the thunder

290 37 12
                                    

sorry for typo (s)

hope you enjoyed the stories :)

.
.
.
.
.
.

Namjoon jengah.

netranya menatap seseorang yang berada di hadapannya dengan bengis , kilatan penuh kebencian seakan mendominasi manik coklat tersebut dengan tajam .

tak ada lagi toleransi pada kewarasan Namjoon saat ini , tak ada lagi pengampunan yang akan Namjoon berikan kali ini , Lelaki itu sudah terlampau membenci apa yang ia lihat di hadapannya saat ini .

"BISA BISANYA KAU MEMPERLAKUKAN ANAK MU SEPERTI INI BAJINGAN?!"

Namjoon menggeram , kini Jungkook berada di hadapannya dengan lebam yang menghiasi hampir seluruh wajah pemuda tersebut, beberapa bercak darah yang mulai mengering terlihat jelas pada sudut bibir serta hidung mancung miliknya.

"well Namjoon , aku memang bajingan , bahkan sejak dulu sebelum kau mengenal ku , jadi rasanya saat kau mengumpati ku seperti itu , justru terdengar bagai pujian indah di telinga ku"

tuan Kim tersenyum remeh pada menantunya tersebut , keangkuhan seakan mendarah daging pada tubuh pria tua tersebut .

"aku bahkan tak habis pikir , kenapa kau se-menjijikan ini tuan Kim !, apa salah anak mu sampai kau perlakukan dia seperti ini BAHKAN UNTUK KESEKIAN KALINYA?!"

Tuan Kim bangkit dari duduknya , membawa langkahnya menuju hadapan Namjoon dengan senyum tipis yang terpatri pada bibir tuanya.

"karena dia telah membunuh orang yang sangat berharga di hidup ku , karena kelahiran anak sialan itu telah membawa istri ku pada kematian!, BAJINGAN KECIL ITU TELAH MENGAMBIL ISTRI KU !"

Namjoon mengepalkan tangannya ,jemarinya mulai meremat hingga ujungnya memutih , rasanya seluruh aliran darah Namjoon mendadak melaju deras menuju otak miliknya dengan liar.

"itu bukanlah salah Jungkook!, istri mu meninggal karena takdir tuhan !,jungkook yang saat ini hanyalah bayi kecil tak tau apapun , dia bahkan tak tau jika ibunya sudah tak bernafas saat ia melihat dunia untuk pertama kalinya !"

Tuan Kim menggeram marah saat kata-kata namjoon seakan menohok nya ,namun pria tua tersebut tak akan mau berfikir demikian ,yang akan ia ingat adalah Jungkook yang membunuh istrinya .

"Diam kau sialan!, anak ini yang membunu istri ku , anak sialan yang sama sekali tidak ku ingin kan keberadaannya di dunia!"

Namjoon yakin sekali ,jika bukan karena status pria tua di hadapnnya ini adalah sang mertua , mungkin ia sudah menghancurkan rahang miliknya hingga remuk tak beraturan.

"cukup! , berhenti memanggilnya anak sialan!, kau bahkan lebih sialan dari nya pak tau!, kau mengurung Seokjin !, menjeratnya dalam belenggu mu bagai seekor burung , lalu sekarang kau memperlakukan Jungkook bagai hewan peliharaan tak berharga yang dengan leluasa dapat kau siksa!, di mana otak mu tuan?!"

Tuan Kim menendang kursi yang sedari tadi ia duduki , memasang wajah merah padam serat akan kemurkaan pada lelaki di hapannya.

"Diam kau kim Namjoon!, kau yang telah menghancurkan hidup ku untuk yang kedua kali!, kau mengambil putra kesayangan ku dan membawanya pergi dari ku! , kau si keparat yang menculik putra cantik ku dari rumah ini !, kembalikan dia pada ku !"

Nafas tuan Kim naik turun tak beraturan , dadanya terguncang , namun sesuatu dalam hatinya lebih terguncang parah oleh badai kemurkaan yang tak terbendung lagi , kini pria tua tersebut telah membanting beberapa perabot yang ada di atas meja kerja miliknya sendiri.

"Kembalikan Seokjin pada ku Namjoon!, kembalikan anak ku pada ku!"

"tidak akan pernah ku lakukan "

golden hour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang