the little sweety

260 33 6
                                    

sorry for typo(s)

hope you enjoyed the story :)

please play 4 o'clock by V and RM , or play that on Mulmed 💙

.
.
.
.
.
.
.
.

yang dapat Taehyung lakukan hanya memeluk sang istri dengan erat , menjalarkan jari jemarinya pada surai lembut sang pasangan hidup dengan begitu hati-hati , seolah pria mungil itu akan terluka jika Taehyung sedikit saja menekannya .
.
.
.
Jimin kini hanya dapat menangis , setelah menatap sang suami dengan penampilan luar biasa acak acakan , memandang dirinya dengan begitu pilu di ambang pintu kamar mereka , bahkan rambut dan kemeja Taehyung  telah setengah basah karena hujan .

lalu detik berikutnya ,Jimin berlari , menghambur dalam pelukan sang suami , menangis dengan keras di dalam dekapannya , Jimin tak perduli jika ia terlihat begitu lemah dan kekanakan , dan Jimin juga tak perduli jika ia akan ikut basah oleh kemeja Taehyung yang menempel di tubuh mungilnya .

bukanlah sebuah isakan kecil ataupun suara sesenggukan seadanya , namun Jimin benar-benar menangis dengan keras di dada Taehyung , seakan menyemburkan segala kesakitan yang selama ini ia simpan dengan rapat , kesakitan yang selalu ia lapisi dengan senyum hanya miliknya .

Taehyung mengangkat Jimin , menggendong pria manis tersebut dan membawa tubuh mereka ke atas ranjang , membiarkan jimin berada di pangkuannya , memeluk pasangan hidupnya selembut mungkin bagai kristal kaca berharga jutaan dolar .

"Jimin , kenapa kau menyimpan semua ini sendirian ? , tidakkah kau tahu jika aku sangat kesakitan melihat mu seperti ini?"

Jimin semakin tersendu akan perkataan sang suami , perasaan bersalah sedikit demi sedikit berusaha menguasai dirinya .

"dan jika kau berfikir tentang aku yang mungkin akan meninggalkan mu hanya karena seorang anak , maka kau membuat pemikiran yang sia sia sayang "

Tehyung mengecup pucuk kepala sang istri , menghirup dalam dalam bau mawar bercampur buah buahan dari sana .

"dengarkan aku sayang , perjuangan ku untuk mendapatkan mu itu luar biasa keras , bahkan aku harus sabar menunggu mu siap untuk ku persunting , mati matian membawa mu jauh dari nenek mu yang merawat mu dari kecil , bahkan aku harus membuat mu percaya pada ku tentang kehidupan yang indah ,kehidupan yang selalu ku janjikan padamu , dan kehidupan itu sudah ku rain sejak kau hadir dalam kehidupan ku , dengan kau menjadi istri ku dan selalu berada di sekitar ku , sudah benar benar membuat ku lengkap sayang "

Jimin meremat kemeja sang suami semakin keras , menggeleng lemah berusaha memberikan jawaban ,namun sesak di dalam dadanya seakan akan membungkam nya dengan erat .

"kau sudah terlampau sempurna untuk ku Kim Jimin , benar-benar sempurna hingga aku tak tau lagi seberapa banyak aku bersyukur pada tuhan , karena ia mau memberiku kepercayaan untuk menjaga malaikat seindah diri mu , tolong jangan terktekan dengan segala hal yang membuat mu lelah , jangan sampai jatuh sakit , karena kau tahu aku tak bisa mengurus diri ku sendiri , mungkin aku telah hancur jika kau tak ada untuk menyongsong ku sayang "

Isakan Jimin mulai mereka , namun pria mungil itu tak kunjung membuka suaranya , hanya terus menempel pada dada bidang sang suami .

"aku mungkin dapat menjanjikan kebahagiaan untuk mu ,tapi aku tak dapat menjanjikan kesempurnaan di keluarga kecil kita dengan kehadiran seorang anak ,tapi jika kau percaya akan keajaiban tuhan ,dan kau mau bersabar , semua itu tak ada yang tak mungkin sayang , ku mohon jangan menangis hanya karena kau takut mengecewakan mu , jangan pernah berfikir jika aku akan meninggalkan mu ,karena kau adalah nyawa ku , nyawa yang ku jaga dengan segenap kehidupan ku , maka jika kau tak berada di sisi ku , aku akan mati ".

Taehyung beralih menganggkat wajah jimin , mengusap lembut mata kecilnya yang merah membengkak , mengecupnya dwngan ringan ,hingga Taehyung mempautkan kedua bibirnya dengan bibir manis milik sang istri .

percayalah jika kau adalah nyawa ku , jika kau meninggalkan ku , maka aku akan mati dalam kehampaan .

.
.
.
.
.
.

Hoseok beserta Yoongi kini tengah berada di kediaman Namjoon , Yoongi dengan perut besarnya nampak asyik bercengkrama dengan Jungwoo dan Seokjin di depan ruang tv , sedangkan Namjoon dan Hoseok kini tengah serius membicarakan suatu hal .

"aku tak yakin jika Minho Hyung meninggal karena murni kecelakaan Namjoon"

Namjoon mendesah lelah , mengiyakan apa yang sahabatnya katakan .

"Aku juga berfikir begitu , mengingat hanya mereka yang meninggal dalam kecelakaan tersebut , rasanya begitu janggal untukku "

Hoseok bersandar pada sofa abu-abu milik Namjoon , menatap sekitar hingga maniknya menangkap kegiatan lain di ruang keluarga .

"Bagaimana rasanya tiba-tiba kau memiliki bayi ? "

Namjoon tersenyum kecil , maniknya memandang si kecil Jungwoo yang kini tengah asyik bersandar pada perut besar Yoongi seraya terkiki dengan begitu lucu .

"rasanya aneh dan menyenangkan , entah bagaimana Jungwoo sedikit terlihat seperti Jinseok "

Hoseok terkekeh , memandang ke arah tiga pria beda usia tersebut dengan riang .

"Taemin hyung kan memang sebelas dua belas dengan Seokjin , dasar bodoh!"

Namjoon tak mampu untuk tak mendengus saat mendengar penuturan sahabatnya tersebut .

"ngomong-ngomong , seharian ini aku tak melihat Jihan dan Jimin , biasanya mereka selalu datang untuk merecoki Jinseok di rumah"

Hoseok mengalihkan pandangannya , lalu dahinya mengkerut sesaat sebelum kembali menatap Namjoon .

"mereka juga tak datang ke rumah ku , aneh, akan ku coba menelfon Jungkook "

Hoseoj mendial nomer ponsel milik Jungkook , beberapa deringan hingga suara pemuda kelinci tersebut menyahut dari seberang sana .

"hallo hyung"

Hoseok menyerngit kala ia mendengar suara Jungkook yang begitu lemah , lalu kini pria dewasa tersebut berganti menjadi begitu panik saat mendengar suara isak tangis yang sangat ia kenal , Jihan dan Jimin sedang menangis "

"Jungkook apa yang terjadi?"

"nanti saja ku jelaskan saat kami berkunjung , Jimin hyung mendapat sedikit tekanan dan Jihan ikut merasakannya "

"apa mereka sekarang baik baik saja ? , di mana taehyung  , kau sedang di rumah Jimin?"

"ya , mereka akan baik baik saja , Taehyung hyung sedang di kamar bersama Jimin hyung , jihan bersama ku , kami di rumah mereka , mungkin aku dan jihan akan ke tempat Namjoon hyung sebentar lagi"

"baiklah , ku tutup dulu telephon nya , katakan pada Taehyung untuk membawa Jimin ke rumah Namjoon , ada suatu hal yang ingin kami sampaikan "

"baik hyung , ku tutup telephonnya,"

Namjoon menatap Hoseok dengan sedikit gusar manakala ia mendengar Jihan dan Jimin yang menangis .

"ada apa ? "

Hoseok menggeleng lemah

"entah , tapi Jungkook bilang ia akan memberi tahu kita setelah dia sampai di sini "

Namjoon mengangguk , lalu menyenderkan tubuh lelahnya pada tumpuan sofa di belakanganya , namun tak lama kemudian , suara jeritan Seokjin , menggema , membuat kedua pria dewasa tersebut bangkit dengan tergopoh gopoh .

"Ya tuhan Hoseok !,Yoongi berdarah !" .

.
.
.
.
.
.
.
.
.

HALOOOOOOOO

maaf ya saya up nya luamaaaa

soalnya akhir akhir ini jadi bener bener sulit untuk dapat waktu nulissss T.T

tapi tetep aku usahain kok ..

thank you for your support
don't forget to vomment ..

love youuuu

rae, tangerang 7 juli 2018

golden hour Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang