7 'Papah?'

6.1K 562 16
                                    

Antara Andra maupun Bella, mereka sama-sama tersentak ketika hanya ada Bima saja di rumah Zack sementara pria yang berjanji akan segera kembali itu belum kunjung pulang ke rumahnya.

"Dimana Papah?" tanya Bella pada Bima.

"Pak Zack tadi ijin keluar dan menitipkan Natasya sama saya," jawab Bima sedikit gugup.

Bella berdecak, "Gak atasannya gak bawahannya, sama-sama rese."

Sementara Bella sibuk mengomel, tatapan Andra terus tertuju pada Natasya. Bahkan ia tanpa sadar mendekat ke arah gadis kecil yang mewarisi warna iris matanya tersebut.

Natasya balas menatap Andra meski ia berada di pangkuan Bima.

Hingga saat Andra mengulurkan kedua tangannya siap memangku Natasya dalam gendongannya, Bella sudah lebih dulu merebut gadis kecil itu dalam dekapannya.

"Pulang," ucap Bella sembari menatap Andra tajam.

"Iya. Aku akan pulang sekarang. Aku mohon jaga diri baik-baik Bella," lalu Andra mengeluarkan kartu identitas yang sering ia bagikan kepada para kolega baru yang meminta kontak untuk menghubunginya. "Telepon aja kalau kamu berubah pikiran. Kami pulang."

Bella hanya mengangguk pelan. Ia diam melihat Andra dan Bima yang keluar dari dalam rumahnya. Setelah melihat kedua lelaki itu keluar, Bella terduduk di atas lantai begitu saja, tubuhnya merosot dan beruntung sofa membuatnya bisa bersandar.

"Ma."

"Iya Nata?"

"Om yang tadi itu, Papah kan? Dia Papah Nata kan? Bukan Om Bima aku tau dia."

Bella membulatkan kedua matanya kaget, lalu emosi terpancar dari mimik wajahnya, Bella siap menyalahkan Bima tapi Natasya kembali berbicara.

"Ini bukan karena Om Bima yang beritahu."

"Tapi?"

"Kakek bilang, dan aku mendengarnya."

Deg

"Nggak Natasya. Dia bukan Papahmu," Bella menatap Natasya serius.

"Dia Papah, Ma. Mama sering bilang jangan membenci orang lain dan memaafkan kesalahan orang yang salah sama kita, tapi kenapa Mama nggak bisa memaafkan Papah?" Tangan kecil Natasya mengusap sebelah pipi Bella dengan lembut.

"Kamu belum waktunya buat memahami hal ini sayang."

"Mama telat! Nata udah tahu apa yang Mama bilang belum waktunya Nata tahu."

Bella tersentak lalu memeluk Natasya dengan erat. Ia merasa bersalah atas apa yang terjadi pada anak semata wayangnya.

"Maafkan Mama, Nata. Diusiamu yang masih kecil ini kamu harus berpikir sampai sejauh itu."

"Kenapa Mama minta maaf? Mama nggak salah. Mama jangan sedih, kalau Mama sedih, aku juga sedih.."

"Kamu adalah sumber kekuatan Mama, malaikat kecil yang selalu menyadarkan Mama saat Mama melakukan kesalahan."

Bella mencium pelipis bocah kecil tersebut dengan begitu lama, ada rasa tidak tega dalam hatinya yang menjalar. Bella bukan seorang Mama yang baik karena ia membiarkan anaknya tahu mengenai permasalahan orang dewasa, dan bahkan Bella terus berbohong dengan menegaskan Andra bukanlah Ayah biologis Natasya meski sekarang bocah kecil itu sudah tahu dengan sendirinya.

Kriet

Suara pintu rumah yang dibuka menampilkan Zack yang baru datang ke rumahnya. Ia menatap Bella dan Natasya bergantian dengan sedikit kaget.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang