kehangatan dalam remang

346 33 6
                                    

sorry for typo(s)

hope you enjoyed the story :)
.
.
.
.
.
.
.

Seokjin membuka kedua manik madunya dengan perlahan , menepis pendar putih yang seakan menusuk kedua retinanya  .

pening menyerangnya , menusuk jauh ke dalam kepala miliknya hingga rasa rasanya akan meledak begitu saja .

entah bagaimana dan seperti  apa kejadiannya , namun Seokjin hanya sekilas mendengar namanya di serukan , pintu terbuka dan kini beberapa dokter yang Seokjin sendiri tak begitu yakin siapa mereka, karena demi tuhan , penglihatan Seokjin sangatlah kabur akibat pening yang sedari tadi menghantamnya.

"Jinseok , hey sayang "

Seokjin merasakan hangat yang menyelimuti jemarinya ,lalu usapan halus penuh kehati hatian ia dapatkan pada dahi hingga surainya .

"Namjoon? "

"aku di sini sayang"

Segalanya terasa semakin jelas ,seedikit demi sedikit penglihatannya kembali normal ,lamat lamat wajah berantakan Namjoon terpampang penuh di hadapannya .

Seokjin menyentuh wajah tersebut semampunya dengan jemari yang bergetar , lemas serta lelah seakan menjadi satu menguasai tubuhnya , bahkan separuh dari tubuhnya pun terasa kebas dan begitu dingin .

"suami ku berantakan sekali"

Namjoon tak dapat mengendalikan apapun , bahkan janjinya pada diri sendiri untuk tak menangis di depan sang istri pun tak dapat ia tepati ,sejenak setelah melihat ledua mata indah milik sang pendamping hidup terbuka ,seakan seluruh bintang di dalam galaksi miliknya berpendar tanpa celah.

Seokjin adalah semestanya , titik utama dalam lingkup kehidupannya yang abu-abu , Seokjin adalah lentera yang senantiasa menyinari tiap pojok hati Namjoon yang remang penuh kabut kekosongan .

Jari jemari lentik milik Seokjin bergerak ringan mengusap lelehan cairan bening yang membendung di pelupuk mata sang dominan , menangkup gurat tegas tersebut dengan penuh ketenangan .

"liahtlah , pak presdir Kim menangis !, bagaimana kalau pegawainya tau betapa cengengnya atasan mereka ini?"

tak ada jawaban apapun yang terucap , justru sebuah rengkuhan hangat menyergap habis tubuh Seokjin , menyisakan Namjoon yang memeluknya begitu erat , seakan ia akan mati jika pria itu melepasnya .

"jangan seperti ini lagi , aku takut Seokjin"

Seokjin tersenyum kecil , mengusap punggung kokoh sang suami dengan begitu pengertian , mengabaikan fakta bahwa ia dan Namjoon bahkan tak sendirian dia dalam ruangan tersebut .

"aku sudah berjanji akan selalu ada untuk mu Namjoon , aku tak akan pernah pergi ,sampai kapan pun tak akan pernah aku menginggalkan mu"

Namjoon mengangkat tubuhnya ,menatap hangat sang istri dengan senyum berlesung pipi terukir indah di sana .

"mau melihat bayi kita ?"

Seokjin melebarkan kedua mata miliknya ,lalu kini ia merasakan perih di bagian bawah perutnya yang sudah begitu datar seperti sedia kala .

"a-apa mereka se-"

"ya mereka selamat sayang , tak ada yang perlu di khawatirkan "

Seokjin kini menatap seorang dokter yang sedari tadi berdiri di pojok ruangan dengan jas putih yang ia kenakan di tubuhnya .

"Junhui?"

Junhui mendengus kesal lalu berjalan ke arah sang pria cantik dengan jengah .

"bukan !, aku bukan Junhui , aku member salah satu boyband terkenal , perkenalkan , aku member terbaru seventeen!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

golden hour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang