•••
Kasih sayang seorang saudara tak di tunjukkan langsung seperti kasih sayang orang tua. Saudara itu memberi kasih sayangnya dengan cara lain yang mungkin tidak di sadari.•••
(NamaKamu)pov
Pagi ini gue sengaja bangun subuh, buat sholat? Tentu ajah tapi bukan itu ajah, aku lakuin itu karen ingin menghindari Naufal.
Aku hidarin dia karena pasti kalau ketemu dia nanya lagi soal yang semalam, dan sekarang yang buat ku bingung ya ini orang gak tidur apa ya?.
Si ogep udah di meja makan cuy.
Bahkan udah ada nasgor di atas meja dengan susuk Eh maksudnya susu."Makan dulu dek" ucap naufal. Ok aku pasrah, ni orang kayak ceyang ya tau ajah kalau aku bagian subuh. Dengan lesuh aku duduk berhadapan dengannya dan menaruh tas di kursi sampingku.
Tadinya aku gak mau makan tapi bau nasgornya mengoda baget, yaudah aku makan dan ternyata rasanya itu enak pake banget.
Tanpa aku sadar ternyata Naufal sudah duduk di sampingku, sambil tersenyum. Lah, Napa ni orang ?
"Semalam itu siapa?"
"Temen "
"Temen apa pac..." belum ucapannya selesai aku sudah memotong ucapannya.
"Temen is" balasku kesal.
"Ngapain di cafe semalam sama dia?" Tanya Naufal lagi, oh iya semalam sebelum pulang aku dan rekta ke cafe dulu nemunin bang Kevin, sekalin liat perkembangan cafe itu.
Aku lupa bilang kalo aku punya cafe sendiri Eh gak sendiri sih soalnya bareng bang Kevin dn rekta.
"Ngapain ?" Tanya Naufal lagi membuyarkan lamunan ku.
"Kepo"
"Aist,, jawab aelah. Trus ngapain semalam di lapangan dekat pantai, jauh banget kesana. Ikut tauran?" Tanya dia lagi, sebenernya aku kaget kok di tau aku kesana. Jangan jangan di ini bener ceyang ?.
"Gak ada urusannya sama kamu juga" ucapku dingin dan melanjutkan makan ku, dia diam kemudian pergi begitu saja, aku sebenernya ada sedikit rasa bersalah padanya.
Setelah minum susu, aku baru membersihkan meja makan. Setelah itu baru ajah aku mau mengambil tas tetapi benda itu hilang.
Loh, seriusan ini tas ku hilang . Aku cari di bawah meja, gak ada. Di bawa kursi gak ada juga, aku cari seluruh dapur sampai lobang semut juga gak ada itu tas.
Beberapa menit aku mikir "terakhir ya di kursi itu dan...."ujarku menunjuk kursi dan mengantikan ucapnku "Naufal.... nah iya pasti dia aist awas ya " pikiranku tertuju pada Naufal yang duduk di kursi tadi.
Aku berlari keluar dapur, baru saja aku akan ke atas tetapi sebuah suara menginstruksi langkah ku.
"Mau kemana dek?" Tanya dia santai berdiri di dekat sofa. "Oh, aku tau, cari ini ya ?" Tanya Naufal lagi mengangkat tasku di tangannya.
"Tas ku, balikin " ujarku berlari mengambil tas itu namun dia lebih cepat dan mengangkat tas itu tinggi tinggi, sialan mentang matang badannya lebih tinggi dari ku.
Dengan sedikit meloncat loncat kayak kodok, Eh gak Deng. Aku mencoba mengambil tas itu namun semakin di tinggikan oleh Naufal.
"Iiiihhhh balikin gak" kesal ku menatap kesal.
"Minta baik baik dulu dong" ucapnya dengan senyum mengambang, kok ini orang ngeselin banget ya ?.
Satu tarikan nafas, meski wajah datar "Naufal aku minta tasku " ucapku lembut sangat lembut.
"Ih gak, ucapan lo gak selaras dengan raut wajah lo" tolaknya, ya Allah jika membunuh orang gak dosa, ini orang udah aku gantung sejak tadi.
"Gini ajah, kalo mukanya gitu coba bilang, Abang ganteng minta tasku" lanjutnya, ni orang di kasi hati minta jantung.
Dengan kesal "A..Abang ganteng," aku diam sebentar "minta tasku ya, nanti aku telat" lanjutku dengan tatapan tajam.
"Yup Ok, ini" ucapnya memberi tasku, dan baru ajah aku mau jalan meninggalkannya dia memutar rekaman yang ternyata suaraku tadi memanggilnya Abang ganteng.
"Aist, dasar Abang gila" ucapku berlari keluar Rumah, di luar aku liat Naufal tersenyum sendiri. Gawat jangan jangan bener gila nih.!!.
Sampai di sekolah, aku melihat Iqbaal jalan dengan lesuh menuju kelas, tumben aku pikir dia ini hiperaktif.
Aku jalan santai di belaknnya, sekolah masih terbilang sepi karena masih pagi banget, hanya terlihat anak anak rajin berjalan di koridor. Saat akan masuk kelas tiba tiba Iqbaal berhenti membuatku menabrak punggungnya.
"Aist" desisku, kenapa dia ini suaka ngerem mendadak sih.
"Ira.." Iqbaal berbalik menatapku. Eh, tunggu dia panggil aku apa tadi, aku mendongak menatap wajahnya yang terlihat kusut.
"Kenapa?" Tanya ku.
Tiba tiba Iqbaal memelukku sangat erat. "Gue khawatir sama lo" ucapnya membuatku bingung nianak kenapa, kesurupan?
Tadinya aku ingin bertanya tapi gak jadi saat Iqbaal melontarkan kalimat yang membuat air mataku ingin jatuh.
"Jangan gitu lagi" ucapnya mengelus puncak kepalaku. Sebuah bayangan seseorang yang bersamaku dan mengatakan hal yang sama terlintas di ingatanku, kepalaku terasa berat dan sakit, pandanganku mengelap dan tiba tiba semua gelap yang terakhir kudengar adalah teriakan Iqbaal memanggil namaku.
"Ira!!?"
***
Aku perlahan membuka mataku, pertama kulihat adalah atap putih dan bisa kutebak ini adalah uks, kepalaku terasa pusing saat bergerak sedikit saja.
Ku edarkan pandangan ku perlahan, aku bisa melihat Naufal dan Iqbaal sedang berbicara tetapi raut wajah Naufal terlihat marah.
"Lo gimana sih!!" Bentak naufal mengacak rambutnya frustasi. Aku ingin bangun namun kepalaku terasa sangat sakit.
"Sorry fal, gue gak sengaja. Please jangan aduin gue " mohon Iqbaal pada Naufal, membuatku bingung, Naufal ?, Mengadu?.
"Ok tapi Jangan sampai terulang " ucap Naufal membuang muka. Aku mencoba bangun dengan tumpuan tanganku namun pusing di kepala datang lagi
"Awss.." aku memegang kepalaku yang terasa sakit dan itu menarik perhatian orang yang berbicara tadi, mereka berlari kecil kearah ku, Naufal membantuku untuk duduk dan bersabda pada kasur.
"Uuuuuuuu adekkku yang cantik bin imut udah sadar, lo gak apa apakan?, Mana yang sakit?" Aku terkesima dengan ucapan Naufal barusan, baru aku ingin buka mulut, Iqbaal langsung berbicara.
"(NamaKamu) lo gak apa apakan, Sorry...adaww. sakit fal" ucapn Iqbaal juga terpotong Karen Naufal memukul kepalanya dengan wajah garang.
Dia berbalik menatapku kemudian tersenyum, "gue khawatir banget tau gak"
Ini Naufal kenapa ?, Bentar benar marah, bentar benar Soo imut, bentar bentar kesel, bentar bentar baik, nah pasti bentar benar lagi gila, Eh bukan dikan emang gila.
"Abang gila " gumang ku yang ternyata dapat didengar oleh dua makhluk ini.
"Wakakak Abang gila ternyata " Iqbaal ketawa ngakak.
"Diem lo" ucapnya mentap Iqbaal jengkel kemudian berapa menatapku sok imut, "ih adek ja'at bilangin Abang gila, " ucapnya dengan mimik sok sedihnya. Nauzubillah ini orang gila beneran ya ?, Entar lagi pasti bahagia lagi.
"Tapi gak apa apa deh yang penting udah di akuon sebagai Abang" tambahnya lagi. Nah kan, sudah kuduga. Ya Allah salah apa hambamu ini dikirimkan orang macam dia ?.
"Kalau memang kamu Abang aku, nanti aku suruh Mama masukin perutnya lagi biar aku gak punya kakak gila " ujar ku panjang,. Iqbaal yg mendengarnya malah ngakak dan Naufal? Dia malah ketawa juga ? Lah? Kan gak lucu.
TBC
•••
😪😪😪
Hati hati typo😉Selamat malam Minggu semua 😘. Pada jalan kemana nih?
Atau tinggal di Rumah kayak aku?😂
![](https://img.wattpad.com/cover/132800847-288-k770540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Are My Heart ✔
FanficCERITA SUDAH TAMAT - PART MASIH LENGKAP Ini adalah kisah dimana Iqbaal berusaha keras mengembalikan senyum yang benar-benar dia rindukan dari seorang gadis yang menyentuh hatinya. Senyum dari gadis bernama (NamaKamu) yang berhasil menarik perhatiann...