"Aku mau ke Jeju!"
"Kita sudah sering ke sana, Hyung. Ke Tokyo saja!"
"Ya, baru minggu lalu kau pergi ke sana dengan pacar mesummu!"
"Aku tidak mesum! Aku masih polos!"
"Bagaimana kalau ke Macau?"
"Tidak, Hawaii lebih baik."
"Ah, ide bagus!"
"Tapi kita hanya diberi waktu libur tiga hari, Hyung. Lebih baik ke Tokyo sajaaa!"
"Macau! Aku mau Macau!"
"Tokyo, Hyung! Tokyo!
Yoongi dan Namjoon hanya geleng-geleng kepala melihat Jimin beradu mulut dengan Hoseok. Sudah satu jam mereka berunding untuk menentukan tempat liburan, tapi belum juga menemukan titik temu. Si mungil Park masih tetap ngotot pergi ke Tokyo, sedang Hoseok terlalu bernapsu ingin ke Macau. Seokjin, member tertua mereka seketika mengalah karena ide ke Jejunya ditolak mentah-mentah. Jungkook tidak terlalu peduli, ia justru sibuk dengan keripik kentang dalam pelukannya.
"Bagaimana kalau kita ke Daegu saja?"
Suara bariton rendah milik Kim Taehyung menginterupsi perdebatan antara Jimin dan Hoseok. Seketika saja semua mata tertuju pada kekasih Min Yoongi itu. Bahkan Jungkook menghentikan sementara kegiatan mengunyahnya hanya untuk memberi tatapan bingung pada si bungsu Kim.
"Hah? Daegu kau bilang?", Hoseok mengernyitkan dahinya.
Taehyung mengangguk senang, "Kupikir kita tidak bisa ke luar negeri jika hanya diberi waktu tiga hari. Tidak puas, Hyung. Lagipula, ehm. Aku kan ada keperluan penting ke Daegu."
Selepas berkata seperti itu, mata Taehyung mengerling pada si manis Min yang duduk menyandar pada sofa. Sedang Yoongi membalasnya dengan decihan malas."Keperluan penting apa? Bukannya orangtuamu sudah pindah ke Seoul, Tae?", Seokjin yang duduk tepat di sebelah Taehyung bertanya.
"Aku ke sana bukan untuk menemui orangtuaku kok. Melainkan-", Taehyung mengarahkan pandangan pada Yoongi lagi."-aku ingin bertemu dengan orangtua Yoongi Hyung.
Bukankah sudah waktunya untuk melamar, eh?"
Butuh tiga detik bagi mereka untuk mencerna ucapan Taehyung yang lantas disambut pekikan histeris hasil duet maut Hoseok, Jimin dan juga Seokjin. Namjoon hanya terbelalak pada Yoongi; meminta penjelasan. Jungkook memasang tampan shooknya sambil terus mengunyah keripik.
Yoongi? Wajahnya sudah merah padam sekarang.
.
"Kau ini!", Yoongi menarik Taehyung kasar ke dalam kamarnya. "Sudah kubilang jangan asal bicara! Lihat, mereka semua jadi berisik sekarang gara-gara mulut ember bocormu!"
Omelan Yoongi bak semilir angin di sore hari bagi Taehyung. Bukannya merasa bersalah, pemuda kulit cokelat itu justru terkekeh tanpa malu.
"Aku kan hanya mengatakan apa yang memang sudah jadi rencanaku, Hyung", ucap Taehyung masih mesam-mesem dengan jemari yang usil di dagu Yoongi.
"Aisshh! Pikir dulu sebelum bicara, Tae! Lagipula kau belum mengatakan apapun padaku."
Taehyung tertegun, senyumnya pudar.
"K-kau? Hyung, dua hari lalu aku sudah mengatakannya padamu."
Alis Yoongi terangkat satu, "Kapan? Aku tidak ingat."
"Sewaktu kita bermain di studiomu, Hyung! Masa sih kau tidak ingat?"Yoongi tercenung. Sesaat ia mengingat-ingat kembali apa yang terjadi dua hari lalu di studionya. Benar sih, waktu itu Taehyung ngotot ingin mencumbunya di sana akibat sudah terlalu lama Yoongi membuat si kecil Kim menganggur.
Tapi tentang mengatakan sesuatu, Yoongi tidak yakin.
![](https://img.wattpad.com/cover/141876372-288-k569620.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between You, I And Our Feelings ✔
FanfictionSequel of BYIAOF oneshoot verse Read real story on book 'With You' -AR -Romance -Boys Love Taegi-Namjinseok-Kookmin