[10 tahun kemudian]
"Miyako—ini es krimmu,"
Aku menyodorkan sebungkus es krim ke depan Tugu Guru Dan Murid, "mencari es krim delima itu sangat sulit, tahu!"
Aku meletakkannya di bawah tugu. Mendoakannya, dan memakan salah satu es krim sambil membayangkan wajah Miyako yang sudah memakan es krim itu dengan lahap. Beberapa bunga musim semi kuletakkan di samping bungkusan es krim yang barusan kubeli dari minimarket.
"jadi guru itu, ternyata susah sekali ya..."
Aku tersenyum, mengingat para muridku yang terus-menerus menggodaku dengan berbagai macam hal. Mulai dari bola-bola kertas, sampai bermain game di tengah pelajaran.
"matematikaku sekarang sudah hebat lho," aku terkekeh, "dulu kau menyuruhku belajar 5 jam sehari, bahkan saat liburan. Kau ini kelewatan—"
Suara hembusan angin musim semi menghidupkan kembali kenangan indah saat kelulusan SMA ku berkat Miyako.
Saat menatap ke arah tugu itu. Aku bagaikan melihat wajahnya tersenyum ke arahku. Selama betahun-tahun bayangannya masih membuatku rindu.
"Miyako—" air mataku mulai menetes kembali, "aku pasti akan jadi seorang guru yang baik, sebaik dirimu... lihat saja nanti..."
"Takeshi payah, haha, kau itu sudah jadi anak baik ya..." suaranya seolah terdengar di dalam kepalaku.
"es krim delima itu—rasanya tidak buruk.." aku terkekeh
Tugu itu tetap seindah dulu, seolah membangkitkan kenanganku semasa SMA. Saat Miyako masih ada di Bumi. Setiap kali aku merindukannya, aku selalu menyempatkan diri untuk berbicara padanya di sini. Di bawah Tugu Guru dan Murid yang ada di hadapanku ini, terdapat tulisan yang membawaku ke masa lalu;
"Tulang belulang yang besar milik guru berserakan. Disampingnya ada tulang belulang kecil. di hari yang panas mereka di terjang oleh bom atom yang maha dahsyat."
Tulisanya berkilauan terpancar sinar matahari pagi. Aku teringat kehidupanku yang sebelumnya, saat aku dilindungi dalam naungan seorang guru. Mungkin kalau dirinya tidak ada saat itu, tubuhku yang sudah hancur. Tanpa pikir panjang, dia memutuskan untuk melindungiku. Sampai saat ini, dia yang mengajarkanku banyak hal—
"Terimakasih, Miyako," aku tersenyum, "Jangan lupa makan es krim delima mu sebelum mencair. Aku harus berangkat kerja,"
Untuk kesekian kalinya aku memberi hormat padanya, sebagai guru terhebat sepanjang hidupku,
"sampai jumpa lagi.."
Saat itu juga, aku merasakan sesuatu yang terlempar ke arah kepalaku.
Sebuah bola kertas.
"Takeshi-sensei payah!" Suara seorang anak kecil-- Yuuko Yamahara (salah satu muridku yang paling menyebalkan). Ia menjulurkan lidahnya untuk meledekku. Lagi-lagi.
Ia melihat ke arah Tugu Guru Dan Murid. Lalu tersenyum "hee-- apa di sini ada perempuan cantik yang membuat Takeshi rindu?" Suaranya menggodaku.
"Nggak ada. Adanya nenek-nenek... Ahh!"
Yuuko menginjak kakiku,"Takeshi payah!-- Takeshi kan sudah janji membelikan aku es krim delima kalau nilaiku bagus.." mulutnya cemberut.
"Iya-iya. Nanti aku belikan. Sekarang cepatlah masuk ke sekolah. Sudah hampir bel tahu!"
Yuuko langsung berlari ke arah sekolah.
Sekali lagi aku tersenyum pada Tugu Guru Dan Murid, "Miyako, apa dia itu jelmaanmu? Kenapa sama-sama menyebalkan sepertimu sih?!"Aku tertawa.
"Takeshi!! Cepat dong.. lambat sekali sih!" Suara Yuuko berteriak dari sisi lain taman.
"Hei-- aku ini gurumu. Setidaknya panggil aku sensei!"
Aku tersenyum. Mungkin.. dia memang Miyako..?
***
Tamat.
Terima kasih banyak buat para pembaca yang sudah kasih vote dan membaca cerita ini sampai selesai.(৹ᵒ̴̶̷᷄﹏ᵒ̴̶̷᷅৹)♡ *terharu*
Baca juga yaa cerita-cerita selanjutnya. Vomment kalian selalu saya tunggu( *`ω´)💕.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost-sensei
Paranormal#66 in paranormal [18-02-18] #57 in paranormal [11-3-18] #53 in paranormal [26-3-18] #40 in paranormal [23-5-18] Satou Takeshi, seorang siswa SMA yang terkenal karena 'kebodohannya', tiba-tiba bertemu dengan seorang hantu di jalan pulangnya. Hantu y...