Minhyun.
Hari ini jadwalku menemani Jisoo di rumah sakit. Setelah sempat kritis beberapa waktu lalu, sekarang keadaan Jisoo mulai membaik kemungkinan Jisoo akan sadar bertambah. Tapi aku cukup tahu mengenai penyakitnya, Ataksia. Hanya segelintir orang yang mengidap penyakit berbahaya ini dan salah satunya Jisoo, aku sudah membaca beberapa buku dan artikel rata-rata menuliskan kemungkinan untuk sembuh hanya sedikit kasarnya orang yang mengidap Ataksia akan meninggal.
"Ji, aku akan keluar sebentar membeli minum. Jangan berkeliaran saat aku tidak ada."
Aku merasa gila berbicara pada orang yang sedang terbaring koma. Tapi, di film yang sering Ibu atau Kakakku tonton pihak keluarga pasien pasti mengajak bicara pasien dan sang pasien akan terbangun. Mungkin itu juga berlaku untuk Jisoo, entahlah. Aku melangkah keluar dari kamar rawat Jisoo dan mencari mesin minuman otomatis terdekat untuk membeli soda.
Setelah membeli dua kaleng soda aku langsung kembali ke kamar Jisoo karena di luar pun tak ada yang bisa kulakukan. Kuliah? Aku saja sedang menunggu wisudaku karena sudah menyelesaikan gelar Doktor ku. Terkadang aku bangga saat aku memikirkan kalau aku ini anak akselerasi namun setelahnya aku malu sendiri. Dasar labil.
Aku membuka kamar rawat Jisoo meletakkan dua kaleng soda di meja nakas lalu mencari ponselku yang kuyakini terselip di tas. Aku ingin menyuruh Hanbin ke mari menemaniku agar paling tidak ada seseorang yang bisa kuajak berbicara. Tapi tiba-tiba,
"Hyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Gone
Fanfiction[COMPLETED] Ini hanya tentang seorang mahasiswa bernama Song Yunhyeong yang dikirimi surat tanpa alamat pengirim. Hingga suatu hari, sang pengirim meminta Yunhyeong untuk menemuinya di pemakaman. Lalu, kenapa Jisoo-sang pengirim surat-meminta Yunhy...