I Still Want You (Kookmin)

1.2K 155 4
                                    

"Ayo anak-anak, kita lakukan foto grup dahulu sebelum pulang!"

Suara Seokjin terdengar lantang hingga membuat si mungil Jimin nyaris tersedak kimbap yang baru masuk ke mulutnya. Astaga, tidakkah ada waktu sebentar saja untuk makan? Jimin menggerutu dalam hati sembari terus menyuap makanannya, malas menggubris ocehan member tertua itu.

"Ayo, Hyung!"

Itu Jungkook yang menepuk pundak Jimin, memberi kode bahwa dirinya sudah ditunggu untuk melakukan sesi foto pasca tampil di acara SBS Inkigayo.
Jimin mendengus malas, bibirnya mengerucut dengan kimbab memenuhi mulutnya. Jungkook terkekeh pelan kemudian bergabung dengan member lain.

"Jimin-ah ppalli!", panggilan sang leader, Namjoon membuat Jimin mau tak mau menghentikan acara makannya. Iapun lantas beranjak untuk menghampiri teman-temannya.

"Ah, Hyung! Aku mau duduk di sebelah Yoongi Hyung!", rengek Taehyung karena Hoseok seenaknya mengambil duduk tepat di samping Yoongi yang sudah memasang tampang lelah.
"Masih ada tempat kosong, Tae", timpal Hoseok cuek. "Jungkook, geser sedikit sana. Beri tempat untuk si alien ini."
Tapi Jungkook bergeming, yang ia lakukan malah melindungi sisi kosong itu agar tidak ditempati.

"Aisshh! Kalian tidak setia kawan!", kesal Taehyung lalu duduk di sofa berbeda.
"Berdiri saja di sini bersamaku, Tae", usul Namjoon hanya direspon satu gelengan kepala oleh empunya. Terlanjur ngambek.

"Eoh? Hyung, sini!", Jungkook meraih tangan Jimin yang hendak mengambil tempat di sebelah Taehyung.
"Di situ sempit, lebih baik aku dengan Taetae saja", tolak Jimin.
Tapi yang namanya Jeon Jungkook tidak menerima penolakan, maka ia menarik Jimin hingga nyaris jatuh di atas dadanya. Membuat member lainnya menahan napas.

"Ya, maknae! Jangan ceroboh!", omelan Seokjin hanya ditanggapi cengiran konyol pemuda Jeon itu.
Sedang Jimin? Ia mati-matian menahan debaran yang sungguh kurangajar menggelora dalam dadanya.
Bagaimana ia bisa berpaling dari Jungkook jika perlakuan si maknae padanya makin manis?

"Uhm, ya-ya sudah. Geser sedikit sana!", cicit Jimin malu. Dan sialnya Jungkook terlanjur melihat rona merah itu di wajahnya.

"Sekarang semuanya menghadap kamera"

Saat fotografer memberi aba-aba, saat itu pula Jimin merasakan ada yang melingkari dadanya. Benar sekali, itu tangan kekar Jeon Jungkook.
"J-jungㅡ"
"Hadap ke depan, Hyung."

Jimin meneguk salivanya susah payah. Jantungnya serasa akan melompat saking kencangnya berdegup. Ditambah rasa takut jika Jungkook merasakan bagaimana hebat guncangan di dadanya itu.

"Kau mau tau satu rahasia, Hyung?", bisik Jungkook.
Jimin bergeming, hanya menggigit bibirnya terlalu gugup.

"Aku rasa, aku menyukaimu sekarang."

Ckrek.





...

Jimin berlari kecil menuju toilet. Tak menanggapi panggilan Jungkook berkali-kali di belakangnya.
Pasca sesi foto tadi, Jimin segera ambil langkah seribu. Ia tak tahan jika berlama-lama berdekatan dengan Jungkook. Ia tak sanggup melawan getaran hebat yang semakin kurangajar mengobrak-abrik pertahanannya. Terima kasih untuk si maknae Jeon yang telah membuatnya nyaris kehabisan napas.

"Hyung! Hyung! Jimin Hyung!"

Jimin masih terus berlari kecil hingga akhirnya Jungkook berhasil menghadangnya tepat di depan pintu toilet.
Jimin terkesiap. Karena setelah itu Jungkook menariknya agar masuk dalam salah satu bilik.

"Ma-mau apa kau?", Jimin tertunduk, sumpah demi apapun ia tak berani memandang Jungkook saat ini.
"Kenapa kau menghindariku?", bisa dirasakan Jimin wajah Jungkook mendekat, karena deru napas pemuda itu terasa sekali di mukanya.
"Kook, ge-geserlah sedikit. Ap-apa yang akan k-kau lakukan?"

Jungkook menghela napas pendek, "Jangan seperti ini, Hyung. Jangan menghindariku terus. Aku tersiksa jika kau berlari menjauhiku, Hyung."
"Aku tidak menghindarimu, Jungkook", sanggah Jimin, masih belum berani membalas tatapan Jungkook.
"Hyung, lihat aku!", jemari Jungkook meraih dagu Jimin. "Apa yang kukatakan tadi, aku serius mengatakannya."

Jimin terhenyak. "Apa?"
"Aku menyukaimu, Hyung. Aku sungguh-sungguh menyukaimu, sangat", diusapnya pelan pipi gembil Jimin lalu dikecupnya tanpa ragu.

"Dan aku percaya bahwa kau juga masih memiliki rasa itu untukku, Hyung."

Jimin bergeming, bibirnya mengatup saat kening keduanya menyatu. Ia kehilangan kata-kata seketika, padahal ingin sekali ia membantah anggapan itu. Ia ingin sekali menepis bahwa hatinya masih untuk Jungkook. Tapi nyatanya Jimin tak bisa. Karena sebisa mungkin dia coba membuang segala cinta itu, Jungkook berhasil membawanya kembali.

Dan kini, ketika bibir Jungkook menemui miliknya, menekannya perlahan dan memberi sensasi luar biasa, Jimin tidak bisa lagi menghindari hatinya lagi. Seiring terpejamnya mata, Jimin menata kembali serpihan hatinya yang sempat porak-poranda karena penolakan Jungkook.

"Benar kan, kalau kau juga masih memiliki perasaan itu untukku, Hyung?", Jungkook melumat kembali bibir tebal itu dan Jimin menyambutnya dengan senang hati.

"Ya.. Kurasa-", jemari Jimin mengusap pipi Jungkook.

"-aku masih menginginkanmu, Jungkook-ie."

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

To be continued..




Next chapter kayaknya jadi finalnya deh. Konfliknya udah kelar sih.
Ehehe

-Min Chaera-

Between You, I And Our Feelings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang