Happy Reading
Hope you like and enjoy this chapter(Warning 21++)
***
Setelah seminggu di rawat, akhirnya Miranda diperbolehkan untuk pulang. Sean membantu mengurus kepulangan Ibunya karena Andrew ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa di tinggal sedangkan Siena sudah menginap di salah satu rumah sakit bersalin, karena sudah mendekati hari yang sudah di prediksi dokter untuk melahirkan."Sean," panggil Miranda, namun Sean masih sibuk dengan beberapa barang miliknya yang akan dibawa pulang.
"Ada apa Mom?"tanya Sean masih sambil merapikan beberapa pakaian ibunya untuk dimasukkan ke dalam tas.
"kemana pegawai dirumah, kenapa hal sekecil inipun harus aku yang mengerjakannya," gumam Sean kesal.
"Mom tidak ingin mereka menjadi repot karena kepulangan Mom."
"Ya, tetapi sekarang Sean yang harus repot mengurus barang-barang Mom," Miranda hanya menggelengkan kepalanya mendengar keluhan Sean.
"Sean, Mia kenapa tidak pernah menjenguk Mommy,"tanya Miranda, selama seminggu ia berada di Rumah Sakit Mia tak juga kunjung datang untuk membesuknya.
Sean menghentikan aktivitasnya membereskan barang-barang Ibunya, ia mencengkram erat tas di tangannya.
"Mia mungkin sedang sibuk Mom."
"Sean, mom ingin bertemu dengan Mia, bolehkan Mom pergi kekantormu dan menemui Mia," Miranda ingin sekali bertemu dengan Mia, ia sudah sangat merindukan gadis baik hati itu. Karena Miranda tahu bahwa Mia bekerja di perusahaan Sean, maka ia minta untuk diantarkan menemui Mia.
"Mom istirahat saja dulu, jika sudah sehat Sean akanmenyuruh Mia untuk menemui Mom," Sean sebenarnya sungguh malas untuk membahas tentang Mia, dikantorpun ia meminimalisir untuk bertemu dengan Mia.
"Baiklah, Mom akan segera sehat agar bisa bertemu dengan calon menantu mom," Sean hanya memutar bola matanya, bosan dengan perkataan Ibunya yang ingin sekali menjodohkannya dengan Mia.
"Jangan mulai lagi ya Mom," Sean sungguh malas membahas masalah perjodohan ataupun pernikahan. Apalagi Mia.
"Mom sungguh menyukai Mia, apa tidak boleh Mom berharap jika kau dan Mia bisa menikah."
Sean menghela nafas dengan berat, ini bukan kali pertama Ibunya membahas perihal perjodohan antara dirinya dengan Mia. Setiap Sean datang ke Rumah Sakit, maka Miranda akanmerongrong Sean dengan menanyakan kapan akan menikahi Mia.
"Mom, Sean belum ingin menikah.Masih banyak hal yang harus Sean lakukan," jawab Sean dengan tegas dan Miranda hanya menghela nafas pasrahnya.
***
Mia sedang makan siang dengan Linda di kafe dekat kantor. Semenjak kedatangan para bodyguard itu Mia sudah tidak pernah lagi memasak, pikirannya terlalu kalut untuk mengerjakan banyak hal sendiri.
"Sebenarnya ada apa denganmu," tanya Linda sambil menyantap makan siangnya.
"Terlalu banyak hal yang aku pikirkan, hingga membuatku stress," Mia menyantap makanannya sambil memandang jalan di luar jendela, hujan kembali turun seperti mengerti perasaan Mia saat ini yang sangat merindukan hujan.
"Kau bisa berbagi cerita denganku Mia, aku selalu ada untukmu.Dulu kau lah yang selalu menguatkanku saat aku kehilangan harapan," Linda menggenggam tangan Mia dan hanya di balas senyuman oleh Mia.
Mia sungguh membutuhkan seseorang untuk menjadi sandaran dan menampung segala keluh kesahnya, namun bercerita tentang bebannya kepada Linda sungguh membuatnya tidak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Future Husband
Romance21+ Mohon Bijak dalam membaca Mia Rexton harus menanggung hutang Paman dan Bibinya, jika dalam waktu satu bulan Mia tidak melunasinya mereka akan melelang tubuh Mia. Saat semua terasa berat, Sean Axton seorang CEO muda dan terkaya di London menawar...