2 'Kenyataan'

13.6K 1K 12
                                    

"Lo udah siap?"

Suara Liona yang sudah berada di ambang pintunya membuat Bella sedikit tersentak. Gadis itu kemudian menatap dirinya di cermin, dengan helaan nafas ia menganggukan kepalanya mantap.

Sudah 2 minggu ia absen dari sekolah dan beralasan jika ia sedang ijin pergi ke suatu tempat yang tidak bisa dikatakan dimana lebih tepatnya.

Bersama dengan Liona, mereka berdua sudah siap berangkat ke sekolah bersama menggunakan mobil Liona yang sengaja diparkir di depan rumah kecil yang hanya ditinggali oleh Bella ini.

"Gue tahu lo bisa ngehadepin situasi kayak gini Bel."

"Gue rasa," gumamnya dengan nada yang sangat pelan.

"Udah dong, minggu lalu lo udah optimis kalau minggu sekarang adalah waktu-waktu buat lo bangkit dan menghadapi Andra secara langsung kan?"

Kepala Bella menunduk. "Setelah hasil testpack nya menandakan kalau gue emang 'ngisi', gue mulai ngerasa percaya diri buat ngomong sama Andra dengan bawa bukti kuat. Tapi, yang bikin gue ragu sekarang, gue gak siap kalau harus denger kata penolakan dari dia. Karena yang gue butuhkan sekarang hanyalah tanggung jawab dan solusi, bukan yang lain," Bella menggigit bibir bawahnya.

"Tapi gue yakin Andra masih punya hati nurani kok Bel. Gue udah sering lihat dia bulak-balik ke kelas sekedar nanya lo udah masuk sekolah atau belum. Dan gue juga lihat kalau keadaannya akhir-akhir ini justru menurun drastis, kata orang sih dia sakit hepatitis A dan seharusnya penyakit nular kayak gitu dirawat, tapi ini malah maksain ke sekolah. Jadi dia suka diem di UKS dan belajar private disana. Lo tahu sendiri kan orang kaya mah bebas."

"Dia bawa dokter ke sekolah?"

Liona menganggukan kepalanya membenarkan. "Ya ampun gue serius kali!"

Ucapannya terdengar meyakinkan karena Bella hanya tertawa geli dengan berita dari sahabatnya ini. Kenapa harus sampai seperti itu? Biasanya juga Andra akan sangat malas masuk jam pelajaran.

T-tunggu, kenapa sejauh ini, Bella justru terkesan suka memperhatikan calon saudara tirinya ya? Mereka memang belum resmi menjadi saudara, tapi Andra selalu mengatakan jika mereka memiliki ikatan saudara yang tidak diinginkan.

Butuh 35 menit untuk mobil Liona masuk ke area parkiran sekolah. Masih untung tidak terlambat saat waktu hanya tersisa 5 menit lagi, mereka terjebak kemacetan jika tidak memilih ke jalan yang sudah langganan menjadi alternatif mereka jika akan berangkat ke sekolah.

Tepat disaat Bella turun dari dalam mobil bersama Liona, banyak sekali tatapan orang-orang yang mengarah pada Bella. Mereka memperhatikan Bella dari atas sampai bawah kemudian sebaliknya, tidak ada yang berubah sedikitpun, berarti gosip jika Bella sudah 'melakukan' sesuatu bersama Andra di minggu lalupun bisa terhapus dengan mudah setelah melihat situasi Bella yang tampak ceria dan baik-baik saja seperti hari-hari biasa.

Isu itu mencuat dengan sangat cepat karena Andra yang selalu mendatangi kelas Bella lebih dulu, kemudian ditambah dengan pernyataan Mike sebagai sahabat Andra sendiri jika lelaki itu sedang memiliki masalah yang pelik.

Meski tidak mengatakan dengan jelas, tapi Mike berhasil membuat orang-orang berasumsi yang lain sekaligus fakta tentang sosok sahabatnya.

"Bella!!!" Teriak banyak teman-teman sekelasnya. Hanya segelintir siswa yang memutar bola mata bosan begitu melihat kedatangan Bella ke sekolah.

Salah satunya Felix, ia hanya memperhatikan Bella dari kejauhan dengan posisi yang tidak berubah.

Tok Tok Tok

Salah satu siswa menunjuk ke arah pintu, seperti sebuah rutinitas, orang yang mendatangi Bella ini selalu datang secara berulang-ulang kali.

Bella kebetulan menoleh ke arah siswa tersebut. Spontan semua tatapan ter arah pada sosok lelaki yang berada di ambang pintu kelas, dengan selang infus di lengan kirinya, ia berjalan seolah tidak memakai alat bantuan apapun.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang