Pirates Ship (Kookmin)

1.1K 163 7
                                    

Sudah lebih dari sepuluh menit, Jimin bertahan di tempatnya berdiri. Bergeming. Hanya matanya yang memandang nanar sebuah 'kapal laut' di depannya kini.
Jimin meneguk salivanya yang mendadak terasa getir. Dan tak sadar bulir keringat dingin luruh dari pelipisnya.

Astaga bagaimana ini?! Bagaimana ini?!

Dalam hati Jimin terus memekik panik. Membayangkan bagaimana nasibnya nanti jika naik ke atas sana, merelakan tubuhnya ikut terombang ambing seolah terkena badai. Tidak, tidak. Jimin merasa tidak sanggup.
Oke, untuk beberapa permainan 'ekstrim' lain Jimin masih bisa menikmatinya. Tapi untuk pirates ship dan rumah hantu, lebih baik angkat tangan saja.

"Sial! Aku takut sekali!", kedua tangannya menangkup wajahnya sembari memekik pelan.

"Jimin Hyung? Gwaencanha?"
Suara Jungkook menginterupsi aksi menenangkan diri ala Jimin hingga membuat yang lebih tua tersentak kaget.
"Eoh? Jungkook-ah."
"Hyung kenapa?", tanya si maknae dengan raut wajah yang bisa dibilang cemas.
Jimin mengusap tengkuknya, "Ah. Aku hanya terlalu.. Gugup?"
Jungkook mengernyitkan dahinya sesaat sebelum paham apa yang dimaksud Jimin.

"Kau takut naik wahana itu, eh?", mata Jungkook melirik--menunjuk 'kapal laut' itu.
Jimin terkesiap. Meski begitu ia mengangguk pelan, karena tidak ada gunanya juga ia berbohong dan mengatakan baik-baik saja.
Jungkook tersenyum maklum, "Nanti saat giliranmu dan Jin Hyung, aku akan menemanimu di atas sana. Kau tenang saja, Hyung."
"Huh? Memangnya dibolehkan?", tanya Jimin tidak yakin.
"Aku akan meminta PDnim agar membolehkanku menemanimu di atas Hyung. Lagipula aku suka naik pirates ship, seru dan tidak menakutkan sama sekali."
Jimin berdecih mendengar penuturan si maknae yang terdengar menyombongkan diri. Padahal sih memang Jungkook itu orangnya tidak takut terhadap apapun.
Bungee Jumping saja dia gemari, apalagi yang sekedar wahana permainan macam pirates ship ini. Baginya yang begini tidak ada apa-apanya.

"Ah, kalau begitu aku akan, ehm, meminta kau duduk di sampingku nanti. Tidak keberatan kan?"
Jungkook mengangguk sembari menyunggingkan senyumnya yang menawan. Dan tidak dapat dipungkiri, hati Jimin berdesir hebat kala melihatnya.
Debaran kencang itu masih ia rasakan, bahkan tak berkurang sama sekali meski berkali ia coba untuk mengenyahkan. Karena nyatanya sampai detik ini, pesona seorang Jeon Jungkook terlalu kuat untuk ditepis begitu saja oleh Park Jimin.

Hanya saja masalahnya, apakah Jungkook merasakan hal serupa?

.

"Ayo Jimin-ah, sekarang giliran kita!", teriak Seokjin yang baru saja 'menemani' Namjoon dan timnya di atas wahana kapal itu.
Tidak, Seokjin bukan sedang ingin modus pada kekasih Hoseok itu. Hanya saja ia ingin test drive sebelum giliran timnya-- bersama Jimin melakukan misi.
Yah, meskipun tadinya dia tidak mau ikut naik kalau saja Taehyung dan Jungkook tidak merengek minta naik dengan alasan 'ingin menemani Hoseok dan Yoongi'.
Kalau untuk Yoongi sih wajar minta ditemani Taehyung selaku kekasihnya. Jungkook? Yah, dia sih memang orangnya suka dengan wahana ekstrim begini. Sedang Hoseok tidak perlu minta ditemani Namjoon, toh mereka dalam satu tim dengan Yoongi juga.
Dan Jimin sendirian di bawah menanti gilirannya naik dengan perasaan gugup bukan kepalang.

Sekali lagi Jimin meneguk salivanya tanda tak siap. Tapi wajah Jungkook yang cerah di atas sana membuatnya sedikit lebih percaya diri. Terlebih saat Jungkook membiarkan Jimin duduk tepat di sebelahnya.
Namun belum sempat Jimin berucap terima kasih, Taehyung mengambil alih posisi Jungkook. Meminta untuk bertukar agar dia yang berada di samping Jimin.

"Jimin-ah, pegang saja tanganku jika kau merasa takut."
Begitu kata Taehyung dengan santainya tanpa memedulikan raut bingung Jimin juga Jungkook.
"Hyung tapi akuㅡ"
"Jangan khawatirkan Yoongi Hyung, dia tidak akan cemburu padamu Jimin-ah", potong Taehyung sebelum Jungkook menyelesaikan kalimatnya.
Jungkook bergeming sesaat. Matanya beradu dengan mata Jimin, seolah meminta kejelasan pada yang lebih tua.
Sedang bagi Jimin, tidak masalah juga kalau Taehyung yang berada di sampingnya. Hanya saja dia sudah terlebih dahulu menerima tawaran Jungkook.

"Ah, akuㅡ"
Belum sempat Jimin melontarkan kalimatnya, PDnim mengintruksikan agar mereka bersiap karena kapal akan dijalankan.
Sedetik itu juga Jimin tersentak kaget dan buru-buru menggenggam tangan Taehyung erat-erat.
"Astaga. Astaga. Astaga. Bagaimana ini?", panik Jimin saat kapal itu mulai bergoyang perlahan.

"Kita akan baik-baik saja Hyung. Percayalah", ucap Jungkook lengkap dengan mata yang menatap Jimin lekat-lekat.
Jimin balas menatap mata besar itu, lalu mengangguk kecil.
Taehyung, yang berada di antara Jungkook dan Jimin hanya mendengus geli sembari membatin,

Sudah mulai terbuka rupanya ya? Baguslah.

...

Seperti yang sudah diprediksi, di atas sana Jimin sibuk menjerit ketakutan. Alih-alih berusaha menyelesaikan misinya dengan Seokjin, yang ia lakukan justru mengeratkan genggaman tangannya pada Taehyung tanpa berhenti  meneriakan 'aaarrggghhh', 'hentikaann!', 'aaaarrrgghhhh' lagi sampai waktu yang ditentukan habis.

Begitu kapal berhenti bergerak, Jimin segera turun dengan sedikit sempoyongan. Bahkan ia nyaris terjatuh jika lengan kekar Jungkook tidak buru-buru menahan pinggangnya.
"Akh!", pekik Jimin menyadari ada sesuatu melingkari pinggang rampingnya. Dan saat kepalanya menoleh, sebuah senyum tipis terulas di bibir sang maknae itu.
"Perhatikan jalanmu, Hyung", bisik Jungkook tepat di telinga Jimin.
Sontak Jimin melepaskan diri dari Jungkook detik itu juga demi keselamatan jantungnya sendiri. Karena demi apapun, skinship yang baru saja terjadi itu membuat debaran di dadanya makin tak terkontrol.

"Go-gomapta. A-aku ke toilet dulu", pamit Jimin.
Namun baru berbalik badan, tangannya keburu ditahan oleh Jungkook.
"Hyung", lirih Jungkook dengan mata yang tak lepas dari wajah manis Jimin.
Sekali lagi Jimin hanya mendengar debaran di dadanya yang makin kencang.
"H-hm?"

Jungkook mendekat tanpa melepas genggaman tangannya. Sedang tangan satunya terangkat lalu mengusap pipi Jimin yang bersemu.

"Aku tidak mengerti ini apa, tapiㅡ"








"ㅡbisakah kau tidak melupakan perasaanmu untukku, Hyung?"

Jimin terbelalak tak menyangka.

"Ap-apa maksudmu?"

Jungkook menghela napas lelah,

"Bisakah kau membuka hatimu lagi untukku, Park Jimin?"

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

To be continued..




This story based on RUN BTS ep 51 with many changed.

Between You, I And Our Feelings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang