3 'Penyesalan'

13.3K 909 21
                                        

Halo Guys, aku kasih keterangan di awal ya. Kalo hurt ini bakal aku tambah bab nya, dan alurnya diubah dikit-dikit dari yang asli. Tapi ide nya masih tetap sama kok. Enjoy reading❤

.
.
.
.
.

~¤~

"Itu si Andra," bisik salah satu siswi di area kantin begitu ia melihat kedatangan seorang anak laki-laki yang tampak lebih dingin tidak seperti biasanya.

Andra dikenal cukup baik saat ada orang yang mengajaknya berbicara. Tapi kali ini, melihat tampang lelaki itu saja membuat teman-temannya sudah merasa takut.

Tidak ada Mike yang biasanya selalu ada dimanapun Andra berada, entah Mike menjauh atau justru memutuskan pindah sekolah juga. Namun yang jelas, meja Andra hanya dihuni olehnya seorang.

Lalu Bibi kantin mendekat dan menyimpan satu gelas jus alpukat pada meja Andra, ia hanya menggumamkan kata Terimakasih tanpa tersenyum sedikitpun.

"Katanya dia kayak gitu karena abis berantem sama si Bella," bisik siswi yang lain menanggapi ucapan siswi sebelumnya.

"Oh iya! Katanya si Bella langsung pindah waktu baru masuk lagi sehabis sakit."

"Pasti itu ada hubungannya sama si Andra, bagaimanapun kalau gue ada di posisi si Bella pasti gue juga gak tahan buat terus sekolah disini. Dia cewek yang kuat, bisa tahan sampai tahun terakhir bersekolah sama cowok yang benci setengah mati sama dia."

"Gue jadi kasian sama si Bella."

"Padahal si Bella itu cantik, baik, berprestasi. Kurang apa coba? Sayangnya karena masalah Mama nya dia, hidupnya jadi gak tenang."

"Gue gak sekelas sama si Bella aja gue bisa merasa kehilangan dia. Apalagi mereka yang satu kelas sama si Bella ya?"

Celetukan-celetukan orang-orang di kantin bisa Andra dengar baik. Rusak sudah citranya di depan mereka. Bahkan orang yang tidak pernah berani untuk membicarakan Andra saja mendadak memberikan penilaian bahwa Bella berhak untuk mendapat keadilan, dan Andra adalah sosok lelaki terkejam yang pernah ada.

Andra berdiri dari posisi duduknya, dan meninggalkan area kantin. Ia bahkan tidak meminum sedikitpun jus pesanannya.

Tapi alasan Andra pergi bukan karena ia mendengar pendapat orang tentangnya. Melainkan ia melihat adanya Liona, dan kenangan yang Andra rasakan setelah Bella tidak ada lagi di area sekolah, begitu melekat.

Biasanya ada Bella dan Liona yang mengganggu Andra dengan sapaan-sapaan kecilnya. Tapi kini orang yang Andra anggap pengganggu itu sudah benar-benar menghilang dari hadapannya.

Mike benar, seharusnya ia sudah siap dengan 2 opsi jika salah satunya Bella tidak mau menggugurkan kandungannya maka Andra harus siap untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Di belakang sekolah itu, Andra hanya diam dengan sebuah batu di genggaman tangannya lalu ia lemparkan ke arah pohon disana.

Tatapan Andra kosong, dan tubuhnya seperti tidak bertenaga. Mungkin itu faktor karena Andra baru masuk sekolah lagi setelah istirahat total selama 3 hari di rumah.

Berada di rumah pun tidak bisa membuat Andra benar-benar nyaman. Karena setiap kali ia beristirahat, Andra akan teringat dengan sosok Bella secara berulang-ulang.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang