Part 11

2.1K 70 0
                                    

Beberapa saat kemudian.
Raini berada di ruang tamu rumah Tasya.
"Apapun yang terjadi Digo dan Tasya Harus segera menikah,Mungkin Digo cuman bercanda berbicara seperti itu" Ucap Raini Tegas.
"Nggak,Jeng.Digo itu sangat serius dia mencintai wanita lain selain Tasya,Makanya dia membatalkan pernikahan mereka" Ucap Raini.
"Digo" Panggil Raini.
Digo berjalan menuruni tangga dan menghampiri Raini.
"Ada apa Ma" Tanya Digo.
"Digo,Kamu sangat gilanya membatalkan pernikahan kamu sama Tasya" Ucap Raini.
Tasya pulang ke rumahnya dan memeluk Kasih.
"Ma" Panggil Tasya menangis.
"Iya,Sayang" Ucap Kasih.
Juna menurunin tangga sambil memegang jantungnya.
"Digo" Ucap Juna.
Juna menghampiri Digo dan memegang kedua bahu Digo.
"Kamu harus menikah dengan Tasya,Digo" Ucap Juna.
"Tapi Om" Ucap Digo terpotong.
"Tidak ada pilihan lain,Kamu harus menikah dengan Tasya,Harus" Ucap Juna.
Digo dengan terpaksa menerima pernikahan ini.Karena melihat Kondisi Juna yang semakin parah.
Sisi sampai di rumah Tasya.Sisi keluar dari Taksi dan Sisi masuk ke rumah Tasya melihat akad nikah Digo dan Tasya.
"Saya Nikahkan Digo Bin Rafassya dengan Tasya Nerissa Bin Juna dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai" Ucap Penghulu bersalaman dengan Digo.
"Saya terima nikahnya Tasya Nerissa Bin Juna mas kawin seperangkat alat sholai dibayar tunai" Ucap Digo terpaksa.
"Sah" Ucap Penghulu.
"Sah" Ucap Semua orang disana.
Mereka berdoa.Sisi memegang kotak kalung pemberian Digo.
"Aku tau kalau suatu saat nanti Digo dan Tasya akan menikah,Tapi yang aku nggak tau,Ternyata hal ini begitu sangat menyakitkan" Ucap Batin Sisi.
Sisi menangis dan berjalan pergi meninggalkan rumah Tasya.
Malam harinya Tasya dan Digo di kamar rumah Digo.Digo sedang duduk di kasur sambil melamun.Tasya selesai berganti pakaian.Tasya memeluk Digo.
"Digo,Ayo kita tidur" Ucap Tasya.
"Lo tidur duluan aja,Gue tidur di luar aja" Ucap Digo dingin mengambil bantal ingin keluar dari kamar.
Tasya menahan tangan Digo.
"Kamu kenapa Sich,Digo tumben bicara sama aku pake lo gue,Apa kamu terpaksa menikah dengan aku" Tanya Tasya marah.
"Iya,Gue terpaksa nikah sama lo,Sampai kapanpun gue hanya mencintai pemilik kalung itu,Bukan lo" Ucap Digo Kasar.
Digo keluar dari kamarnya.
Tasya melempar bantal dan guling di sekitarnya ke lantai.Digo berbaring di sofa,Digo memikirkan Sisi.
"Kamu kemana Si,Aku kangen sama kamu" Ucap Digo tertidur.
1 bulan kemudian.
Digo lebih memilih tidur diluar daripada tidur bersama Tasya.Digo selalu mencuekin Tasya.Tasya sedih melihat sikap Digo terhadap dirinya.
Malam harinya Tasya keluar dari kamar dan melihat Digo tidur di sofa balkom yang sedang kedinginan.Tasya mengambil selimut dan menyelimutin Digo.
"Sisi,Sisi" Ucap Digo mengigau.
Tasya terkejut mendengar Digo memanggil nama Sisi.Tasya menangis.Tasya pergi dari balkom.
"Sisi tolong jangan tinggalin aku,Kamu dimana Si" Ucap Digo mengigau.
Tasya menangis.
"Nggak nggak mungkin" Ucap Tasya.
"Sisi" Teriak Digo terbangun.
Disisi lain Sisi sedang memikirkan Digo.
"Digo dan Tasya pasti sekarang sedang menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia" Ucap Batin Sisi.
"Aku kangen kamu Digo,Aku kangen sama kamu,Kamu segalanya untuk aku" Ucap Sisi menangis.
Tasya menurunin tangga sambil menangis.Tasya sampai didasar tangga.
"Nggak mungkin,Digo belum bisa lupain Sisi,Digo masih cinta sama Sisi,Aku nggak bisa bikin Digo cinta sama aku" Ucap Tasya membuang Guci di lantai.
"Prang"
Digo terkejut.Digo melihat Tasya tidak ada di kamar.Digo mencari Tasya.
"Aku justru bikin mereka berdua menderita,Aku udah jahat memisahkan mereka berdua,Aku udah merebut Kekasih sahabat aku" Ucap Tasya menangis sambil terduduk.
"Tasya,Tasya" Panggil Digo.
Tasya terkejut mendengar Digo memanggilnya.Tasya menghapus air matanya.Tasya berjalan.Kedua kaki Tasya menginjak pecahan Guci.
"Argh" Ucap Tasya kesakitan.
Tasya terjatuh.Digo terkejut.Dia menghampiri Tasya.Digo menurunin tangga.
"Tasya" Panggil Digo.
Digo membawa Tasya ke rumah sakit.Para Suster dan Digo mendorong brangkar Tasya.Dokter memeriksa Tasya dan melihat luka dikaki Tasya yang begitu parah.
Keesokkan paginya Dokter membawa Digo keruangannya.
"Pak Digo Istri anda lumpur total" Ucap Dokter.
Digo terkejut.Dia menoleh memandang Dokter.Tasya siuman melihat Kasih.
"Ma Digo mana ma" Tanya Tasya.
Digo membuka pintu ruang rawat Tasya dan berjalan menghampiri Tasya.
"Tasya" Ucap Digo.
"Digo,Kenapa kaki aku nggak bisa digerakin" Tanya Tasya.
"Kamu lumpur total Tasya" Ucap Digo.
Tasya terkejut.Dia menangis.
"Nggak mungkin,Nggak mungkin aku cacat,Aku nggak bisa jadi istri yang sempurna buat kamu Digo." Ucap Tasya menangis.
Digo merasa bersalah.Digo memegang Tangan Tasya.
"Tasya,Kamu nggak boleh ngomong kayak gitu" Ucap Digo.
"Kamu udah nggak punya alasan lagi untuk hidup sama aku,Sekarang kamu pergi aja,Aku udah nggak berguna lagi,Aku cuman beban buat kamu,Sekarang aku rela melepaskan kamu" Ucap Tasya menangis.
"Nggak,Aku nggak mau ninggalin kamu Tasya" Ucap Digo menangis.
Digo memeluk Tasya.Tasya memberontak.Tasya menangis.
Keesokkam harinya Digo membawa makanan untuk Tasya.Tasya sedang membaca majalah dan duduk di kursi Roda.Digo menghampiri Tasya.
"Tasya,Aku bawakan makanan kesukaan kamu makannya" Ucap Digo ingin menyuapi Tasya.
"Tidak,Aku lagi nggak lapar" Ucap Tasya Dingin.
"Ayo Tasya,Nanti kamu sakit" Ucap Digo.
Tasya membuang makanan itu.
"Prang"
Digo terkejut.
"Aku bilang aku nggak mau makan" Ucap Tasya tegas.
Tasya mengerakkan kursi rodanya pergi meninggalkan Digo.
"Oke aku cari makanan yang lain aja ya,Ya udah kamu tunggu disini ya" Ucap Digo.
Digo berjalan pergi meninggalkan Tasya.
"Kenapa sich kamu nggak tinggalin aku aja,Nggak lihat apa aku ini nggak berguna" Teriak Tasya menangis histeris.
Beberapa hari kemudian.
Digo selalu setia merawat Tasya.Walaupun Tasya hanya diam tanpa bicara sedikitpun.Tapi Digo dengan Sabar menghadapi Sikap Tasya.
Malam harinya.Digo mengendong Tasya dan membaringkan Tasya ke kasurnya. Digo tertidur disamping Tasya.Tasya terbangun dia menolehkan kepalanya memandang Digo yang tertidur.
"Makasih Digo,Walaupun kamu belum bisa mencintai aku,Tapi kamu sudah bisa membuatku bahagia" Ucap Batin Tasya.
Tasya sering sakit sakitan.Digo membawa Tasya ke Dokter.Tasya di ruang Rawat bersama Digo.Kasih datang membuka pintu ruang rawat Tasya dan menghampiri Tasya.
"Mama,Digo" Ucap Tasya.
"Iya,Sayang" Ucao Digo.
"Aku minta tolong ya Digo" Ucap Tasya.
"Iya sayang" Ucap Digo.
Tasya mengambil kalung separuh hati punya Sisi.
"Kembaliin kalung ini Ke Sisi" Ucap Tasya menunjukkan kalung Sisi ke Digo.
Digo menerima kalung itu.Tasya mengambil sepucuk surat dan memberikan le Digo.
"Dan kasi surat ini ke dia ya" Ucap Tasya.
Digo menerima surat itu.Tasya mengelus pipi Digo.
"Digo,Kamu harus janji sama aku,Kamu akan menikah sama Sisi,Itu janji kalian kan,Aku akan sangat bahagia kalau kalian berdua menikah,ya sayang" Ucap Tasya menghembuskan nafas terakhirnya.
Tasya menutup matanya untuk selamanya.Digo terkejut.
"Tasya,Tasya,Sayang bangun sayang, bangun" Ucap Digo menangis.
"Tasya" Teriak Digo menangis.
Digo mencium kening Tasya untuk terakhir kalinya.Kasih menangis dipelukan Raini.Digo mengendong Tasya.
"Dokter" Panggil Digo sambil menggendong Tasya.
"Tasya" Teriak Kasih menangis histeris.
Keesokkan malamnya Sisi menangis mendengar kabar Tasya meninggal.Sisi berjalan ke taman.
"Tasya nggak bakal meninggal ini semua kesalahan aku,Tasya aku bakal nembus semua kesalahan aku Tasya,Aku bahkan nemani kamu disana Tasya,Aku janji Tasya diantara kita nggak ada yang bisa mendapatkan Digo,Aku janji" Ucap Sisi membuang kotak kalung itu sambil menangis.
Tiba tiba Digo datang ke taman.Digo berjalan menghampiri Sisi.
"Sisi" Panggil Digo berlari menghampiri Sisi.
"Digo,Stop.Aku nggak berhak memiliki kamu,Sisi udah membuat istri kamu meninggal,Aku yang membuat Tasya meninggal" Ucap Sisi menangis.
Digo berjalan dan berdiri di samping Sisi.
"Terus kamu mau ngapain,Kamu mau bunuh diri,Terus kamu mau ninggalin aku gitu,Sisi.Tolong jangan tinggalin aku Si,Kamu kembali sama aku ya,Tasya titip ini untuk kamu dan kamu baca surat itu" Ucap Digo mengambil surat dan kalung Sisi dan memberikannya ke Sisi.
Sisi menerima kalung dan surat itu.Sisi membuka surat itu dan membacanya.
"Sisi sahabat ku,Aku minta maaf telah memisahkan cinta kalian,Aku sadar kalau aku nggak bisa ngantiin posisi kamu di hati Digo,Kita sama sama mencintai Digo dan percayailah,Aku sangat bahagia telah merasakan kasih sayang yang Digo kasi untuk aku,Tapi sayang,Aku nggak bisa membalas kasih sayang Digo kasi ke aku,Lagi pula kasih sayang yang dibutuhkan Digo adalah Kasih sayang kamu,Sisi.Aku mohon ngantiin posisi sebagai Istri Digo,Aku rela melepaskan Digo untuk kamu,Sisi.Karena kamu telah menjadi sahabat aku Sisi" Ucap Sisi membaca surat Tasya.
Digo melepaskan kalung dilehernya dan berjalan menghampiri Sisi.Sisi berbalik badan.Berhadapan dengan Digo.Sisi dan Digo mempersatukan liontin separuh hati mereka menjadi satu.
"Aku mencintaimu Sisi,Kekasih kecil aku" Ucap Digo.
"Aku juga mencintaimu Digo,Kekasih kecil aku" Ucap Sisi.
Sisi memeluk Digo.Digo membalas pelukan Sisi.

"Jangan tergoda kabar berita
Aku kembali untukmu sayang"
Digo bernyanyi dan berjalan menghampiri Sisi.Memeluk Sisi dari belakang.
"Ingin ku rasa untuk kembali
Diriku bagaikan mati rasa"
Sisi bernyanyi sambil memegang tangan Digo yang memeluk pinggang Sisi.
"Maafkan sayang atas kesalahan
Aku ingin kembali"
Digo bernyanyi sambil memutarin Sisi.
"Jangan mengoda diriku lagi"
Sisi bernyanyi sambil berjalan ingin pergi dari Digo.
"Beri ku kesempatan untuk mencintaimu
Hanya kamu tiada cinta yang lain"
Digo bernyanyi sambil menarik Sisi.Sisi terjatuh di pelukan Digo.
"Apakah tak salah Apa yang ku dengar
Apa kamu sedang bermimpi"
Sisi bernyanyi sambil memandang Digo.
"Ini bukan mimpi ini kernyataan
Aku ingin kembali"
Digo bernyanyi sambil mengelus rambut Sisi lembut.Sisi tersenyum.

END

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kekasih Untuk Sahabatku <END>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang