Ace (6)

892 129 3
                                    

"Kau mau ke mana, Kak?"

"Aku ingin bertemu dengan teman-temanku sebentar. Apa ada sesuatu yang ingin kau beli?"

"Tidak biasanya. Belikan aku Samgyupsal, aku belum makan malam."

"OK!"

Yunhyeong melajukan mobilnya menuju kafe tempat di mana biasanya dia dan teman-temannya berkumpul. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya, bukan perasaan yang tidak mengenakkan, justru yang dirasakannya saat ini adalah perasaan bahagia, dan dia ingin berbagi kebahagiaan itu pada teman-temannya juga.

Teman-teman Yunhyeong sudah banyak yang datang, suara tertawa mereka bahkan terdengar sampai keluar kafe akibat candaan Sungjae, "Berhenti mengeluarkan lelucon ataupun wajah aneh, perutku sakit karena tertawa terus menerus!" meskipun melayangkan protes Baekho tetap saja tertawa.

"Hyeong, di sini!" panggil Joshua yang melihat Yunhyeong sedang mencari mereka, "Ada apa dengannya?" Yunhyeong menunjuk Baekho yang masih tertawa terbahak-bahak, "Tanyakan saja pada bocah itu," Seungcheol menunjuk Sungjae dengan dagunya.

"Kenapa aku?" Sungjae tidak terima disalahkan akibat Baekho tertawa sampai mengundang keheranan pengunjung kafe tersebut, "Sudahlah, lupakan saja, tidak ada gunanya juga."

"Jadi, apa yang ingin kau ceritakan, Hyeong? Aku penasaran," celetuk Bobby, Yunhyeong mengusap tengkuknya. Tadi di rumah dia sudah bertekad untuk memberitahukan hal ini pada teman-temannya, tapi sekarang ia malah ragu untuk mengatakannya.

"Jangan hanya mengusap tengkukmu, katakan saja, cepat!"

"Sebenarnya, yang aku ingin katakan adalah...,"

"Jangan menggantungkan ucapanmu bisa tidak?" Baekho yang sudah sangat penasaran memukul kepala Yunhyeong membuatnya mengaduh kesakitan, "Sudahlah. Hyeong, lanjutkan." Kini giliran Minhyun yang membuka suara.

"Aku menyukai seorang gadis." Pernyataan Yunhyeong membuat teman-temannya semakin ramai, "Siapa gadis itu? Apa kami mengenalnya?" Tanya Joshua.

"Aku tidak yakin kalian mengenalnya, namanya Kim Jisoo. Teman seangkatan kita sekaligus cucu dari pemilik SMA kita dulu." Minhyun terkejut mendengarnya tapi pria itu putuskan agar mendengar pembicaraan ini lebih lanjut, "Man, are you in love with the girl who sent you a love letters? Luar biasa!" Ujar Bobby sambil bertepuk tangan.

Ini sungguh tidak benar.

"Aku pikir, aku harus segera pulang. Adikku sendirian di rumah," Minhyun segera bangkit dan meninggalkan teman-temannya yang keheranan karenanya.

She's GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang