Chapter 7 Satou Takeshi dan Tuduhan Menyontek

27 2 0
                                    

Selamat membaca(o^∀^o)

Hari ini, Kou datang ke rumahku untuk main game bersama. Selama beberapa hari ini, kita semakin dekat. Akhirnya selama 16 tahun hidupku aku bisa mendapat seorang teman. Air mataku hampir meluap. Mungkin masa mudaku akan lebih berwarna. Terima kasih, Tanaka Kou, aku sangat berhutang budi padamu. Hutang budiku ini, akan kubawa sampai tujuh turunan sekalipun. Pipiku memanas karena terlalu bahagia. Aku baru pertama kali main game bersama teman, bahkan ini baru pertama kali aku mengajak teman ke rumahku. Aku tahu saat ini aku terdengar sangat menyedihkan, tapi—itulah kenyataan dari hidup seorang Satou Takeshi. Menyedihkan bukan?—bahkan Miyako sedari tadi tengah menampakkan wajah sindiran dari pojok ruangan. Kali ini, akan menjadi permainan game terindah semasa hidupku.

"wah, Takeshi hebat... sudah level 69?!!!—gila!!", kata Kou dengan kedua mata berbinar.

"haha.. nggak kok..."

"waahh!!!—kerenn!!!—ini kan harus punya banyak gold untuk membelinya..."

Kou terus membanjiriku dengan pujian. Hahaha... harga diriku sebagai gamer langsung meningkat drastis. Apalagi setelah aku mendapat training khusus dari master Miyako.

"AYO!! Kita mulai hahaha...."

Kou terlihat sangat bersemangat. Kelihatannya dia sangat senang bisa mencoba character level tinggi. Tapi, jangan remehkan kemampuan gaming seorang Satou Takeshi. Hahaha... selain wajahku yang tampan, yang bisa aku banggakan di hidupku ini adalah kemampuan gaming-ku. Ini adalah hadiah—bakat gaming yang ditakdirkan untukku.. HAHAHA...

"wahhh!!!—hebat, aku kalah!!", Kou berkata sambil tersenyum lebar.

(orang ini kalah tapi malah senang?)

"Takeshi, ayo coba lagi!!", katanya, "selanjutnya aku nggak akan kalah!!"

(Wahh, dia semangat sekali)

"start!"

Hebat, kali ini serangannya banyak yang tepat. Apa jangan-jangan, dia memakai teknik yang sama dengan Miyako... fokus mengobservasi lawan di babak pertama dahulu. Tapi, Miyako tidak perlu melakukannya padaku, karena hampir setiap hari dia melihatku bermain game. Kalau begitu, gawat. Semakin lama, dia akan semakin mengenal kelemahanku. Tidak bisa kubiarkan!!—

(hiatt!!!)

"KO", game itu mengeluarkan suara yang seolah mengumumkan kemenanganku

"yah, kalah lagi...", wajah Kou kali ini terlihat agak kecewa

"maaf, haha.."

"nggak, nggak. Seperti yang diharapkan. Hahaha... Takeshi Kau benar-benar pahlawan!!"

"nggak kok..."

"Takeshi orangnya nggak banyak bicara ya—"

"HAHAHAHAHA....", terdengar suara Miyako yang terkekeh di pojok ruangan. Rupanya ia sedang membaca komik, "Takeshi?? Nggak banyak bicara??—HAHAHA.."

"ssstt—diamlah!", tak sengaja kata-kata itu melesat keluar dari mulutku.

"eh?—maaf, Takeshi nggak suka aku ngomong ya?", Kou salah sangka.

Ah! Ceroboh sekali aku ini... payah!—

"nggak, bu-bukan begitu...bukan Kou.."

"wahh!!!—jangan-jangan Takeshi bicara ke hantu?!!"

Aku terperanjat mendengarnya. Walaupun itu hanya asal tebak, tapi itu benar. Itu akurat. Hantu—

"eh—anu—"

Ghost-senseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang