Bab 3

5.7K 214 31
                                    

Happy Reading
Hope you like this chapter

***

Mia tidak bosan memandang mata indah milik Sean, mungkin bagi sebagian orang mata Sean biasa saja, tapi bagi Mia mata itu begitu indah. Entah dari sudut pandang mana Mia menilainya, namun itulah kesan pertama Mia saat bertemu dengan Sean pagi tadi. Mata itu hitam pekat namun begitu indah seperti timbunan beribu misteri di dalamnya.

Karena masih terpana dengan mata itu, tanpa sengaja pandangan Mia dan Sean bertemu. Mia sungguh kaget dan langsung mengalihkan pandangan, ia jadi salah tingkah karena tertangkap basah mencuri pandang dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Mia menyibukkan diri untuk membca dan melihat kembali agenda meeting dan design yang ia buat, takut ada kesalahan kecil yang bisa berakibat fatal pada pekerjaannya. Bisa-bisa surat pemecatan akan segera tiba di tangannya, Mia bergidik ngeri membayangkannya.

Hari ini meeting berjalan dengan sangat lancar, tadinya Mia sangat gugup membayangkan akan meeting dengan pemilik perusahaan. Bagaimana tidak gugup jika design Mia kali ini akan di pilih langsung oleh CEO Axton Corp. Dan setelah mengetahui siapa pemilik Axton Corp, nyali Mia semakin menciut karena kejadian pagi tadi, Mia sudah menumpahkan kopi di jas mahal milik Sean.

Ternyata ke khawatiran Mia sungguh tak beralasan, Sean benar-benar professional dalam bekerja. Sean memberikan apresiasi karena melihat kinerja Mia yang cukup bagus. Sean dan para dewan direksi sangat menyukai semua design yang Mia dan Laura ajukan. Untuk saat ini Mia bisa bernafas dengan lega.

Mia baru saja akan meninggalkan ruang meeting namun tanpa sengaja pandangan mereka bertemu kembali, Sean menatap Mia dengan begitu intens, tatapan tajamnya seperti ingin memakan Mia hidup-hidup. Dan sungguh saat itu Mia ingin menenggelamkan dirinya dalam-dalam dikubangan air.

***

Mia telah kembali ke ruang kerjanya, dan bersiap untuk pulang karena jam sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Waktunya pulang," Mia bersiul senang, malam ini ia bisa tidur dengan tenang karena bebannya beberapa hari ini terangkat sudah. Design Penthouse telah selesai, tinggal menunggu instruksi berikutnya dari atasannya.

"Bagaimana Mia dengan Mr. Sean, aku dengar dari Claudia dia sangat tampan," Mia terlihat sedang berfikir, ia bingung harus berkata apa untuk mendeskripsikan tentang Pemilik Axton Corp, kalau dibilang tampan sudah tidak bisa di ragukan lagi, Sean memang sangat tampan.

"Ya Begitulah, kau harus menilainya sendiri," usul Mia pada Linda, yang sudah sangat penasaran dengan wajah Sean. Siang tadi Linda ada meeting dengan klien di luar kantor hingga ia juga tidak bisa melihat secara langsung ketampanan Sean.

***

Hari ini Mia ingin mampir ke supermarket, bahan-bahan makanan di kulkas milikya sudah mulai menipis. Walaupun Mia sangat sibuk, ia tetap berusaha untuk memasak makanannya sendiri. Jika benar-benar tidak sempat untuk memasak atau ada yang mau mentraktir baru Mia akan makan di luar.

Menurut Mia masak sendiri lebih higenis, dan memasak salah satu hobbi Mia. Selain menyukai hujan, memasak adalah hal kecil yang bisa membuat Mia bahagia. Terkadang memang hanya hal-hal kecil, yang bisa membuat orang bahagia, karena bagi Mia saat ini tidak ada hal besar dalam hidupnya yang bisa membuatnya terlalu bahagia.

Saat sedang asyik berjalan menyusuri trotoar menuju supermarket dekat kantor, Mia melihat seorang wanita paruh baya terduduk di samping mobil dan berteriak meminta tolong. Mia melihat ke arah sekeliling, ternyata sore ini jalanan sungguh sepi tidak seperti biasanya, Mia langsung berlari ke arah wanita paruh baya itu.

Not Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang