Author Pov
Sesuai janji, Seulgi datang ke rumah yang sudah sangat lama tak ia singgahi. Terakhir kali, saat Jimin mengajaknya makan malam romantis sehari sebelum mereka berpisah. Miris memang jika mengingat yang lalu. Terkadang gadis tersebut juga bingung kenapa bisa berpacaran dengan pemuda bernama Park Jimin tersebut.
Ting tong!
Seulgi kembali merapihkan kemeja berwarna orange dengan paduan celana jeans berwarna putih. Ia terlihat segar hari ini.
Seorang pemuda dengan penampilan cukup mengenaskan kini berdiri dihadapan Seulgi. Ya, Park Jimin dengan rambut acak-acakan dan wajah kucel. Seulgi sedikit kaget melihat keadaan Jimin sekarang.
“Seulgi….”
Pemuda itu mencoba tersenyum walaupun Seulgi tau kalau itu adalah senyuman yang dipaksakan.
“Kamu kenapa?”
“Aku nungguin kamu dari tadi. Ayo sini masuk.”
Dengan tak sabaran, Jimin menarik tangan Seulgi untuk masuk kedalam rumah yang cukup besar itu. Tak ada yang berubah menurut Seulgi. Semuanya masih sama. Bahkan aroma rumah ini pun masih gadis itu ingat.
“Tara!”
Jimin membuka sebuah pintu kamar dan terlihat sekarang sebuah kamar dengan dekorasi lucu dimana-mana. Warnanya pun terlihat sangat tepat untuk anak kecil.
“Kamu yang ngerubah ini?”
Seulgi masih berjalan disekitar kamar. Dulu yang gadis itu ingat, kamar ini hanyalah kamar kosong yang kata Jimin akan digunakan jika ada tamu yang menginap. Namun nyatanya, sampai sekarang kamar itu tak kunjung dihuni.
“Bukan aku sih. Aku Cuma minta didekor ulang. Aku nyuruh orang.”
“Wah bagus banget.”
Seulgi menatap Yumi yang tengah berada di box bayi. Yumi tersenyum senang saat melihat Seulgi.
“Halo Yumi.”
Seulgi tak bisa menahan tanganya untuk tidak menggendong Yumi. Langsung saja dirinya menciumi pipi gembul Yumi yang terlihat sangat empuk.
“Yumi udah makan kan, Jim?”
“Udah. Baru tadi dia minum susu.”
“Oh iya aku lupa. Yumi kan udah umur 7 bulan, jadi dia bisa makan bubur.”
“Yah nambah lagi dong kerjaan aku.”
Jimin mengacak rambutnya yang sudah tak berbentuk.
“Ya mau gimana lagi.”
“Kamu kenapa sih kucel banget. Belom mandi ya?”
“Enak aja. Ini tuh gara-gara Yumi yang jambakin rambut aku terus. Mana muka aku dicakar lagi.”
Seulgi tertawa mendengar penuturan Jimin.
“Dia gemes kali sama kamu.”
“Iya kali.”
~~||~~
“Sekarang aku mau liat kamu buat susu.”
Seulgi memperhatikan Jimin yang tengah menuangkan air kedalam botol yang telah berisi susu bubuk.
“Jangan air panas semua! Kamu mau lidah Yumi melepuh?!”
“Itu airnya kebanyakan!”
“Ih Jimin itu susunya kebanyakan!”
“Itu kenapa kamu masukin air adem semua?! Nih ya, kamu itu harus masukin air panas sama air ademnya pas biar susunya juga anget.”
Park Jimin hanya bisa menutup telinganya mendengar ocehan dari Seulgi. Ini baru cara membuat susu. Masih banyak yang harus Jimin pelajari.
“Ya aku kan enggak tau takaranya berapa biar susunya pas. Kalo kamu ngomel terus, kamu aja gih yang buat!”
Karna merasa emosi, Jimin pergi dari dapur meninggalkan Seulgi dan Yumi yang berada di kereta dorong.
“Dih baru gitu aja udah emosi. Gimana ngurus anaknya yang asli kalo kaya gitu.”
~~||~~
Jimin duduk diruang tamu sembari memijat kepalanya yang terasa berdenyut. Terhitung baru 2 hari ia tinggal bersama Yumi. Dan selama itu kepalanya seperti retak secara perlahan. Ia kurang tidur karna Yumi selalu bangun setiap malam dan menangis. Ia kurang istirahat karna harus mengurus Yumi sendirian. Ia juga kurang udara segar karna selama 2 hari ia terus berada didalam rumah. Biasanya ia akan pergi bersama teman-temanya ke club atau sekedar duduk santai direstoran.Tapi semuanya lenyap setelah Yumi datang.
“Jimin!”
“Duh apa lagi sih.”
Jimin mengacak rambutnya kasar mendengar teriakan Seulgi.
“Kok kamu masang popoknya kebalik?”
“Ya kamu kan bisa langsung benerin. Kenapa mesti teriak.”
Seulgi terdiam melihat Jimin yang terlihat frustasi. Ya Seulgi tau bagaimana Jimin berusaha mengurus Yumi. Pemuda itu pasti punya banyak kesulitan. Dan Seulgi seharusnya menolong, bukanya menambah beban Jimin.
Seulgi menghampiri Jimin dan memijat lengan serta punggung Jimin yang terlihat kaku.
“Maafin aku ya. Seharusnya aku bantu kamu. Bukanya malah nambah pikiran kamu.”
Mendengar suara lembut Seulgi, Jimin melirik gadis tersebut.
“Seharusnya aku maklumin kamu. Maaf ya.”
“Sekarang aku tau gimana jadi orang tua apalagi jadi seorang ibu. Pasti berat banget.”
“Itu udah jadi kewajiban ibu buat ngerawat anaknya dengan sepenuh hati. Walaupun capek tapi kalo liat anaknya tumbuh sehat pasti rasa itu kebayar.”
Seulgi mengelus punggung Jimin guna mengurangi beban pemuda tersebut. Ia kagum karna Jimin mau mengurus Yumi karna kalau orang lain pasti akan memberikan anak tersebut ke panti asuhan.
Bersambung....
Double update nih hihihi....
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 Our Baby [PJM ^X^ KSG]✔️
Fiksi PenggemarBagaimana jadinya jika pada suatu malam, Park Jimin yang seorang CEO muda menemukan bayi cantik yang tengah menangis didepan pintu rumahnya. Ternyata berkat bayi tersebut, ia harus kembali berurusan dengan mantan kekasihnya yaitu Kang Seulgi. Ia me...