus banget jadinya sampe ketiduran gitu.”

“Makasih ya kak. Tadi aku juga bingung sebenernya mau kesini.”

“Kamu lagi ada masalah ya sama Seulgi?”

Wajah Jimin menunduk menutupi rasa salahnya didepan Irene.

“Ini semua sebenernya salahku. Harusnya aku enggak minta tolong sama Seulgi buat ngurus Yumi. Akhirnya pacar Seulgi dateng sambil marah ke dia. Aku ngerasa bersalah.”

“Semuanya bukan salah kamu. Seulgi juga secara sadar mau ngurus Yumi dan itu emang udah resiko dia. Salahnya dia juga enggak cerita ke kamu kalo dia punya pacar. Pasti Minhyun mikirnya kalian selingkuh kan?”

“Ya gitu lah.”

“Saranku sih kamu ngomong baik-baik sama Seulgi. Kalian udah sama-sama dewasa. Dan aku liat juga Yumi udah terlanjur deket sama Seulgi. Sama kaya Seulgi udah sayang banget sama Yumi. Aku yakin Seulgi pasti juga ngerasa bersalah sama kamu.”

Jimin memang juga ingin bertemu dengan Seulgi namun ia pikir masih belum menemukan waktu yang pas untuk sekarang.

Drrtttt drrrrttt drrrtttt

Jimin melihat ponselnya bergetar dan sebuah nama tertera disana. Arin.

“Halo, Rin?”

“Kak, kak Seulgi masuk rumah sakit!” Suara Arin terlihat sangat panik.

“Hah kok bisa?!”

“Tadi kak Seulgi pingsan di butik. Sekarang lagi dirawat dirumah sakit.”

“Yaudah kamu kasih tau dimana rumah sakitnya ya.”

Irene dan Bo Gum yang melihat Jimin panik menjadi penasaran.

“Kenapa, Jim?”

“Seulgi masuk rumah sakit kak.”

Irene terkejut mendengar penuturan Jimin.

“Yaudah sekarang kita langsung kesana.”


Bersambung....


🤗🤗🤗🤗

#2 Our Baby [PJM ^X^ KSG]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang