Chapter 9 Satou Takeshi dan Ujian Akhir

23 2 0
                                    

ujian akhir rasanya berlangsung tanpa henti. Berminggu-minggu aku harus belajar mati-matian untuk mendapat ranking 1. Sampai saat ini pun aku dan Kou belum berbicara satu sama lain. Aku merasa kesulitan harus belajar dalam keadaan tertekan berbagai macam hal. Tapi, aku harus bertahan. Kalau aku menyerah begitu saja, aku akan kehilangan banyak hal yang sangat berharga dalam hidupku. Juga koleksian game ku yang sedang terancam api maut. Miyako bisa saja membakar seluruh game ku kapan pun ia mau. Aku benar-benar tertekan sekarang. Tapi, melihat usaha Miyako yang rela membantuku sampai berlebihan, membuatku lebih tidak ingin membuatnya kecewa. Sejujurnya, dia adalah guru yang baik. Kalau saja ia tidak memiliki sifat menyebalkan dan kekanak-kanaknannya itu. Mungkin dia sudah menjadi guru terhebat di seluruh Hiroshima. Dibalik sifat menyebalkannya itu, aku baru menyadari bahwa ia menyimpan masa lalu yang sangat memilukan seperti itu. Saat ini, di seluruh dunia, diantara 7,5 miliar penduduk Bumi, hanya aku yang bisa mengerti perasaannya. Hanya aku yang bisa melihatnya, hanya aku yang bisa mendengarnya, karena hanya aku yang digentayanginya.

***

Setelah bebrapa minggu ujian akhir berlangsung, akhirnya akau dapat menghembuskan nafas kelegaan. Aku harus berjuang mati-matian agar bisa berjalan sampai ke rumah. Setelah berhari-hari kurang tidur, lupa makan dan sebagainya, akhirnya aku bebas. Aku masih khawatir dengan hasilnya, apa usahaku ini sudah cukup untuk mendapat ranking 1?—apa setelah ini aku akan bebas dari tuduhan mencontek?—apa Miyako akan segera oergi ke alam baka?—jujur, aku tidak ingin dia pergi. Tapi aku juga tidak ingin dituduh mencontek. Unutk saat ini, aku tidak ingin memikirkannya. Di tanganku sudah ada tas belanja berisi beberapa bungkus es krim untuk dimakan bersama Miyako. Walaupun es krim delimanya masih belum ada di minimarket, mungkin 5 bungkus es krim stroberi bisa menebusnya. Kalau tidak, mungkin aku akan disuruhnya kerja latihan matematika 5 lembar lagi. Kakiku sudah hampir kaku karena beberapa minggu aku terus duduk hampir seharian. Tapi, semua usaha ini, seharusnya dapat membuahkan hasil—kata ibuku, 'Tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil,' aku mempercayainya. Entah apa aku bisa mendapat ranking 1 dari 30 siswa di kelas 2-A, apalagi ada lawanku yang sepintar Amano. Besok, hasil ujian akhir yang menentukan nasibku, akan diumumkan.

"Aku pulang—"

"Ah, Takeshi, selamat datang kembali~,"ia terkekeh melihat keadaanku yang sudah seperti mayat hidup, "selamat sudah menyelesaikan rangkaian ujian akhir hahaha..."

"terimakasih, ini es krimnya.."

Miyako langsung mengembil beberapa bungus es krim dan melahapnya dalam sekejap seperti biasanya. Aku juga memakan sebungkus es krim coklat. Wajahnya terlihat sangat bahagia saat memakan es krimnya. Aku tidak bisa membayangkan tentang mimpi buruk itu, saat wajahnya dan tubuhnya sudah hancur tak bisa dikenali lagi. Aku merinding mengingat mimpi itu.

"Takeshi..." wajah Miyako tiba-tiba berubah serius, menatap mataku dalam-dalam. "Kalau aku sudah pergi, jangan sering bolos latihan matematika, jangan terlalu banyak main game, jangan sering salah menggunakan rumus, jangan—"

Seketika itu juga, tiba-tiba air matanya mengalir. Aku sama sekali tidak bisa mengerti jalan pikirannya. Baru saja dia membuat wajah bahagia, tapi tiba-tiba ia menangis, lagi. Ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya sendiri, isak tangisannya membuatnya sulit berkata-kata. Aku hanya bisa menatapnya. Aku juga merasa berat harus mengirimnya ke alam baka. Walaupun ia menyebalkan, tapi ia selalu berjuang untukku. Entah apa yang membuatnya sangat peduli padaku, tapi sejak ia menggentayangiku, aku terus merasa ada yang melindungiku. Mungkin saja dia menderita karena masa lalunya. Hidupnya yang berakhir tragis saat melindungi muridnya. Itu sangat membuatku menghargainya sebagai seorang guru.

"maaf—Takeshi—" ia berusaha meminta maaf dengan terbata-bata.

"kalau ingin menangis, menangislah. Dasar nenek-nenek cengeng..."

Ghost-senseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang