9 'Sesal'

5K 520 10
                                    

"Apa Natasya gak akan kita ajak?"

"Kenapa harus?"

"Baiklah. Dia pasti lagi main sama Kakeknya kan?"

Bella mengangguk.

"Akan kemana dulu kita sekarang?"

Bella melirikkan matanya pada arloji yang melingjar di pergelangan tangan kiri. "Masih jam sepuluh, gimana kalau ke pemakaman Mama dulu?"

"Ide bagus. Kemanapun itu asal kamu yang menentukan, aku oke saja." Kekeh Andra.

Bella hanya menanggapinya dengan dengusan ringan. Mobil yang ditumpangi keduanya pun mulai membelah jalanan Kota Jakarta.

30 menit kemudian.

"Ma, ini aku, Bella. Aku datang sama calon anak tiri Mama yang nyatanya bakalan nikah sama aku." Bella tertawa sumbang, tatapannya kosong pada batu nisan yang bertuliskan nama Jane.

Andra di sampingnya tidak berkata apa-apa. Ia hanya menundukkan kepalanya membiarkan Bella yang lebih dulu bercerita.

"Bella hidup dengan baik sama Natasya di Amerika. Mama gak harus khawatir soal Bella lagi, bahkan Natasya tumbuh lebih pintar dibandingkan teman-temannya, Mama pasti bangga." Bella menarik kedua sudut bibirnya.

"..."

"Papah baik kok Ma. Dia ngerawat Bella dan Natasya dengan betul-betul. Mungkin Papah ingin menebus kesalahannya dulu. Hampir semua manusia harus merasakan penyesalan untuk membuatnya jadi lebih baik kan Ma?" Bella tersenyum getir.

"..."

"Aku yakin Mama udah nemu kebahagiaan Mama sendiri di alam sana. Bella ingin meminta maaf atas nama Andra yang udah bikin semua hal buruk pada waktu itu terjadi. Satu hal yang harus Mama tahu, Bella amat sangat sayang sama Mama."

"..."

"Bella ingin Mama jaga dan do'akan Bella juga. Aku dan Andra akan melangsungkan pernikahan sebentar lagi. Semoga Andra sudah benar-benar berubah dari cowok brengsek yang kita tahu ya Ma.. semoga rumah tangga Bella dan Andra nanti lebih baik dari rumah tangga yang Mama jalin sama Papah."

"Amin." Barulah setelah do'a Bella selesai dipanjatkan, Andra pun ikut mengaminkan.

Bella sedikit mundur memberi Andra waktu untuk melakukan pengakuan pada mendiang Jane. Gadis itu agak terkejut ketika Andra justru membawa untuk berada di sampingnya dengan telapak tangan gadis tersebut berada dalam genggaman tangannya.

"Mama Jane.. ini Andra, calon anak tiri Mama yang sekarang akan jadi menantumu."

"..."

"Andra sangat bahagia mengetahui jika Bella pada akhirnya menerima Andra sebagai suami sekaligus Ayah untuk Natasya, anak kami. Meskipun hal yang sudah Andra lakukan dulu pada Bella dan itu sangat melukainya tapi Andra gak pernah menyesal karena ada Natasya diantara kami sekarang."

Kedua sudut bibir Andra tertarik sembari ia terus mengusap batu nisan mendiang calon mertuanya.

"Kami meminta do'a agar pernikahan kami berdua mendapat kelancaran dan banyak kebahagiaan."

"Bella janji Ma, semua dendam Mama sama Andra bakalan Bella bales. Semuanya. Bella janji."

Mendengar Andra yang berbicara dengan nada yang lembut dan bagaimana perilaku serta cara memandang lelaki itu padanya membuat hati Bella sedikit teriris.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang