Hug (Taegi)

3.5K 281 11
                                    

Sudah lewat tengah malam ketika Yoongi selesai dengan satu lagunya. Ia merentangkan tangannya, melemaskan otot-otonya efek enam jam lebih hanya duduk menghadap komputernya tanpa jeda. Bahkan dirinya sendiri kaget karena sudah bekerja selama itu, pikirnya baru beberapa menit saja.
Yoongi memutar kursinya untuk menghadap seseorang yang dengan setia berjam-jam menemaninya di studio. Siapa lagi kalau bukan sang kekasih, si pemilik boxy smile yang menjadi pria tertampan di dunia itu.

"Tidak mengantuk?", tanya Yoongi pada Taehyung yang menopangkan dagunya sembari tersenyum memandangi raut lelah di wajah sang terkasih.
"Tidak, belum", jawabnya dengan satu gelengan kecil.
"Ck, tidurlah sana. Aku tidak mau disalahkan Seokjin Hyung kalau kondisimu drop lagi seperti tempo hari."
Yoongi teringat Taehyung nyaris pingsan saat berlatih beberapa waktu lalu. Pikirnya akibat menemaninya begadang semalam suntuk. Padahal Yoongi sudah melarang Taehyung menemaninya, tapi dasar keras kepala, Taehyung tetap di sana sampai pagi.

"Tenang saja Hyung, aku dalam kondisi baik saat ini", Taehyung berkilah seperti biasa.
Yoongi hanya menghela napas lelah.
"Terserah. Tapi awas saja kalau kau sampaiᅳ"
"Tidak akan, Hyung. Janji", potong Taehyung diiringi senyum kotaknya.
"Kupegang janjimu, anak nakal!", telunjuk Yoongi terangkat di depan wajah Taehyung. "Omong-omong aku lapar. Kau tidak berniat membuatkanku ramen atau sesuatu?"
Taehyung mengerjap, "Eoh? Kekasihku ini kelaparan rupanya. Kupikir kau tidak bisa merasa lapar, Hyung", sindir Taehyung yang disambut lemparan gumpalan kertas oleh Yoongi.
"Bodoh. Kau pikir aku ini batu?"
Taehyung cuma terkekeh.
"Kenapa tertawa? Buatkan aku ramen, sana", titah Yoongi.
Taehyung mengerucutkan bibirnya, "Ish, tidak bisakah kau memintanya dengan sedikit lembut, Hyung?"
Yoongi memutar bola matanya malas.
"Buatkan aku ramen juseyo", ucap Yoongi tak berminat.
Taehyung berdecak tak puas, "Shireo!"
"Taehyung-ah.. "
"Peluk aku dulu baru akan kubuatkan untukmu", tukas Taehyung.
"Cih, aku buat sendiri saja kalau begitu."

Baru saja beranjak dari kursinya, Taehyung menahan pergerakan Yoongi.
"Kau yakin, Hyung?", tanya Taehyung dengan nada menggoda.
"Kenapa aku harus tidak yakin?", balas Yoongi menantang.
Mata Taehyung membola, "Woah, sejak kapan seorang Min Yoongi berani ke dapur tengah malam begini? Hyung, galak begitu tapi kau kan penakut", cibir Taehyung yang dibalas cubitan main-main pada nipplenya.
"Aku bukan penakut, sialan!"
"Kalau begitu silakan buktikan", timpal Taehyung enteng.

Yoongi bergeming. Kini dia bimbang untuk memutuskan. Karena jujur saja dia memang tidak berani ke dapur saat tengah malam. Mencoba untuk pergi ke sana Yoongi tak punya nyali.
Tapi perutnya memberontak minta diisi sekarang. Sedang syarat Taehyung terlalu memberatkannya.

"Nah, kau takut kan?", alis Taehyung naik-turun menggoda Yoongi. "Tinggal peluk aku lalu kubuatkan kau ramen yang enak. Bukankah itu mudah?"
Yoongi berdecak sebal. Bukannya dia tidak mau menuruti Taehyung, hanya saja dia tidak terbiasa melakukan kontak fisik terlebih dahulu. Yoongi lebih suka membalas dari pada harus memulai.

"Katanya lapar?"
Taehyung menggodanya lagi. Membuat Yoongi ingin menendangnya saja ke luar studio. Tapi tidak mungkin, yang ada dia nanti mendapat hukuman Taehyung yang--demi Tuhan Yoongi sedang tidak ada minat mendapatkannya. Bukan apa-apa, hanya kondisi badannya yang terlalu lelah makanya tidak memungkinkan.

"Hyung?", panggil Taehyung lirih, "Chagiya."

Yoongi menggeram kesal. Persetan harga diri setinggi gunung Halla. Dia menarik Taehyung dari posisi duduknya hingga berdiri berhadapan dengannya.

"Buatkan aku ramen, Taehyung-ah", ucap Yoongi. Tangannya melingkar di pinggang Taehyung erat. Membuat si empunya tersenyum penuh kemenangan.

"Dengan senang hati, Sayang", balas Taehyung setelah satu lumatan kecil ia berikan di bibir semerah cherry Yoongi.

ᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳᅳ

To be continued..

Between You, I And Our Feelings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang